Chapter Sepuluh || Merasa Jahat

42.1K 3.2K 193
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

SELAMAT MEMBACA❤️TANDAI TYPO!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SELAMAT MEMBACA❤️
TANDAI TYPO!

Rate 17+

***

Tiga hari Geyra tidak berangkat kuliah, tiga hari Geyra di kurung dalam apartemen mewah Algio, dan tiga hari pula Geyra di gempur habis-habisan oleh Algio seperti orang kesetanan.

Dengan wajah sayu dan letih hari iki Geyra memaksakan diri untuk kuliah, dengan perjuangan yang panjang memohon sampai mencium kaki Algio ternyata tidak lah sia-sia.

Kening gadis itu mengerut samar karena tiba-tiba rasa pusing menyerang.

"Pusing banget sih."

Cewek itu duduk di kursi yang ada di lorong, menyandarkan kepalanya di tembok dan memijit pelipisnya pelan.

"Apa mungkin ini karena aku tiga hari begadang terus," gumannya. Geyra menghela nafas berat, dengan sekuat tenaga cewek itu berusaha berjalan menuju kelasnya dengan wajah pucat.

Geyra bernafas lega karena dia sampai di kelas belum ada dosen, dengan terburu gadis itu masuk ke dalam. Tersenyum kecil saat mendekati Inka.

"Hai, Ka." sapanya sembari melambai.

Tapi Inka tidak menoleh sama sekali, cewek itu hanya melirik sekilas tapi langsung menatap arah lain.

Geyra jadi tersenyum kaku, cewek itu menurunkan tangannya dan membuka buku catatan. Dalam hati dia bertanya, ada apa dengan Inka?

"Materinya sampe mana, ya? Aku tiga hari gak berangkat soalnya." tanya gadis itu pada teman disebelahnya.

Inka mendengar itu sontak menoleh. Tak lama gadis itu mengangkat bahunya acuh.

"Terimakasih, ya." ucap Geyra setelah temannya memberikan catatan tiga hari sebelumnya. Geyra bersyukur karena tidak ada tugas tiga hari kemarin.

Dosen masuk, pelajaran dimulai.

Geyra berdesis pelan karena rasa pusing itu terus datang. Sampai pelajaran selesai, akhirnya Geyra tersenyum tipis, dia merasa lega. Geyra ingin cepat-cepat pergi ke kamar mandi, karena sejak di pertengahan pelajaran tadi rasa mualnya melonjak tinggi.

Dengan tergesa, Geyra memasukan semua buku dan alat tulis. Gadis berambut tergerai itu segera berlari keluar tanpa berbicara pada Inka.

Tanpa Geyra tau, sejak tadi Inka memperhatikan dirinya, dari berdesis memegangi kepala, memijit kepala pelan, dan membungkam mulut seperti orang ingin muntah.

"Kaya orang hamil."

***

Geyra bernafas lega karena sudah memuntahkan cairan yang sejak tadi ingin keluar, tapi sayang tubuhnya kini sangat lemas. Dengan sedikit kekuatan cewek itu mencoba bertumpu pada dinding sebelah wastafel.

ALGIEYRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang