18. 2010

622 63 36
                                        

"Pembunuhan terjadi di Daerah B pada pukul delapan pagi. Korban merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri. Dua anak korban langsung dilarikan di rumah sakit karena luka ringan di beberapa bagian tubuh."

-

-

-

Hai, semua!

Kali ini aku bikin cerita yang terinspirasi dari film Korea yang aku lupa judulnya. Jadi kali ini genre-nya Thriller-Mistery, genre yang belum pernah aku buat sebelumnya.

Semoga suka dan selamat membaca!

@2010@

Darah, teriakkan, dan seorang gadis berusia 15 tahun yang menangis dan langsung berhambur memeluknya erat. Gadis itu terlihat sangat ketakutan dan memeluknya erat seolah dia adalah satu-satunya harapan yang dia punya, lalu memanggilnya dengan sebutan yang bahkan tidak pernah ada di dalam pikirannya sama sekali.

"Oppa, kau mau makan apa malam ini?" Gadis itu bernama Kang Seulgi, seorang gadis yang sekarang berusia 18 tahun yang cantik dan seolah menggantungkan hidup pada dirinya. "Eum, tidak usah masak aneh-aneh. Aku bawa makanan untuk makan malam." Pria dengan dasi di lehernya itu mengangkat tinggi-tinggi tangannya yang membawa kantung plastik berisi makanan yang tadi dibelinya di kedai kesukaan mereka berdua.

Perkenalkan, dia Park Jimin. Seorang pria berusia 23 tahun yang merupakan seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan. Jimin kemudian duduk di kursi makannya, membiarkan Seulgi mengambil beberapa piring dan alat makan lannya. Tangannya dengan lihai menyiapkan makanan yang baru saja dibelikan kakaknya.

Oh, sungguh, Seulgi sangat bahagia hari ini. Bagaimana tidak? Kakak kesayangannya itu membawakan makan malam berupa daging panggang, japchae, dan nasi goreng yang merupakan makanan kesukaannya. "Wah, kenapa kau membeli banyak makanan?" Seulgi yang sedaritadi menatap makanan di meja makan lantas mendongak, menatap Jimin yang sedaritadi juga menatapnya sambil menopang dagu.

"Hari ini aku dapat gaji, dan karena lembur akhirnya aku dapat lumayan. Jarang-jarang juga bisa membelikanmu makanan seperti ini, jadi anggap saja ini hadiah karena sudah mau hidup sederhana denganku." Mendengar itu, Seulgi lantas tertawa dan menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Ya, kau ini bicara apa? Lagipula kalau aku tidak tinggal di sini, mau tinggal di mana lagi? Keluargaku hanya tinggal Oppa, bagaimana bisa aku tinggal dengan orang lain?"

Jimin diam mendengarnya, pria itu hanya menarik senyuman tipis kemudian menundukkan kepala. Merasa bersalah pada gadis di depannya itu, bahkan dengan melihat senyumnya saja sudah berhasil membuatnya ingin menangis. Jimin sudah membuat kesalahan fatal di masa lalu, dan Seulgi tidak mengetahuinya sama sekali. "Kenapa wajahmu jadi seperti itu?"

Seulgi duduk di kursinya, lalu menatap kakaknya dengan alis yang bertautan. Sementara di depannya, Jimin sudah menghela napas panjang dan menggeleng beberapa kali. Pria itu berusaha untuk mengatakan hal lumrah agar gadis di depannya ini tidak curiga. "Eum, aku hanya sedikit merindukan ayah dan ibu," ucapnya kemudian. Hal yang lalu membuat Seulgi menunjukkan wajah murungnya.

Gadis itu menundukkan kepala, lalu menghela napas panjang. Kejadian menakutkan itu kembali berputar di kepalanya. Saat da mendengar suara teriakkan dari lantai bawah dan dia yang turun dari kamarnya dengan cepat. Hal pertama yang dilihatnya adalah ayah dan ibunya yang sudah tergeletak di lanta dengan darah yang membanjiri tubuh mereka. Waktu itu dia sangat takut, bahkan Seulgi berteriak histeris dan menangis sambil menutupi bibirnya dengan dua tangan yang gemetar hebat.

a relationship || seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang