Mommy Daddy

3.1K 309 7
                                    

"Daddy kagak bakalan misahin aye ame Gala, 'kan?" Leha mendongakkan kepalanya menatap wajah sang suami yang duduk di sampingnya. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Apa maksud kalian." Yuyun yang mendengar ucapan menantunya langsung menatap tajam dua sejoli yang kini bergelar sebagai ayah dan ibu tersebut.

"Gahtan Malik!"

Gahtan menghela nafas, ternyata Leha belum sepenuhnya percaya padanya, tapi wajar sih, mengingat dulu dia yang memaksa wanita itu untuk menikah dengannya.

"Apa kasih sayang dan perhatianku selama ini belum cukup sebagai bukti kalau Daddy benar-benar mencintai kamu, Leha?" Gahtan menggenggam tangan sang istri. "Tidak akan ada perpisahan diantara kita. Maaf kalau dulu pernah memaksa kamu menikah dengan Daddy." Ayah satu anak itu tersenyum lebar kemudian menatap satu persatu kedua orang tua dan mertuanya.

"Saya tidak akan pernah menceraikan Leha. Saya mencintainya dan selamanya akan seperti itu. Ada atau tidaknya Gala diantara kami, saya sudah berjanji pada diri saya sendiri, akan tetap bersama Leha sampai maut memisahkan kami," ujar Gahtan meyakinkan orang-orang diruangan itu.

"Alhamdulillah, semoga Allah selalu memberkahi rumah tangga kalian." Yuyun langsung mendekati brankar menantunya dan memeluk ibu dari Gala itu erat. "Mulai sekarang, jangan pernah ragukan Gahtan, dia sangat mencintai, Leha."

Wanita yang baru saja menyandang status ibu tersebut mengangguk. Setelah mendengar pengakuan suaminya, sekarang Leha benar-benar yakin jika Gahtan mencintainya, begitu juga dengan dirinya yang sudah move on dari Mamat. Jadi, saat ini hanya ada dua laki-laki yang sangat berarti dalam hidup Leha.

"Maaf, kalo aye udeh su'udzon."

"Dimaafkan, asal kamu mau hidup bersama Daddy sampai akhir hayat kita."

"Aye mau."

"Mau apa?" Gahtan sengaja menggoda sang istri.

"Hidup ame daddy-nya Gala."

Semua orang yang ada di ruangan yang berukuran 32 m² tersenyum bahagia, berharap rumah tangga anak-anak mereka langgeng.

****

Malam ini hanya Gahtan yang menemani istrinya dirumah sakit, orang tua dan kedua mertuanya sudah kembali kerumah mereka.

"Jagoan Daddy masih laper, ya?" ujar Gahtan pada Gala yang sedang menyusu langsung dari ibunya. "Pelan-pelan dong, Sayang, miminya. Daddy ga bakalan minta."
Pria itu gemas melihat putranya begitu lahap meminum ASI.

"Jangan diganggu, biarin minum susu." Sekarang Leha sudah terbiasa menyusui anak yang ia lahirkan beberapa jam lalu itu, ASI-nya juga keluar banyak.

Diawal kehamilannya Leha pernah berpikir, apakah ia akan memberikan bayinya ASI atau tidak, karena dulu hubungannya dengan sang suami masih belum jelas. Wanita bernama lengkap Siti Julaeha itu sangat takut akan dibenci anaknya ketika dia besar nanti, karena dianggap telah membuangnya seperti yang dilakukan oleh orang tua Leha dulu. Ya saat ini Leha membenci orang tua kandungnya yang tak tahu dimana rimbanya sekarang.

"Cakepnye anak Mommy." Leha mencium pipi Gala, ditatapnya erat wajah tampan putra pertamanya, kadang ia masih tidak percaya kalau bayi mungil dipangkuannya adalah bayi yang selama sembilan bulan sepuluh hari hidup didalam rahimnya. "Kalo misalnye, Gala mirip aye, ape die akan ganteng?"

"Ya jelaslah, Mommy kan juga cantik, meski tidak mirip sama Daddy, anak-anak kita pasti ganteng dan cantik."

Walau kulit Leha tidak terlalu putih, tapi wajah ibu satu anak itu memang cantik, apalagi ia mempunyai hidung bangir. Entah siapa orang yang tega membuang Leha bayi ditempat sampah.

"Kita berdua memang partner yang hebat dalam bekerja sama membuat anak, lihat aja hasilnya. Tampan paripurna," kata Gahtan bangga. "Tapi mulai sekarang Daddy harus ngalah jadi yang kedua."

"Siape bilang, aye kagak bakal ngeduain Daddy, kok." Leha mengusap wajah sang suami.

"Bohong, buktinya Gala minta mimi sekarang langsung dikasih, kalo Daddy yang minta? Ga akan dikasih sekarang 'kan?"

Leha langsung memukul bahu suaminya saat paham maksud perkataan daddy Gala itu. "Awww, sakit, Sayang. Benarkan, Daddy mah sekarang nomor dua?"

"Au ah. Jangan didenger Daddy mah, ye." Wanita berusia dua puluh satu tahun itu kembali mencium si sulung.

****

"Daddy beli sarapan dulu, ya. Kamu mau apa?" Gahtan sudah bangun sejak tadi pagi, sedangkan Leha baru saja bangun. Gahtan mengambil cuti selama satu minggu untuk libur kerja.

"Aye pengen bubur ayam, bubur nyang dirumah sakit kagak enak, hambar."

"Ya udah, Daddy pergi. Sebentar lagi suster akan membawa Gala kesini untuk disusui." Putra mereka memang semalam tidur dikamar bayi, jadi mereka hanya tidur berdua.

Gahtan mencium kening sang istri sebelum keluar mencari sarapan, "Mau beli apa lagi?"

Leha menggeleng, "Nanti aja, sekarang ga pengen ape-ape."

Kata dokter mungkin sore ini Leha dan bayinya sudah bisa pulang kerumah, karena keadaan keduanya sehat. Orang tua mereka juga tidak akan kembali kerumah sakit, katanya para kakek dan nenek itu sibuk menyambut kepulangan Gala Putra Malik Aldama.

Setelah kepergian Gahtan, masuk dua orang laki-laki dan perempuan memakai baju perawat. Leha mengernyit bingung karena mereka bukan perawat yang membantunya selama ini.

"Kalian perawat baru?" tanya Leha.

Kedua orang itu saling pandang lalu mengangguk. "Iya, Nyonya."

"Bayi aye mana?"

"Bentar lagi akan dibawa kesini," ujar salah satu dari mereka.

"Maaf, sebelumnya kami harus melakukan ini." Tiba-tiba laki-laki yang memakai baju perawat itu mengeluarkan suntikan dari dalam sakunya.

"Itu ape? Kenapa aye mau disuntik?" Mereka tidak menjawab, setelah menyuntikan sesuatu pada tangan Leha, tak lama kemudian wanita itu kehilangan kesadarannya.

"Ayo cepat kita bawa dia sebelum suaminya datang."

****

Sudah hampir setengah jam Gahtan mencari keberadaan istrinya, saat kembali setelah membali sarapan, Gahtan tidak menemukan keberadaan Leha di kamarnya. Dia langsung pergi keruangan bayi, mungkin Leha pergi bertemu putra mereka, tapi hasilnya nihil, ibu Gala itu tidak ada disana. Saat ini Gahtan sedang berada diruang CCTV, dia juga sudah menghubungi Noah dan mengatakan kalau Leha tidak ada dirumah sakit.

"Siapa mereka?" Gahtan melihat dua orang yang memakai baju perawat mendorong brankar istrinya keluar dari kamar.
"Mereka telah membawa istri saya." Tangannya mengepal kuat, siapa yang berani mengusik keluarganya. Ini sudah termasuk peculikan.

"Kita harus segera lapor polisi."

"Leha, Sayang. Semoga kamu baik-baik saja."

Bersambung,

Sabtu, 16 April 2022
THB

Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang