Sejak bertemu kekasihnya di restoran tadi siang, Leha terus menangis. Ia masih tidak percaya jika pacarnya ternyata sudah menikah. Hati Leha hancur berkeping-keping, laki-laki yang selama ini dia cintai mengkhianatinya.
Flashback
"Bang Mamat?!" ujar Leha.
"Leha, ngapain kamu ada di sini?" Mamat tampak kaget melihat Leha ada di tempat ini.
"Abang ngapain dimari?" Bukannya menjawab, istri duda Arab itu malah balik bertanya pada sang kekasih.
"Sayang, apa dia teman kamu? " ujar perempuan yang tengah berbadan dua itu di hadapan Leha.
"Iye, aye temannya bang Mamat," kata Leha.
"Oh, kenalin aku istrinya bang Rahmat." Wanita cantik itu lalu mengulurkan tangannya. Leha menerima uluran tangan wanita yang mengaku istri dari Rahmat kekasihnya.
"Udeh berape bulan, Mpok?" tanya Leha, sebisa mungkin dia menahan airmatanya agar tidak turun, meski hatinya begitu sesak.
"Lima bulan jalan, ini ngidam pengen jalan-jalan ke Australia. Untuk ayahnya pengertian, jadi mau menuruti keinginan debay."
Leha tidak bisa berkata apa-apa, ia dapat melihat jika wanita itu sangat di sayang oleh Rahmat.
Rahmat ternasuk orang yang berada, wajar kalau dia dapat memenuhi keinginan bayi mereka yang ingin jalan-jalan ke negeri Kanguru."Selamat ya, Mpok. Semoga kalian sekeluarga sehat selalu, dan di lancarkan persalinannya nanti." Kini Leha mengelus perut istri dari kekasihnya, oh bukan, mungkin mulai sekarang Mamat akan menjadi bekas pacar Leha.
"Amin. Makasih, ya. Semoga kalian juga bisa nyusul. Kalian juga lagi berbulan madu disini 'kan?" Leha menatap Rahmat sebentar lalu mengangguk. Sedangkan Gahtan tidak ikut bicara, karena merasa ini bukan masalahnya, dia akan membuka suara jika Leha membutuhkan bantuannya.
"Maaf, ye. Waktu kalian nikah aye kagak dateng," ujar Leha pura-pura tidak enak hati.
"Ga apa-apa, lagian tidak ada pesta mewah, hanya keluarga besar kita saja. Maklum, kita menikah karena di jodohkan. Awalnya saya dan Mas Rahmat tidak saling cinta, tapi karena seringnya kita bersama, benih-benih cinta itu tumbuh dan ya, ini buah cinta kami," jelas istri Rahmat panjang lebar.
"Sekali lagi aye ucapin selamat, Bang. Moga pernikahan Bang Mamat langgeng." Leha tidak kuasa lagi menahan rasa sakitnya. Setelah mengucapkan selamat pada mantan kekasihnya, dia berlari meninggalkan mereka. Melihat istrinya berlari, Gahtan langsung mengejar Leha. Pasti wanita itu lupa kalau saat ini mereka berada di luar negeri, bisa-bisa nyasar karena tidak tahu jalan.
"Leha!" panggil Rahmat. Dia juga ingin mengejar pacarnya itu, tapi urung karena takut membuat istrinya bertanya-tanya.
"Kenapa dia nangis, Bang?" tanya istri Rahmat, laki-laki menaikkan bahunya, dia yakin Leha pasti sangat kecewa padanya.
"Mungkin lagi berantem sama suaminya," ujar Rahmat asal. Ngomong-ngomong, Rahmat juga penasaran dengan pria yang bersama Leha. Siapa laki-laki itu? Pacar Leha? Bukan. Karena salama ini Leha pacar dia.
"Sepertinya suami teman Abang itu kelihatan lebih tua dari teman Abang barusan, pasti dia sangat dewasa."
"Abang ga tau. Udah yuk, kita pulang atau masih mau jalan-jalan ?" Istri Rahmat itu mengangguk pelan.
"Kami masih ingin jalan-jalan, Yah."
"Oke. Kita jalan-jalan."
Rahmat menikah dengan wanita pilihan orang tuanya sekitar dua tahun lalu. Seperti yang di katakan istri Rahmat tadi, awalnya mereka tidak saling cinta, hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Rahmat sendiri tidak bisa melepas Leha begitu saja. Oleh karenanya, dia masih menjadi pacar Leha hingga detik ini. Meski pacaran, tapi akhir-akhir ini hubungan Rahmat dan Leha memang agak renggang. Sempat ingin berkata jujur pada Leha, tapi Rahmat belum siap kehilangan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)
Kısa HikayeCerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan dalam penulisan nama tokoh tempat dan lainnya, semua terjadi tanpa ada unsur kesengajaan. Squel dari Istri Kontrak "Kamu menjadi istriku hanya sampai melahirkan anakku, setelah itu kamu beb...