5. Cerita Seli

3.8K 359 4
                                    

"Kamu serius, Mbak?" tanya Banyu masih tidak percaya saat mendengar penuturan Seli.

"Kalo nama dan alamat rumah mantan suaminya Layla ya memang ini. Panji, " balas Seli merasa yakin, "Layla's Bakery yang mau kamu beli itu ada di daerah jalan Ahmad Yani nomor lima belas kan?" tebaknya kemudian.

"Ho-oh." Banyu mengangguk mengiyakan.

"Tokonya ngadep ke utara terus deket sekolah TK gitu kan?"

"Bener banget."

"Ya udah ... ini sih toko bekas punya Layla sendiri," Ujar Seli seraya mengembalikan dompetnya kembali pada si empunya yakni Banyu.

"Kok bisa ya? Kalo menurut pandangan aku si Panji ini kayak belum move on gitu lho dari Layla," ujar Banyu sedikit heran. Tangannya menaruh dompet. Kali ini ia masukkan ke saku kemeja. "Padahal katanya Panji dan Layla udah cerai selama enam tahun," sambungnya mulai fokus menyetir kembali.

"Aku sendiri juga gak tahu." Seli menghembus napas dan menggeleng, "pokoknya kalo ingat perjuangan Layla lepas dari Panji itu aku ikut nyesek sendiri, Nyu," tuturnya tampak menerawang.

"Oh ya? Emang gimana kejadiannya dulu, Mbak?" tanya Banyu menunjukkan ketertarikan.

Banyu baru mengenal Layla dua tahun terakhir ini . Itu pun dia dan Layla belum terlalu dekat. Laki-laki itu mengenal Layla hanya sebatas kenal sebagai asisten kakak iparnya.

Walaupun dari awal sudah tertarik begitu melihat pembawaan Layla yang tenang. Namun, sikap datar wanita itu membuat Banyu tidak langsung berani mengutarakan niat.

Sang kakak iparlah yang mendekatkan keduanya.

Banyu lama tinggal di negeri  jiran Malaysia. Dia baru pulang saat suami Seli atau kakak kandungnya meninggal dunia dua tahun lalu. Sebenarnya laki-laki itu sudah betah hidup di negara orang. Apalagi di sana pekerjaan Banyu juga sudah terbilang cukup mapan.

Tetapi, sebagai satu-satunya anak yang masih tersisa di keluarga, Banyu dituntut untuk meneruskan usaha warisan orang tuanya. Usaha yang sempat dikelola oleh sang kakak. 

Alasan itulah yang membuat Banyu tidak begitu tahu mengenai seluk-beluk masa lalu Layla. Dirinya bisa dikatakan dekat dengan Layla, baru sekitar tujuh bulanan ini. Karena wanita yang usianya terpaut dua tahun lebih tua darinya itu memang selalu menjaga jarak dengan pria.

"Coba dong ceritakan lebih detail mengenai perpisahan mereka, Mbak," pinta Banyu kemudian dengan wajah serius.

Seli mengangguk pelan. Sebelum bercerita dia menghela napas panjang untuk mengisi rongga paru-parunya dengan oksigen. Baru setelah merasa tentang wanita itu mulai menuturkan kisah.

"Aku tuh masih inget banget kejadian enam tahun yang lalu, Nyu. Malam-malam ... di bawah guyuran hujan Layla datang seorang diri."

Angan Seli melayang pada masa enam tahun silam.

*

Saat itu sekitar pukul delapan malam. Seli, almarhum suami dan putri semata wayangnya baru saja selesai makan bersama. Keluarga kecil itu melanjutkan kebersamaan dengan mengobrol santai di ruang keluarga.

TING TONG! TING TONG!

"Bunda lihat dulu siapa yang datang, ya," pamit Seli begitu mendengar bel rumah berbunyi.

BEDA ISTRI BEDA REZEKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang