[2]

6.6K 1K 61
                                    

Pagi ini Jihoon terbangun dengan keadaan perut kenyang dan suasana hati riang. Mungkin soulmate-nya sudah makan dan menemukan sebongkah emas, jadi dia tidak kelaparan atau merasa jengkel lagi.

"Langsung pulang, sampe gue tau lo main dulu, hape lo gue sita." ujarnya pada Jisung sebelum berangkat sekolah.

Mereka sebenarnya berangkat bersama, tapi hanya sampai halte bus karena arah sekolah Jihoon dan Jisung berlawanan.

Usai mengatakan itu Jihoon langsung naik ke dalam bus, ia duduk dikursi paling belakang dekat jendela dan menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone.

Posisi strategis.

Semuanya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, sampai tiba-tiba ia merasa begitu panik.

Dan itu terjadi lagi.

Soulmate thingy.

Pasti belahan jiwanya yang jauh di sana melupakan sesuatu atau mungkin bangun terlambat hingga kini manusia ceroboh itu panik.

Sudah biasa sebenarnya tapi Jihoon masih belum terbiasa, dia selalu ikut panik dan kelimpungan saat soulmate-nya membuat masalah,

Dan itu tidaklah baik, Jihoon tidak bisa fokus pada kehidupannya. Pernah satu waktu Jihoon turun di halte yang salah karena soulmate thingy.

Karena itu sekarang Jihoon mencoba tetap fokus dan mengabaikan rasa panik dan ribut itu sekuat mungkin, ia tidak ingin terlambat atau apapun itu.

Untungnya itu berhasil, Jihoon sampai di sekolah tanpa gangguan atau terlambat dan sekarang perasaannya sudah kembali seperti biasa.

"Jihoon!"

Yang dipanggil menoleh, berkedip sekali sebelum melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Kok biasa aja? Bukannya semalem soulmate kamu bikin ulah lagi, ya?"

"Ya lo pikir aja, mana ada manusia yang terus berulah dari malem sampe pagi buta kaya gini."

"Ada, soulmate kamu buktinya."

Benar juga. Jihoon setuju dengan penuh atas pernyataan yang dilontarkan sahabatnya itu.

"Udah ngerjain Matematika?"

"Udah." kemudian keduanya berjalan beriringan, menyusuri lorong sekolah menuju kelasnya.

Jihoon sedikit menyunggingkan senyum saat seseorang yang berjalan di sampingnya bersenandung riang. Itu terasa seperti vitamin tambahan baginya.

"Oh, iya, kata kak Yeonjun kamu disuruh ke kosan nanti habis pulang sekolah."

"Hah? Ngapain?"

Mata bulat milik lawan bicara Jihoon berbinar terang, terlihat seperti memikirkan sesuatu.

"Ngga tau, aku cuma disuruh gitu."

"Ngapain pura-pura mikir kalo gitu? Langsung aja bilang gak tau."

Tawa kecil terdengar, "Biar kamu kesel."

"Eh, udah cukup soulmate gue yang bikin gue kesel, lo jangan ikut-ikutan!"

Sunwoo menjulurkan lidahnya, meledek Jihoon sekilas sebelum pergi terlebih dahulu.

"Semoga soulmate kamu bikin ulah lagi."

***

Sesuai yang dikata Sunwoo, Jihoon datang menyambangi kediaman milik kekasih sahabatnya itu.

Ia menekan bel cukup brutal sampai seseorang datang dan membukakan pintu.

"Santai woi, rusak siapa nanti yang mau tanggung jawab?!" sembur Yohan dengan muka buluk ciri khas orang stres.

My Stupid Soulmate [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang