"AAFIIIIKAAAA"
"ABANG ALFI BAWA BAKSO NIH!" teriak Alfi sambil membuka pintu kamar Fika.
Fika memutar bola matanya malas, akhirnya orang yang sedari tadi ia tunggu datang juga.
"Kemana aja lo dari tadi? Di telan bumi? Atau di telan dinosaurus?" cibir Fika.
Alfi menyengir lebar memamerkan deretan gigi rapinya. "Gue ada urusan, biasa superhero banyak yang butuh bantuannya."
Lagi, Fika memutar bola matanya. "Hilih superhero. Yang ada superkambing!"
Bukannya marah, Alfi malah tertawa mendengar ucapan Fika. Menurutnya sangat sangat lucu.
"Coba bagaimana bunyi kambing?" tanya Alfi seperti menanyai anak TK.
"Ngik!" ucap Fika menarik ujung hidungnya ke atas dengan telunjuknya.
"Dasar babi!" jawab Alfi.
Fika melototi Alfi, apa-apaan Alfi mengejeknya babi. Biadap memang! Sejenak Fika berpikir, bagaimana caranya ia membalas Alfi?
"Aahaaa!" seru Fika, matanya berbinar.
"Apaan aahaa aahii aahuuu ahooo?" tanya Alfi mengerutkan keningnya.
"Pion," panggil Fika sedikit memelas.
Mendengar panggilan Fika dan melihat wajah memelas Fika, Alfi siap siaga. Ia harus membangun benteng tinggi agar Fika tidak menerobosnya. Ia sangat tau, setelah ini dirinya akan diperdaya oleh rayuan Rafika Faisla.
"Sini duduk," ucap Fika menepuk-nepuk kursi yang diduduki oleh kakaknya tadi.
Alfi menggeleng, suasana terasa sangat mencekam bagi Alfi. Tindakan Fika, Suara lembut Fika, seakan membuat nafas Alfi tercekat.
"Sini duduk abang Alfi. Dedek Fika mau makan bakso."
"Lo nggak punya pedang kan?" tanya Alfi was-was kemudian berjalan pelan ke arah Fika seolah melakukan slow motion.
"Nggak ada, untuk apa gue punya pedang?"
"Yah siapa tau lo mau main pedang-pedang-an."
Fika termenung sebentar seolah sedang berpikir. "Saran yang bagus," ucap Fika menyeringai. Tatapannya tiba-tiba menakutkan.
Alfi bergidik ngeri melihat tatapan Fika bahkan ia berhenti berjalan.
"Setan lo nggak lagi beraksi kan, Pikacu?" tanya Alfi polos.
Fika langsung melotot tajam mendengar ucapan Alfi. Bisa-bisanya Alfi mengira dia memelihara setan yang bisa beraksi kapan saja dan dimana saja.
"Cepetan sini! Gue dari tadi udah nunggu, yah! Lo kira se-jam itu nggak lama?! Lo kira menunggu itu tidak melelahkan?! Dasar cowok!" kesal Fika.
Alfi menghela nafas pelan kemudian kembali melangkah. Perlahan ia duduk di kursi yang di tepuk-tepuk oleh Fika tadi. Mendengar kekesalan Fika membuat Alfi merasa bersalah.
"Maaf Pikacu," cicit Alfi.
"Miif miif, enakan banget lo main sama kak Randi, sampai lupa bawain gue bakso! Untung kak Rendi ingat bawain gue, meskipun telat se-jam. Dan lo!" Fika menunjuk Alfi. "Tanpa merasa bersalah sedikitpun, lo langung masuk ke kamar gue teriak-teriak kagak jelas."
Mendengar ucapan Fika, Alfi Ingin sekali mengatakan yang sebenarnya. Tapi, itu semua hanya tersimpan di hatinya. Ia mengurungkan niatnya itu.
"Iya, iya. Maaf Pikacu."
"Jangan iya-iya aja!"
"Yaudah, nggak-nggak." jawab Alfi
"Jangan nggak-nggak juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Takdir [NEW STORY]
قصص عامةTAKDIR satu kata yang sangat berpengaruh dalam hidup seseorang. Kemana takdir akan membawa kita? Kesengsaraan kah atau kebahagiaan? RAFIKA FAISLA, gadis yang sangat ceroboh namun pintar. Gadis yang sama sekali tidak menyangka takdir akan membawanya...