16. Lamaran

4K 331 13
                                    

Layla sudah cukup meluapkan kebahagiaannya dengan memeluk dan menciumi kedua buah hatinya. Kini ia mulai memperhatikan sekeliling. Dia merasa tidak asing dengan tempat ini.

Banyu mendekati. Tangan pria itu menunjuk papan nama yang berhias lampu. Layla terkesima melihat tulisan Layla Bakery's.

Sekali lagi Layla menatap sekeliling. Benar ... dia sedang berada di depan toko rotinya yang dulu. Toko yang sudah diklaim oleh Panji dan Hani.

Dekorasi toko ini terlihat simpel, tetapi tetap meninggalkan kesan manis yang dinamis. Layla merasa jika toko ini seperti baru saja direnovasi. Namun, warna catnya masih memakai warna favoritnya, yakni peach orange.

Wanita itu dibuat bingung. Karena setahu dia, toko ini sudah tutup cukup lama. Dan anehnya kenapa pula Banyu membawanya ke mari?

Manik Layla tertuju ke dalam toko. Ada banyak orang. Cukup ramai. Apakah toko ini sudah beroperasi kembali?

"Maksudnya apa, Nyu?" tanya Layla tidak habis pikir.

Banyu tersenyum manis. Tidak jauh dari pria itu Seli pun ikut tersenyum. Sementara Chelsea sudah asyik mengobrol dengan Kenzi.

"Sekarang masuk ke dalam, yuk!" ajak Banyu seraya menggandeng tangan Layla.

Layla melangkah perlahan. Tangan kanannya menggandeng Azriel. Banyu, Layla, dan Azriel memasuki toko yang sudah disulap dengan dekor cantik. Di belakang Kenzi dan Chelsea mengikuti. Mereka terlihat seperti keluarga yang harmonis.

Layla sudah tiba di dalam. Suasana terlihat begitu ramai. Lampu-lampu kelap-kelip menambah kesan meriah.

Layla mengulum senyum melihat tulisan SELAMAT ULANG TAHUN, LAYLA. Dia merasa terharu Banyu bisa berinisiatif membuat acara seperti ini. Banyu bahkan menyewa home band.

Padahal setahu Layla, Banyu tipe pria yang kalem. Seperti dirinya, pria itu tidak terlalu menyukai keramaian. Namun, malam ini Banyu menciptakan suasana pesta yang cukup meriah.

Ada banyak orang di ruangan tersebut. Ketika diperhatikan ternyata mereka semua adalah teman kerjanya Layla. Namun, Layla juga melihat ada beberapa orang kepercayaan Banyu seperti Gilang dan kawan-kawannya.

"Selamat ulang tahun!" seru teman-teman Layla berhambur mendekat. Seli ditemani anak buahnya menyodorkan red velvet dengan toping cokelat.

"Terima kasih," ucap Layla bahagia.

Sontak teman-teman Layla menyanyikan lagu selamat ulang tahun diiringi home band. Layla tertawa bahagia. Namun, kelopaknya meneteskan air mata. Seumur-umur baru kali ini ulang tahunnya dirayakan.

"Sebelum tiup lilin, ayo make a wish dulu," suruh Seli perhatian.

Layla tersenyum. Dia menunduk dan memejamkan mata. Dalam hati wanita itu melangitkan doa.

"Semoga kebahagiaan ini akan selalu menyertai aku dan anak-anak," harap Layla dalam hati.

Wanita itu lantas meniup lilin-lilin kecil di atas kue. Potongan kue pertama ia tujukan untuk Azriel, kedua untuk Kenzi, dan terakhir adalah Banyu.

"Kiss dong calonnya!" celetuk rekan pria Layla.

"Hushhh! Bukan muhrim!" seru Seli sambil pura-pura melototi anak buahnya tersebut. Ucapannya disambut gerrr oleh anak buahnya yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEDA ISTRI BEDA REZEKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang