"Sebenarnya, siape Anda ini Tuan?" Ibu satu anak itu yakin, kalau orang yang berada di hadapannya mengenal dirinya.
"Saya adalah kakek kamu," ujar laki-laki tua itu.
"Kakek?!"
"Ya, saya adalah kakek kamu, ayah dari ayah kandungmu."
Leha menggeleng sambil menutup mulutnya, dia tidak percaya kalau pria ini mempunyai hubungan darah dengannya. "Aye cuma punya Enyak ame Babeh."
Laki-laki yang mengaku kakek Leha itu langsung memeluk cucunya, "Maafkan kakek."
"Kenape kalian membuang aye ditempat sampah." Leha tidak memberontak saat sang kakek memeluknya, dia menangis dalam dekapan laki-laki tua itu. "Aye benci kalian!"
"Orang tuamu tidak pernah membuangmu, Nak."
Leha menguraikan pelukannya, dia menatap lekat kakeknya meminta penjelasan. "Bagaimana Anda tau kalo aye cucu Anda?"
"Baiklah, kakek akan menceritakan kejadian dua puluh satu tahun yang lalu."
Flashback
Malam itu disebuah rumah mewah, sepasang suami istri sudah siap pergi kerumah sakit karena sebentar lagi putri mereka akan lahir.
"Pah, cepetan," ujar perempuan cantik yang sejak tadi menahan sakit di perutnya. Sebut saja namanya Aniza Winata, istri dari Ilham Winata.
"Ayo! Mobil udah siap." Ilham langsung menuntun istrinya masuk ke dalam mobil.
"Riko kamu ikut saya dibelakang," titah Ilham pada asisten pribadinya.
"Baik, Pak." Orang yang bernama Riko itu segera mengambil mobilnya lalu mengikuti sang majikan di belakang.
Jarak antara kediaman Ilham dan rumah sakit cukup jauh. Malam itu hujan turun dengan begitu deras. Ilham mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi karena ingin cepat-cepat tiba di rumah sakit.
"Sabar, ya Sayang. Sebentar lagi kita nyampe," ujar Ilham sambil mengelus perut sang istri.
"Mamah udah ga kuat lagi, Pah. Sepertinya putri kita sudah mau keluar."
"Ahhhh!" teriak Aniza, sepertinya bayi dia sudah tidak sabar keluar.
Karena terlalu panik, Ilham tidak dapat mengendalikan mobil yang ia kemudi ditambah jalanan licin, membuat mobil yang mereka tumpangi menabrak pembatas kalan dan terguling-guling.
Kedua pasangan suami itu terjebak dalam mobil. "Sayang kamu tidak apa-apa?" Ilham mencoba keluar dari mobil dan menyelamatkan istrinya.
"Sa-kit, Pah. Ma-mah u-dah ti-dak ku-at lagi. Aaaaaa ....!"
Oek ..., oek ..., oek!
"Tuan ! Nyonya! Kalian tidak apa-apa?" Riko segera menghampiri mobil majikan. Dia satu-satunya saksi yang melihat kecelakaan itu.
"Riko, tolong selamatkan putriku. Cepat bawa dia kerumah sakit," ujar Ilham. Sedangkan Aniza sudah tidak sadarkan diri. Mereka berdua tidak bisa keluar dari mobil.
Riko mencari cara untuk mengeluarkan bayi kecil itu, tak butuh waktu lama, akhirnya pria itu dapat mengeluarkan anak dari majikannya.
"Cepat pergi, mobil ini akan segera meledak!"
Laki-laki berusia tiga puluh lima tahun itu langsung menjauh dari mobil Ilham.
Duarrrrrrr
Sambil memeluk bayi perempuan yang lahir beberapa menit lalu itu, Riko menyaksikan mobil majikannya terbakar. Dia belum menghubungi siapa pun, kalau Ilham Winata dan istrinya kecelakaan.
"Aku harus segera menghubungi Tuan Adnan," ujar Riko. "Tapi tunggu dulu, aku punya sedikit rencana," lanjutnya. Sebuah ide terbesit di benaknya.
Riko kemudian pergi meninggalkan tempat kejadian menuju ke suatu tempat.
"Kamu tidak pantas hidup dikeluarga Winata, kenapa kamu tidak mati saja bersama orang tuamu," kata Riko pada bayi perempuan disampingnya.
"Maafkan saya tuan Ilham, putrimu akan saya buang."
Ya, orang yang membuang Leha ditempat sampah adalah asisten pribadi ayah kandung Leha. Dengan kejamnya ia membuang bayi yang tak berdosa di tempat pembuangan sampah, tepatnya didekat rumah orang tua Leha yang sekarang.
"Mulai sekarang, tempatmu disini bersama para gembel, bila perlu kamu mati saja Nona muda yang cantik."
******
Tiba di rumah sakit Riko segera menghubungi Adnan, ayah kandung Ilham. Sehari sebelumnya, istri Riko juga melahirkan putri mereka, kebetulan istrinya masih dirawat di rumah sakit ini.
"Kamu mau kan anak kita jadi orang kaya?" tanya Riko pada istrinya.
"Mau, emang Abang naik jabatan?"
"Bukan. Mulai sekarang, putri kita akan hidup seperti putri Raja di keluarga Winata." Riko tersenyum licik. Dia sudah memutuskan, memberikan putrinya pada Adnan dan mengatakan kalau bayi itu anak Ilham dan Aniza.
"Tapi, Bang ...."
"Ga usah tapi-tapian, kita masih bisa merawat putri kita."
Meski sedikit berat memberikan bayinya pada orang lain, akhirnya istri Riko setuju dengan ide suaminya.
Sembilan belas tahun berlalu. Rencana Riko berjalan dengan lancar dan tidak ada satu orang pun yang tahu, jika putri yang dirawat di keluarga Winata adalah anaknya. Hingga suatu hari semua terbongkar. Hari itu putri Riko kecelakaan dan membutuhkan tranfusi darah. Karena darah anak yang selama ini dia rawat berbeda dengan darah keluarganya, membuat Adnan curiga. Setelah melakukan test DNA akhirnya semua rahasia terbongkar, satu-satunya orang yang tahu kejadian malam itu hanya Riko.
Adnan sangat marah pada asistennya itu, setelah dipaksa dan diancam, Riko mengakui semua perbuatannya. Riko mendapatkan hukuman dari Adnan karena sudah membohonginya selama ini. Riko dan istrinya dikirim ke luar kota tanpa sepeser uang, Adnan membiarkan mereka terluntang-lantung dijalan.
Sedangkan untuk anak Riko, Adnan masih membiayi hidupnya, karena laki-laki itu sudah terlanjur menyayangi gadis itu. Tapi dia tidak akan memberikan sepeserpun hartanya.
Adnan mulai mencari keberadaan cucu kandungnya, dimulai dari tempat dimana Riko membuang bayi malang itu. Dengan uang dan kekuasaannya, Adnan dengan mudah mendapatkan informasi dimana cucunya berada, dia sangat bersyukur karena ada orang baik yang mau merawat bayi yang begitu dinantikan oleh putranya selama ini.
Adnan tahu kalau Leha adalah cucunya dia juga sudah melakukan berbagai macam test dan hasilnya memang benar kalo gadis yang kesehariannya mengamen itu cucu dia yang telah dibuang oleh Riko. Hari dimana Adnan akan mengakui kalau dia adalah kakek Leha, hari itu pula, Leha menikah dengan Gahtan. Jadi Adnan menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya. Awalnya dia senang karena cucunya menikah dengan salah satu pengusaha, tapi ketika dia tahu kalau Gahtan menikahi Leha hanya demi anak, Adnan marah besar, dia terus mencari cara untuk memisahkan cucunya dari mantan duda Arab tersebut.
Flashback End
******
"Jadi aye bukan anak haram?"
"Bukan, Nak. Butuh waktu lima tahun untuk kamu hadir diantara orang tuamu. Ayah ibumu saling mencintai, kamu sama sekali bukan anak haram."
Leha menitikkan airmatanya, jadi selama ini dia salah menilai ayah ibunya. Ternyata orang tuanya begitu menyayanginya. Dia bukanlah anak hasil perselingkuhan atau anak hasil pemerkosaan atau anak hamil diluar nikah lainnya.
"Mulai sekarang kakek akan memberikan kasih sayang yang seharusnya kamu dapatkan dari dulu. Kakek akan memberikan apapun yang kamu mau."
"Pertama-tama kita urus dulu perceraian kamu dengan laki-laki itu."
Bersambung,
Selasa, 19 April 2022
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)
Short StoryCerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan dalam penulisan nama tokoh tempat dan lainnya, semua terjadi tanpa ada unsur kesengajaan. Squel dari Istri Kontrak "Kamu menjadi istriku hanya sampai melahirkan anakku, setelah itu kamu beb...