4. lebah dan madu

1.3K 179 4
                                    

Happy Reading

"Apa yang kau biacarakan lev?" yaku menyandarkan dirinya di tembok, yaku membawa lev ke belakang gedung shiratorizawa.

Lev sempat menatap yaku sebentar, lalu tangannya memegang dengan lembut bahu yaku, hingga membuat libero nekoma itu tersentak kaget.

"Ini sejak yaku-san selalu melatih reciver ku.. Emmm.. Bagai mana ya menjelaskannya? Itu seperti terjadi tiba tiba, aku suka saat yaku-san mengelus kepalaku saat reciverku bagus dan aku selalu suka melihat yaku-san tersenyum" lev menatap yaku dengan serius.


"Kau bercanda lev, kita sesama lelaki" yaku menunduk, meremat ujung bajunya. Lev mendorong badan yaku sampai terhempit ke dinding, ia menatap lekat yaku.

"Memang mengapa jika kita sesama lelaki? Apa kau tidak suka dengan hubungan seperti itu?" ucap lev dengan sedikit tekanan.

"Hanya saja" yaku memberanikan diri menatap lev, jantungnya sudah berdetak kencang dari tadi.

"Itu terdengar aneh"

Hinata yang tak sengaja mendengarkan perbincangan mereka mendadak terdiam, yang di katakan yaku benar, bahwa hubungan antara dua pria itu terdengar aneh.

Ia kembali mengingat tentang sakusa kemarin, ntah bagaimana sikap sakusa yang lembut padanya membuat hinata merasa nyaman. Tunggu! Ini bukan cintakan? Hinata hanya merasa nyaman bukan cinta.

"Aku harus bagaimana? Saat aku bilang aku tidak mencintainya, mengapa dadaku terasa sangat sakit?"

-DEADLY-

Ini hari ketiga camp pelatihan shiratorizawa dan semakin hari sakusa semakin tidak pokus karna kehadiran hinata, matanya selalu pokus pada pria pendek itu.

Hinata begitu menakutkan ia seperti virus, namun juga seperti disenfektan. Bagaimana bisa tuhan menciptakan manusia seperti dia? Hinata terlalu indah jika hanya sekedar di pandang, sakusa menginginkannya.

"Lizuna-san" sakusa menghampiri sang kapten yang sedang duduk di teras.

"Ahhh omi-kun, ada apa?" lizuna yang sedang asik memandang langit, mengalihkan pandangannya kepada sakusa.

"Aku tidak tahu" ucap sakusa, lizuna di buat bingung oleh manusia berambut kriting ini.

"Apanya yang tidak tahu?" lizuna.

"Mungkin ini terdengar aneh, menurut mu" sakusa terdiam "sepertinya aku menyukai shoyou"

Kapten tim itachiyama sempat terdiam, lalu ia tersenyum sambil menepuk bahu sakusa.

"Apanya yang aneh?" lizuna, sakusa menatap sang kapten dengan seksama.

"Itu hatimu, juga perasaanmu. Itu adalah Hak mu memilih siapa yang berhak untuk mengisi hati kosong mu itu" lizuna menepuk bangku di sampingnya, sakusa duduk di samping lizuna.

"Aku takut jika shoyou tidak menyukaiku" sakusa.

"Ohhh.. Jadi kau belum memberitahunya tentang perasaan mu?" lizuna, sakusa menangguk.

"Cihh.. Mana yang katanya ace 3 besar SMA tahun ini?"

"Ku pikir kau pemberani sakusa, menyatakan perasaan memang tidak mudah, tapi setidaknya kau sudah memberitahunya tentang perasaan mu" lizuna menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan salah satu angotanya.

"Dengar! Menyimpan perasaan lebih sulit dari pada mengungkapkan perasaan" kapten itachiyama itu berdiri lalu pergi meninggalkan sakusa yang masih merenung.

"Apa aku harus memberitahunya? Atau tidak?"

-DEADLY-

Hari ini tim karasuno menang beberapa pertandingan melawan nekoma, karna yaku dan lev sedang tidak pokus, ntah mungkin karna pertengkaran mereka kemarin.


"Hinata.." panggil pelatih ukai, hinata yang sedang duduk memperhatikan semuanya berlatih langsung berdiri dan menghampiri sang pelatih.

"Ada apa pelatih ukai-kun?" hinata.

"Bisakah kau antarkan kapten itachiyama ke gedung karasuno, mereka ingin mengambil beberapa duplikat video pertandingan yang aku dapatkan dari temanku, kau bisa mencarinya di tempat ganti, di loker ku" ucap pelatih ukai sambil memberikan kunci tempat ganti dan lokernya.

"Haii.. Pelatih ukai" hinata menuju ke tim itachiyama, namun dengan cepat sang kapten lizuna menghampirinya sambil memegang perutnya dengan wajah pucat.

"Shoyou-kun.. Aku sepertinya tidak bisa pergi denganmu, perut ku mendadak sakit. tapi tenang saja, sakusa yang akan menggantikan ku" ucap lizuna sambil berlari menuju toilet, sepertinya kemarin ia terlalu banyak memakan ramen pedas.

Hinata memperhatikan lizuna sambil mengangga, perkataan lizuna terlalu cepat, hinata hanya mengerti jika ia tidak bisa pergi bersama sang kapten tapi di gantikan oleh sakusa. Hinata menelan ludahnya sendiri, berjalan berdua dengan sakusa seperti mimpi.

"Ahhh.. Berarti aku harus mencari s- SAKUSA-SAN!!!"

Hinata terkejut saat mengetahui makhluk berambut keriting itu sudah berada di dekatnya, dengan masker dan juga tas slempang. Sakusa menatap makhluk pendek di hadapannya, wajah hinata terlihat sangat terkejut.

"Apa yang terjadi dengan mu shoyou?" tanya sakusa.

Hinata mengatur napasnya, mencoba menghentikan degupan jantungnya.

"Sakusa-san kenapa tiba tiba bisa berada di depan ku? Sakusa-san ngesot atau bagaimana? Aku sama sekali tidak mendengar langkah kakimu" geram hinata.

"Dari lizuna-san berlari menghampirimu aku sudah ada di sini sedari tadi" ucap sakusa, memang niatnya untuk menghampiri pelatih ukai, namun malah bertemu hinata.

"Aku tidak melihatmu sama sekali, apakah kau hantu?" hinata menunjuk wajah sakusa dengan jari telunjuknya yang mungil.

Sakusa menghembuskan napas, ia semakin di buat gemas oleh hinata shoyou, tolong ingatkan sakusa untuk tidak menerkam hinata sekarang juga.

"Bukan.. Aku adalah lebah" ucap sakusa, hinata memiringkan kepalanya, bingung dengan ucapan sakusa.

"Dan kau adalah madunya" sakusa.


Bersambung...

Mau di lanjut gak ya ini?

Aku sebenernya gpp sih mau di lanjutpun.. Cuman ya gitu, aku tuuh orangnya jarang update cerita, jadi aku takut buat kalian nunggu.

Kan gak enak kalo nunggu tuuu..

 deadly virus hinata || sakuhinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang