Sesuai apa yang Jihoon rencanakan, ia mengunjungi Hyunsuk untuk yang kesekian kalinya.
Karena ini akhir pekan, ia berencana untuk berkunjung sedikit lebih lama dari biasanya. Itu jika Jisung menginjak dengan tidak menghubunginya berkali-kali seperti minggu lalu.
Yah, semoga saja.
Dengan kaus hitam dan celana jeans panjang berwarna grey menghiasi tubuhnya, Jihoon datang menemui Hyunsuk.
Menekan bel dua kali sampai yang dituju datang membukakan pintu, begitu lucu dengan balutan sepasang baju tidur bergambar penguin.
Ah, Hyunsuk punya kebiasaan. Jika ia tidak memiliki niat untuk keluar, maka ketika mandi sore hari ia langsung mengenakan baju tidur.
Agar tidak usah berganti baju ketika hendak terlelap.
"Mau minum apa, Jihoon?"
Yang ditanya sedikit berpikir sebelum menjawab mantap, "apa aja, kak."
"Dih... Yaudah duduk dulu." kata Hyunsuk seraya berjalan menjauhi Jihoon dan menuju dapur.
Sebenarnya, Jihoon tidak butuh itu semua. Toh ia sudah sangat sering berkunjung ke tempat ini, kosan ini sudah selayaknya rumah kedua baginya.
Aneh rasanya ketika seseorang memintanya untuk duduk dan bertanya ingin minum apa karena biasanya Jihoon mengambil minumannya sendiri langsung dari kulkas dan duduk kapan serta di manapun ia ingin.
"Weh, Ji, ngapel?" ujar Haknyeon memecah ketidaknyamanan Jihoon.
"Iya, bang." balas Jihoon.
Haknyeon tak lagi membalas, ia duduk di samping Jihoon dan mulai fokus pada laptop di depannya.
Tak lama setelah itu, Yeonjun dan Yohan datang dari antah berantah. Lengkap dengan pakaian kumel dan peluh bercucuran dari kening keduanya.
"Mana?" sembur Mark langsung.
"Motor lo mogok, anjing! Gue sama Yeonjun harus dorong sampe bengkel yang jauhnya di ujung beruk!"
"Gak mungkin, Jaja gak mungkin mogok."
"Ngomong tuh sama tukang bengkel!" marah Yohan, langsung pergi ke kamar mandi guna membersihkan dirinya.
Meninggalkan Mark yang menetap penuh tanya pada Yeonjun, "belum sempet cari, Mark, motor lo keburu mati. Sori. Besok deh gue bantuin lagi."
Dan tak butuh waktu lama bagi Mark untuk merosot di bawah kaki Haknyeon karena putus asa.
"Eh, rame." Hyunsuk akhirnya selesai dengan kegiatannya di dapur. Kini ia berdiri menatap Haknyeon dan Jihoon bergantian.
"Mau di teras aja, nggak, Ji?"
"Boleh."
Maka, Jihoon pergi bersama Hyunsuk ke teras. Duduk berdampingan menikmati sepiring kue kering dan dua gelas kopi susu.
Yang sebenarnya tidak akan Jihoon minum karena ia tidak diijinkan meminum kopi oleh Bundanya—Hyunsuk selalu lupa fakta itu.
Tidak masalah, mereka belum bersama cukup lama. Wajar jika mereka tidak tahu atau belum tahu dengan baik detail diri masing-masing.
Jihoon akan memakluminya.
"Tadi ngapain aja?"
"Nggak ada, sih... Aku cuma lanjutin nyusun yang kemarin, biar cepet selesai jadi bisa santai."
'Aku.'
Betul, 'aku'... Mereka sepakat untuk mengganti beberapa kata yang terdengar urakan jika diucapkan sepasang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Soulmate [✓]
Fanfiction"Soulmate lo ngapain lagi?" ↺BxB || Homo || Gay || Yaoi ↺Ft. Choi Yeonjun and Kim Sunwoo