"Tidak ada yang akan tinggal di rumah ini. Gea cepat bawa anak-anak kamu pergi dari rumahku!" Gahtan sudah tidak ingin lagi berurusan dengan mantan istrinya itu.
"Kamu tega, Mas, ngusir kami malam-malam seperti ini. Kamu tidak kasihan pada mereka yang masih kecil? Kamu boleh benci sama aku, tapi jangan benci anak-anakku. Mereka anak yatim." Gea terus menangis berharap Gahtan mau menerima mereka di rumah ini.
"Mereka punya keluarga, saya tidak punya kewajiban merawat mereka." Sebenarnya Gahtan merasa kasihan pasa kedua putri Gea, hanya dia tidak ingin di manfaatkan oleh wanita itu.
Tanpa di sangka, Gea berlutut di depan Leha. "Mbak, tolong bantu saya, malam ini aja. Biarkan putri-putri saya menginap di sini. Mereka anak-anak yatim, Mbak. Kalian bisa dosa kalau menelantarkan anak yatim. Tolong bujuk, Mas Gahtan," ujar Gea memelas.
Melihat wajah Leha yang polos, Gea akan menggunakan istri dari mantan suaminya untuk merayu Gahtan.
"Dad, kasihan mereka. Ni udah malem, mana di luar mau ujan lagi. Bener kate bekas bini Daddy, ntu bocah dua, anak-anak yatim. Dosa kite kalau tega ame mereka." Leha masih ingat ceramah salah satu ustadz pahala memuliakan anak yatim dan dosa kalau sampai menelantarkan mereka.
"Masalah bukan begitu Leha. Mereka punya keluarga, kenapa harus kita yang ngurus anak-anak itu?" Gahtan masih dengan pendiriannya, enggan menampung para tamu tak di undang itu untuk menginap di rumahnya walau hanya satu malam.
"Sejak kapan laki aye jadi tegaan sesama umat manusia?" Leha sekarang ada di pihak Gea.
"Tolonglah, Mas. Malam ini saja, kami menginap di rumahmu. Saya janji, setelah itu akan pergi jauh dari kehidupan kalian."
"Mungkin kalau saya pergi ke Taiwan nanti, saya akan menitipkan merek di panti asuhan. Ayah mereka sudah tidak punya orang tua. Jadi, saya bingung mau nitip keduanya di mana."
"Baiklah, untuk malam ini saja. Besok pagi kalian harus pergi dari sini." Gahtan lalu meninggal mereka. Dia melakukan ini karena kedua anak yatim itu. Seandainya saja ayah mereka masih hidup, Gahtan sudah mengusir mereka dari rumahnya.
"Udeh, sekarang kalian istirahat di kamar tamu, bersih-bersih lalu tidur," ujar sang Nyonya rumah. "Nyok, aye anter ke kamar." Dengan senang hati Leha mengantar para tamunya ke kamar. Perabotan di ruangan ini sudah lengkap, termasuk peralatan di kamar mandi.
Gea tersenyum penuh kemenangan, ada satu rencana terbesit di benaknya, cara agar Gahtan mau kembali padanya, malam ini dia harus menjalankan rencana itu. 'Dasar wanita bodoh, sebentar lagi aku akan jadi nyonya di rumah ini, kamu sungguh tidak pantas menjadi istri Gahtan. Cewek udik, kampungan,' batin Gea.
*******
Gahtan masih memeriksa tugas para mahasiswa di ruang kerjanya, padahal jam di dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tadi pria itu sudah bilang pada istrinya akan tidur terlambat.
"Apa kabar?" seseorang memeluk Gahtan dari belakang, dia tahu siapa pelakunya. "Aku kangen sama kamu, Mas," bisiknya di telinga laki-laki yang pernah menjadi suaminya meski hanya satu hari.
"Aku tahu kamu akan menungguku di sini. Pasti istri kampunganmu itu tidak bisa memuaskanmu, iya 'kan?" Gea mencium tengkuk kokoh mantan suaminya, kedua tangannya berada di atas paha Gahtan yang hanya berlaskan sarung.
Ya orang yang tidak tahu malu memeluk suami orang itu, Gea. Sejak tadi dia terus memperhatikan keadaan di rumah ini, saat tahu Gahtan masih berada di ruang kerjanya ia langsung masuk karena memang pintu ruangan ini tidak di kunci.
"Maaf untuk masa lalu, aku benar-benar menyesal telah memilih Jaya, dia yang rayu aku, menghamiliku agar aku tetap berada di sampingnya." (Nyesel tapi punya dua buntut, haaaaaa).
Gahtan masih tidak bergeming, ingin tahu apa yang akan di lakukan mantan istrinya.
Gea masih dengan posisinya berada di belakang Gahtan, menggoda laki-laki itu dengan sentuhan-sentuhan pada tubuhnya, "Aku ingin kembali padamu, Mas. Aku bisa melahirkan banyak anak untuk kamu. Kamu liat 'kan? aku subur tidak seperti istrimu yang belum juga hamil."
Gea ingat kata-kata Gahtan di malam pertama mereka, saat pria itu memuja seluruh tubuhnya, meski tahu Gea bukan perawan lagi malam itu, tapi dia mampu membuat suaminya bertekuk lutut, sebelum akhirnya Gahtan menceraikan dia karena hamil anak pria lain. Gea yakin malam ini Gahtan kembali pada pelukannya.
"Apa setiap malam kamu hanya memakai sarung begini?" Tangan Gea mulai berani menyentuh benda pusaka yang pernah menjadi miliknya. "Apa kamu mulai tergoda, Sayang?"
Gahtan langsung bangun dari duduknya membuat Gea terjungkal, bukannya marah, wanita itu malah tersenyum puas karena berhasil membangunkan sesuatu dari tubuh sang mantan suami.
"Cukup, Gea! Pergi dari ruangan ini sebelum habis kesabaranku," pekik Gahtan. "Jangan membuatku murka, dan mengusir kalian malam ini juga."
"Tenang, Mas. Aku hanya ingin mengajakmu bersenang-senang. Bagian tubuhmu yang satu itu tahu siapa yang dapat memuaskannya." Gea lalu kembali berdiri kemudian mendekati Gahtan.
"Kamu benar-benar wanita murahan Gea. Pergi dari ruanganku!" Sebagai laki-laki normal, jelas Gahtan tergoda oleh sentuhan mantan istrinya, tapi dia masih bisa mengendalikan logikanya agar tidak terperangkap oleh rayuan wanita di hadapannya.
"Kamu cuma ngusir aku di mulut saja. Tidak benar-benar mengeluarkanku dari ruangan ini."
Memang benar 'kan? sejak tadi Gahtan hanya menyuruhnya pergi, tidak sampai menyeret Gea keluar dari ruang kerjanya.
"Ayolah, Mas. Jangan munafik, istri udikmu itu tidak akan tahu."
"Jangan pernah mengatai istriku, dia lebih terhormat dari kamu, wanita murahan yang suka menggangu suami orang."
Oke, kalau mantan istrinya itu tidak mau keluar, dia yang akan pergi dari ruangan ini. Gahtan tidak ingin bermain kasar dengan perempuan, bisa saja dia menyeret paksa wanita di hadapannya, tapi dia enggan melakukan itu mengingat Gea seorang wanita.
Sebelum Gahtan sampai di pintu, Gea kembali memeluk pria berusia tiga puluh empat tahun itu. "Aku masih cinta kamu, Gahtan Malik."
"Lepaskan tanganmu, sebelum aku berbuat kasar."
"Aku bukan laki-laki seperti itu, aku tau kamu, Mas."
Sebelum Gahtan kembali membuka mulutnya, suara cempreng seseorang mengagetkan mereka berdua.
"Apa yang sedang kalian lakukan?"
Bersambung,
Cerita ini akan tamat di Wattpad, gratis:))))
Kamis, 24 Feb 2022
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Rahasia Duda Arab(Duda Araban jilid 4)
Cerita PendekCerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan dalam penulisan nama tokoh tempat dan lainnya, semua terjadi tanpa ada unsur kesengajaan. Squel dari Istri Kontrak "Kamu menjadi istriku hanya sampai melahirkan anakku, setelah itu kamu beb...