25. Our Promise Under the Moon

680 52 63
                                    

Persetan dengan hubungan asmara, aku lebih suka sendiri.

-

-

-

Hai, semua!

Maaf karena keterlambatan up yang bener-bener telat.

Mau curhat dikit, jadi sebenernya harusnya gak selama ini update-nya. Keterlambatan update karena waktu itub aku ngetik dah sampai 2k kata, tapi gak kesimpen dan alhasil ilang gitu aja. Sebel banget, pengen nangis karena pas aku ngetik itu lagi dapet feel-nya banget.

Tapi aku juga gak bisa apa-apa lagi, akhirnya aku ketik ulang kayak gini.

Semoga suka, semua!

Selamat membaca!

@Our Promise Under the Moon@

"Saat ini, pemerintah dengan sibuk meningkatkan angka kelahiran bayi di negara kita. Pasalnya, banyak pasangan muda yang enggan untuk berumahtangga, atau memiliki seorang anak. Banyak juga muda-mudi yang lebih memilih untuk sendiri daripada memiliki pasangan hidup. Kebanyakan dari mereka beralasan bahwa karir adalah satu-satunya hal yang paling penting di dunia. Bahkan di antara mereka juga berkata bahwa pernikahan bukan hal yang menyenangkan dan menambah beban hidupnya. Untuk itu, pemerintah tengah mencanangkan sebuah usulan baru untuk menambah angka kelahiran di negeri ini. Mereka berkata bahwa akan memberi sejumlah uang untuk mereka yang memiliki seorang anak, dan akan diberi lagi dengan jumlah yang sama jika memiliki anak untuk kedua kali."

"Ya, kenapa kau menonton itu? Kau menyindirku?" Aku menoleh pada gadis yang tengah duduk di televisi dengan setoples keripik kentang di pelukannya. Gadis itu sendiri sekarang menoleh padaku, lalu mengerucutkan bibir dan menggelengkan kepala. "Aku tidak menyindir, kau merasa tersindir dengan tayangan ini?" Aku hanya menghembuskan napas panjang, kemudian kembali menatap layar laptop yang ada di depanku.

Sungguh, pekerjaanku masih banyak dan harus selesai besok. Sudah jelas aku tengah membutuhkan tempat yang damai dan nyaman, jauh dari gadis yang tengah mengunyah keripik itu dengan enteng tanpa dosa sama sekali. "Seul, aku serius kali ini." Aku menoleh lagi, lalu sedikit membulatkan mata karena melihatnya sudah berada di sampingku. Tangannya yang membawa ponsel terlihat sibuk, membuatku menautkan alis.

"Kau tahu, aku adalah biro jodoh terbaik di kampus. Akan aneh jika sahabatku sendiri belum memiliki pasangan di usia yang sudah tua sepertimu." Aku mendecakkan lidah, kenapa da selalu menyindir umurku? "Seul, lihat ini." Gadis itu memperlihatkan layar ponselnya ke depan wajahku. Di sana, ada sebuah foto yang menampilkan seorang pria yang memang terlihat tampan. Matanya bulat, hidungnya mancung, dengan bibir tipis yang tersenyum tipis dan tampan, wajahnya memang nyaris sempurna, menurutku.

"Dia satu sekolah denganku dulu. Dia baik, tapi sampai sekarang belum punya pasangan. Kalau kau mau, da bersedia melakukan kencan buta denganmu." Gadis itu terdengar bersemangat, jauh lebih semangat daripada diriku sendiri. Sambil menghela napas panjang, aku menoleh padanya dengan kedua alis yang naik. "Ya, Park Sooyoung, kau mempromosikan diriku untuk kencan buta?"

Sooyoung terlihat sedikit gugup setelahnya, membuatku yakin kalau ucapanku barusan adalah benar. Tapi secepat itu pula, gadis itu merengek dan memegang satu bahuku. "Aku melakukan ini untukmu sendiri. Kang Seulgi, kau harus segera punya pasangan. Usiamu tidak muda lagi, memangnya kau mau jadi perawan tua? Kau juga yang akan menyesal nantinya." Gadis itu menatapku serius, sementara aku hanya merotasikan bola mata dan menghadap ke depan. Bukannya apa, hanya saja aku memang tidak tertarik dengan yang namanya kencan buta.

a relationship || seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang