Sudah satu bulan lebih Leha menjadi istri rahasia sang Duda Arab. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat, apalagi setelah Leha tahu kalau pacarnya sudah menikah dengan wanita lain. Sedikit demi sedikit perempuan bernama asli Siti Julaeha itu mulai melupakan mantan kekasihnya. Ini merupakan kesempatan Gahtan mengambil hati istrinya, karena dia tahu hati Leha masih mencintai Rahmat.
Gahtan juga akan secepatnya memperkenalkan sang istri pada keluarga besar Noah, dia masih mencari waktu yang tepat untuk berbicara pada kedua orang tuanya, agar Leha di terima dengan baik.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Gahtan saat melihat Leha keluar dari kamar mandi.
Leha memberikan tiga buah testpack pada suaminya," Garis satu," ujar Leha lesu, kemudian duduk di tepi ranjang king size miliknya.
"Jangan sedih, mungkin belum rezeki kita." Gahtan mendekati istrinya lalu duduk di samping wanita yang ia nikahi enam minggu lalu itu. Mencium bahu polos Leha, kemudian berkata "Kita tetap berdoa dan berusaha."
Kemarin Leha meminta suaminya membeli alat test kehamilan, dia ingin tahu apa bayi mereka sudah ada atau belum di perut Leha.
"Padahal hampir tiap hari kite bikin baby, tapi ga jadi-jadi." Leha mengerucutkan bibirnya. "Ape mungkin aye mandul?"
Gahtan langsung membungkam bibir istrinya, "Hussst! Ga boleh ngomong gitu, kita 'kan baru sebulan nikah, wajar kalau baby-nya belum jadi juga."
"Daddy 'kan nikahi aye karna pengen punya anak, bagaimana kalau aye ga bisa bunting juga. Huaaaaa." Leha menangis, dia merasa gagal menjadi perempuan karena belum juga hamil. Padahal Benar kata Gahtan, mereka baru menikah wajar kalau sampai saat ini wanita itu belum hamil.
"Itu hanya alasan saya saja ingin mempunyai anak, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya mencintai kamu, Leha." Pria berusia tiga puluh empat tahun itu membawa sang istri kedalam dekapannya.
"Kalo aye kagak bunting-bunting, apa Daddy akan nyerein aye?" Leha mendongakkan kepalanya agar bisa menatap wajah mantan duda Arab itu.
Cupp
Gahtan mengecup pipi Leha, "Ada atau tidaknya anak di antara kita, saya tidak akan pernah menceraikanmu."
"Atau Daddy mau kawin lagi?" Mata Leha mulai berkaca-kaca. "Tapi aye redho Lillahi Ta'ala, kalo Daddy mau kawin lagi. Redho kalo aye punya madu. Hiks ... hiks" Leha kembali menangis.
"Ya Allah, Siti Julaeha, kamu ngomong apa sih? Siapa yang mau nikah lagi?" Gahtan mencubit pipi istrinya yang sedikit tembem.
"Udah saya bilang, kamu itu tidak mandul, hanya saja Tuhan belum ngasih kita kepercayaan memiliki baby saat ini."
"Kayenye kite harus lebih rajin lagi bikin baby-nye. Biar cepat-cepat jadi."
"Ga usah terburu-buru, santai aja. Kita nikmati waktu berdua, sebelum anak-anak onta lahir," Gahtan terkekeh.
"Tau nih, burung onta kenape belom betelur juga sih." Tangan Leha menggenggam benda yang sering membuatnya menjerit nikmat.
"Awww, sakit, Sayang. Jangan di kencang-kencang pegangnya," ujar Gahtan meringis saat Leha menggenggam kuat 'miliknya'.
"Maaf. Siape suruh, die lama banget betelurnye." Jemari lentik Leha masih bermain di bawah sana.
"Daddy pengen lagi, ye. Die bangun lagi, ni. Padahal aye baru selese keramas."
Gahtan menghela nafas, lalu berkata pada istri ajaibnya, "bagaimana tidak bangun, orang kamu yang bangunin."
Leha terkikik mendengar penuturan sang suami. " Hari ni, Daddy ke kampus jam berape?"
"Mungkin nanti jam sepuluhan."
"Masih ada waktu dua jam buat nidurin burung kesayangan aye," ujar Leha sambil menaik-turunkan alisnya. "Aye masukin dulu ke kandang ye, takut terbang dan hinggap ke mahasiswi-mahasiswi cantik di kampus."
"Kalau saya mau, sudah dari dulu nyari perempuan di luar sana, buktinya ga ada perempuan yang bisa ngambil hati saya kecuali kamu."
"Abang cuman demen ame elu Leha," ujar Gahtan dengan logat Betawi.
"Aye juga demen ame Abang."
"Nanti siang, aye mau maen ke rumah Enyak Babeh, boleh ye?"
"Biar sopir yang antar kamu."
"Oke. Tapi aye mau nginep."
"Iya, boleh. Saya juga mau nginep di rumah ayah. Besok siang saya yang jemput kamu."
******
Setelah selesai mengajar, Gahtan kembali ke kediaman orang tuanya. Yuyun memintanya untuk datang, malam ini ada acara makan malam bersama di rumah Noah.
"Kirain udah lupa pulang, Gahtan Malik!" ujar Yuyun ketika putra keduanya datang. Pasalnya sudah beberapa minggu ini, Gahtan jarang pulang ke rumah mereka, adik kandung Yumna itu mengatakan kalau dia sibuk, jadi memilih pulang ke apartment.
"Maaf, Bun. Tata jarang pulang, sibuk soalnya." Tata adalah nama kecil Gahtan. Saat ini mereka sudah berkumpul di ruang makan. Ada Aya dan Rayyan juga hadir malam ini, serta para sepupu Gahtan, anak saudara-saudara Noah.
"Sibuk mulu, kapan nikah?" cetus Aya. Wanita yang kian renta itu terlihat masih bugar di usianya yang semakin sepuh. "Oma ingin gendong anak kamu sebelum Oma pergi, Ta."
"Kalian tenang aja, Tata bakal kenalin seseorang secepatnya."
"Dari dulu kamu ngomongnya gitu terus, tapi ga ada satu perempuan pun yang kamu bawa ke rumah," kata Yuyun. Pernah terpikir olehnya jika Gahtan tidak lagi suka pada perempuan, karena sudah belasan tahun putranya itu menduda. "Kamu normal 'kan, Ta?"
"Ya ampun, Bun. Anak laki-lakimu ini masih normal, belum menikah lagi bukan berarti aku bengkok, ya." Gahtan tahu keluarganya khawatir, karena sampai saat ini dirinya belum menikah kembali setelah bercerai dengan sang istri pertama.
"Atau gini aja, bagaimana kalau Opa cari istri buat kamu, Opa akan jodohin kamu dengan salah satu cucu perempuan saudara, Opa?" Rayyan ikut bicara.
"Syukron, Jeddi. (Terimakasih, Kakek). Tapi aku sudah punya calon," ujar Gahtan, lalu menatap sang ayah yang sejak tadi hanya diam. Biasanya laki-laki paruh baya itu juga ikut menyuruhnya menikah lagi.
"Ibun setuju dengan Opa kamu, nanti Ibun sama Oma Aya yang akan memilih calon istri kamu," seru Yuyun. "Atau kamu nikah sama Lilis aja, tetangga kakek-nenek kamu di Bandung."
"Dia cantik, baik, dari keluarga baik-baik."
Gahtan menggeleng. " Minggu depan aku akan membawa seseorang kesini."
"Kita liat aja, kalau kamu bohong, kami yang akan menjodohkan kamu."
"Deal."
Bersambung,
Jumat, 11 Feb 2022
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)
Short StoryCerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan dalam penulisan nama tokoh tempat dan lainnya, semua terjadi tanpa ada unsur kesengajaan. Squel dari Istri Kontrak "Kamu menjadi istriku hanya sampai melahirkan anakku, setelah itu kamu beb...