Ibu Mertua 2

2.9K 368 25
                                    

Leha sudah ditangani oleh dokter. Tadi Gahtan terpaksa harus menggendong istrinya ke rumah sakit, karena jalanan macet. Lumayan jauh, tapi pria itu tidak peduli yang penting istrinya segera pendapatkan pertolongan. Kini sudah hampir setengah jam Leha berada di ruang UGD, belum ada tanda-tanda dokter akan keluar. Yuyun juga belum tiba di rumah sakit, Gahtan menyuruh ibunya tetap berada di mobil bersama sopir mereka. Pasti mereka sekarang masih terjebak macet.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dokter?" ujar Gahtan ketika dokter keluar dari ruang UGD.

"Alhamdulillah, istri Anda sudah lebih baik sekarang. Untung dia cepat di tangangi, kalau terlambat sedikit saja, keduanya tidak akan tertolong."

"Lalu bayi saya?"

"Bayi Anda juga kuat."

Gahtan mengucap syukur karena istri dan anaknya selamat, "Sebenarnya istri saya kenapa? Kok tiba-tiba keluar darah?"

Laki-laki itu panik setengah mati, saat melihat darah dan Leha tidak sadarkan diri. Takut terjadi sesuatu buruk pada salah satu dari mereka atau keduanya.

Dokter bertag nama Cecilia itu tersenyum, lalu berbisik, "Istri Anda tidak apa-apa, mungkin kalian terlalu bersemangat nengokin bayinya."

"Hah?! Maksud dokter, istri saya pendarahan karena saya?"

Dokter Cecilia mengangguk. "Mungkin untuk beberapa bulan kedepan, Anda harus terbiasa puasa, sampai kandungan istri Anda, kuat."

Gahtan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ba-baik, Dok."

'Apa? Jadi, Leha pendarahan karena aku?' ujar Gahtan dalam hati.

'Perasaan tadi kita pelan-pelan deh.' Gahtan menghela nafasnya, mungkin karena terlalu bersemangat melepaskan rindu, hingga tak sengaja menyakiti bayinya.

"Boleh saya menemui istri saya, Dokter."

Dokter mengangguk. "Boleh, Pak. Istri Anda sudah sadar."

"Terimakasih banyak."

"Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya pamit, jika ada apa-apa pada  pasien, segera hubungi kami."

Gahtan bergegas masuk ke dalam ruangan dimana Leha berada, benar saja, istrinya itu sudah sadar, hanya terlihat pucat.

"Apa kabar, Sayang." Mantan duda Arab itu mencium kening sang istri.

"Alhamdulillah, mendingan," ujar Leha, ia mengisyaratkan Gahtan untuk duduk di sampingnya. "Ibu kemane?"

"Mungkin sebentar lagi nyampe, kejebak macet."

"Trus, siape nyang bawa kite kemari?"

"Daddy yang gendong kamu, dari lampu merah depan sampai rumah sakit."

Leha menganga tak percaya, "Aye 'kan berat. Emang Daddy kuat?"

"Buktinya kamu ada disini."

"Caya dah, lakinye siape dulu. Bang Gahtan emang tebes. Kaye Samson Betawi," Calon ibu muda itu mengacungkan kedua jempolnya.

"Tapi, tadi dokter bilang juga ame Daddy, kenape aye bisa pendarahan?"

Gahtan menganguk, "Yah, jadi Daddy ga bisa jenguk anak onta, dong."

"Cuma beberapa bulan, kok."

"Padahal kite baru bertemu setelah LDR-an lama."

"Demi bayi kita, yang penting kesehatan anak onta." Gahtan juga ikut-ikutan menyebut anaknya dengan sebutan bayi onta.

"Ehemm." Suara Yuyun mengagetkan keduanya.

"Ibun sudah sampai." Gahtan segera menghampiri ibunya.

"Belum. Ya sudahlah, kalau belum sampai mana bisa Ibun ada disini." Yuyun berjalan mendekati brankar menantu perempuannya.

Leha masih tidak berani menatap sang mertua, ucapan Yuyun masih membekas di ingatannya.

"Apa kabar?" tanya wanita yang bernama lengkap Yunisha Zahrani itu.

"Aye?" Leha mendongakkan kepalanya. "Alhamdulillah," ujarnya gugup.

"Apa kata dokter?" Kini ibu tiga anak itu menatap putranya. "Apa yang menyebabkan istrimu pendarahan?"

"Anu ..., kata dokter ...." Gahtan tidak tahu harus ngomong apa pada ibunya. Apa dia harus jujur dengan apa yang dikatakan dokter padanya?

"Kate dokter, Daddy ga boleh nengokin bayi kite dulu untuk beberapa bulan," ujar Leha. Yuyun sontak membulatkan matanya menatap horor sang putra.

"Maaf, Bun." Pria berusia tiga puluh lima tahun itu tersenyum tanpa dosa.

"Ibun akan tinggal dirumah kalian mulai sekarang," ujar Yuyun santai.

"Apa?!"

"Ya, setelah Leha keluar dari rumah sakit, Ibun akan tinggal dengan kalian berdua, atau kalian yang tinggal bersama dirumah Ibun."

Leha dan Gahtan saling pandang. "Keputusan tidak bisa diganggu gugat!"

Bersambung,
Sabtu, 19 Maret 2022
Tuti H Buroh

Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang