Sore Pertama

10.5K 488 28
                                    

Happy Reading


********

"SAAAHHH!"

"Alhamdulillahi Robbil Alamin. Barokallahu lakuma, wa baroka alaykuma wa jama'alaykuma fii khoir."

Akhirnya sepasang anak Adam itu, kini resmi menjadi suami istri. Tidak ada pesta mewah atau sanak keluarga yang hadir dalam acara akad pernikahan mereka.  Hanya ada beberapa orang saja, yaitu kedua mempelai, pak Penghulu, dua orang saksi laki-laki dan kedua orang tua pengantin wanita.

"Bae-bae ye ame laki elu," ujar sang ibu yang ikut hadir dalam acara pernikahan putrinya.

"Iye, Nyak. Kalian juga pulangnye hati-hati di jalan," kata sang pengantin wanita yang masih menggunakan baju kebaya putih.

"Beh, jangan lupe obatnye di minum," perintahnya pada sang ayah.

Laki-laki berusia enam puluh tahun itu lalu memeluk putrinya, lalu berbisik, "Maafin Babeh ye, gara-gara Babeh elu harus nikah ame duda."

"Bukan salah Babeh kok, mungkin ni emang jalan takdir aye, Babeh ga usah ngerasa bersaleh gitu,"

"Tolong jaga si Leha, ya Tuan. Die putri kami atu-atunye," pesan Babeh pada menantu barunya. Laki-laki yang resmi jadi suami dari sang putri  itu hanya mengangguk.

"Ya udeh, Enyak ame Babeh pulang dulu. Assalamualaikum,"

"Waalaikum salam, hati-hati di jalan."

Setelah orang tuanya pergi, sang pengantin wanita tersebut kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia langsung meninggalkan suaminya yang masih berdiri di depan pintu.

"Tunggu!" ujar pengantin Laki-laki.

Si pengantin wanita langsung menghentikan langkahnya mendengar suara suaminya, dia pikir si Duda Arab itu tidak bisa bicara.

"Ape? Aye mau mandi,"

"Kamu ingin makan apa? Biar sekalian saya pesankan," tanya sang pengantin pria pada gadis yang baru beberapa jam lalu dia halalkan.

"Terserah," ujar sang pengantin wanita menaikkan bahunya cuek, lalu melanjutkan langkahnya masuk ke kamar mereka.

Mereka menikah bukan karena cinta atau perjodohan seperti di novel-novel. Siti Julaeha sang mempelai perempuan bersedia menikah dengan laki-laki bernama Gahtan Malik Aldama seorang duda berusia 35 tahun, hanya untuk membayar hutang bekas pengobatan Babehnya.

Sebelumnya Gahtan telah membuat perjanjian pra nikah dengan Leha, gadis yang sehari-harinya menjadi pengamen dari bus-ke bus di ibukota.

Dalam perjanjian itu setelah Leha melahirkan anak untuk Gahtan, mereka akan bercerai, dan hak asuh anak yang di lahirkan Leha jatuh ke tangan Gahtan sepenuhnya. Dan satu lagi, mereka harus merahasiakan pernikahan ini dari siapapun termasuk orang tua Gahtan. Hanya Enyak dan Babeh Leha yang tahu pernikahan ini.

Siang tadi mereka menikah di kediaman pribadi Gahtan di kompleks hunian elit, tepatnya perumahan Green Andara Residence yang terletak diperbatasan Jakarta Selatan dan Depok.
Belum ada yang tahu kalau mantan Duda Arab itu telah membeli rumah di kawasan elit, hunian para selebriti tanah air.

Selama ini Gahtan tinggal di apartment, kadang tinggal di rumah orang tuanya Noah dan Yuyun.

******

Orang tua Leha sudah kembali ke rumah mereka di kawasan Depok. Tinggallah sepasang suami istri yang baru menikah itu di rumah yang sangat besar berdua saja.

"TUAN!" suara cempreng Leha dari kamarnya.

"Anak itu," ujar Gahtan dengan terpaksa menghentikan kegiatan makan siangnya.

Mereka sepakat tidak akan tidur bersama, Gahtan tidur di kamar utama, sedangkan Leha tidur di kamar yang sudah di siapkan Gahtan untuk istrinya, tepatnya di samping kamar dia. Pria keturunan Indonesia Arab dan Turki itu bilang, dia yang akan datang ke kamar Leha jika ingin meminta hak-nya sebagai suami.

"Ada apa?" Gahtan melangkahkan kakinya masuk ke kamar sang istri, yang usianya 15 tahun lebih muda darinya.

"Kapan acara membuat baby-nya di mulai?" ujar Leha yang bersembunyi dibalik selimut di atas ranjang besi tempa.

"Apa kamu bilang?" Gahtan mengernyitkan mata mendengar ucapan prontal sang istri keduanya.

"Bikin baby!" seru Leha.

"Saya pikir kamu itu gadis polos, ternyata ...," belum sempat Gahtan melanjutkan ucapannya, tiba-tiba Leha membuang selimut yang menutupi tubuhnya.

"Apa yang ingin Anda katakan?" ujar Leha langsung berdiri di hadapan suaminya.  Ternyata gadis itu masih memakai pakaian lengkap, tanktop berwarna putih dan celana training hitam putih.

"Dengar ya Tuan Arab yang terhormat, walopun aye hidup di jalan, tapi aye masih PERAWAN. Aye bukan cewe murahan!" Leha terlihat begitu emosi.Ya meski dia sering ngamen bersama anak laki-laki badung, hidup di jalan tapi dia selalu menjaga kehormatannya.

"Kalau ga percaya ayo buktikan," Leha menantang suaminya. Sebenarnya dia bukan tipe perempuan yang agresif tapi mengingat laki-laki itu menikahinya hanya untuk mendapatkan keturunan, jadi Leha berpikir lebih cepat dia hamil itu lebih baik.

"Seharusnya di sini saya yang memerintah, kenapa jadi kamu," ujar Gahtan. Perempuan macam apa yang dia nikahi sebenarnya. Kalau orang tuanya tahu dia menikahi seorang gadis bar-bar seperti Leha, pasti mereka tidak akan pernah setuju. Apalagi sang ibu yang lemah lembut, sangat jauh berbeda dengan sifat Siti Julaeha.

"Tuan 'kan ingin cepat-cepat punya anak, mangkenye ayo buruan kite bikin." Leha menarik tangan suaminya.

"Tunggu, kamu mau kita melakukannya sekarang?" Leha mengangguk. Aneh, biasanya seorang gadis akan merasa gugup mengahadapi malam pertama, kenapa istrinya malam kelihatan begitu bersemangat. Gahtan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tapi tubuh kamu bersih 'kan? Saya tidak mau tertular virus."
Sebulan sebelum menikah, Gahtan memang sudah menyuruh Leha pergi ke salon dan spa untuk melakukan perawatan. Dia ingin tubuh Leha benar-benar bersih.

"Iye, sesuai keinginan Anda, selama sebulan ni, aye kagak pergi ngamen.
Mangkenye sekarang cepatan  kite bikin anak, biar aye cepat-cepat bisa ngamen lagi," ujar leha dan mulai menanggalkan pakaiannya.

"Semoga kamu bisa melayani saya dengan baik," ujar Gahtan, kemudian langsung membopong tubuh istrinya yang sudah polos ke atas ranjang. Peduli amat walau waktu masih sore, Gahtan akan menuruti keinginan istrinya yang bar-bar itu.

Leha tiba-tiba merasa tegang saat jemari kokoh Gahtan mulai menyentuh kulitnya, entah kemana keberanian yang tadi dia punya. Leha seketika merasa takut, apalagi melihat tubuh besar sang suami.

Bersambung

Gimana?
Semoga ga bosen sama kisah para Duda Arab :))))

Jangan lupa save ke library kalian ya 🤍🤍🤍

Selasa, 28 Des 2021
Tuti H Buroh

Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang