Chapter Sembilan || Panik

40.3K 3.2K 104
                                    

ALGIO

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

SELAMAT MEMBACA❤️
TANDAI TYPO!

***

"Dimana sih?"

"Aduh gawat!"

"Kamu bodoh, Gey!"

Berbagai kata umpatan sudah dilayangkan oleh wanita hamil itu. Laci kamar apartemen Algio sudah berantakan karena ulah Geyra.

Wanita hamil itu memekik kala tiba-tiba perutnya sakit, wanita itu meluruh di samping ranjang yang masih berantakan belum di bereskan. Terlihat sekali kalau habis ada pertempuran yang sangat dahsyat.

"Kamu memang hina, jalang, murahan, gak punya harga diri." lirihnya menahan sakit.

"Kamu perempuan paling kotor sedunia." katanya parau. "Karena nafsu kamu melakukan kesalahan besar, Gey!"

Wanita itu terisak, dadanya terasa sesak. Bisa-bisanya semalam dia bodoh menandatangani perjanjian sialan itu, dan sekarang, Geyra harus apa? Geyra bingung.

Mengusap perutnya pelan, Geyra memandang sekitar kamar dengan dada yang sesak.

"Kamu mikir apa sih, Gey? Kan Algio emang pacar Nora." gumannya merasa sedih.

Bagaimana tidak sedih, dalam kamar yang semalam ia pakai dengan Algio, Geyra baru menyadari dalam kamar ini banyak sekali foto sahabatnya.

Tertempel di dinding dan di nakas, bahkan di atas ranjang ada foto yang tercetak sangat besar.

"Ingat, pernikahan ini hanya perjanjian." gumannya. Wanita itu menunduk, menatap perut datarnya. "Tapi, tenang aja, nak. Kamu tetep sama bunda, kamu gak bakal kemana-mana, kita tetep bersama."

Geyra terdiam sebentar, memikirkan rencana selanjutnya untuk menyelamatkan janinnya agar tetap bersamanya.

"Aku harus kabur." gumannya.

Geyra mengangguk, wanita itu beranjak dengan meringis pelan. "Perut aku kram." ringisnya pelan.

Berjalan bertitah, Geyra menuju pintu kamar dan membukanya.

Klek!

Deg!

Geyra menegang, wanita hamil itu menelan saliva susah payah.

Klek!

Klek!

Klek!

"Gak bisa dibuka!" lirihnya.

Tok! Tok! Tok!

"Al! Bukain!" teriaknya.

"Al! Jangan kurung aku! Tolong bukain!"

Ketukan pintu berubah menjadi gedoran. Sampai beberapa menit Geyra terus berteriak, memohon supaya dibukakan, tapi teriakannya tidak di dengar, seolah dalam apartemen ini hanyalah dirinya. Tak ada seorang pun.

ALGIEYRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang