Happy Reading
Mereka berdua saling terdiam, hinata yang biasanya cerewet dan sering melakukan tingkah konyol kini hanya terdiam sambil menunduk menatap jalan.
Sakusa hanya terus terdiam sambil beberapa kali meneguk air ludahnya sendiri, seharusnya ia tidak melakukan hal seperti tadi. Ini gawat! Sakusa semakin semakin parah jika terus berada di dekat hinata, sepertinya habis latih tanding selesai ia akan memeriksakan dirinya kepada dokter, apakah ini normal?"Shoyou-kun" sakusa terhenti, begitu pula hinata.
Keduanya sama sama terdiam, hinata masih menunduk malu, suhu tubuhnya semakin meningkat. Apa hinata sedang sakit? Tapi dia tidak pernah sakit? Ataukah ini tanda tanda akan kematian?
Melebarkan bola matanya penuh, hinata sadar akan pikirannya itu. Ia menatap tegak lurus dengan bola mata yang hampir keluar, sementara sakusa hanya menatap bingung makhluk kecil di hadapannya ini.
"Aku tidak ingin mati!" ucap hinata.
"Hah?" sakusa menyerit, pria berambut orange itu benar benar penuh kejutan.
"Eh..?" hinata sadar akan ucapannya, ia mengigit bibir bawahnya sambil menyengir sedikit.
"Kau kenapa?" tanya sakusa, karna selepas mereka pulang dari karasuno hinata sama sekali tidak berbicara padanya.
"Suhu badan ku naik, jantungku terus berdetak kencang. apa aku akan mati?" tanya polos hinata.
"A-aku tidak tahu" sakusa membuang pandangannya, bohong jika sakusa tidak merasakan hal yang sama seperti hinata. Justru jantungnya sedang berdisko dan suhu badannya naik seperti lahar gunung berapi yang akan meletus.
"Emmm... Yasudah kalo begitu, mari kita jalan lagi" hinata lanjut berjalan sendirian, di belakangnya ada sakusa yang masih mematung.
"Shoyou-kun" panggil sakusa.
Sampai tangan itu mengapai lengan hinata, menariknya kedalam pelukan dan membiarkan hinata mendengar degup jantungnya yang luar biasa kacau. Sakusa tidak sadar apa yang ia lakukan, ini murni atas keinginan hatinya. menginginkan tubuh kecil itu di rengkuh olehnya, menginginkan hinata mendengar degup jantungnya yang semakin mengila dan menginginkan hinata mengetahui suhu tubuh yang sangat amat hangat.
"Aku harus periksa ke dokter" batin sakusa.
-DEADLY-
"Oi.. Boge aku mencarimu!" kageyama dengan wajah garangnya menghampiri sakusa dan hinata, muka pria yang satu club dengan hinata itu terlihat sangat sangat menyeramkan.
"Dari mana saja kau? Aku mencarimu kemana mana, bahkan aku bertanya pada oikawa-san, cihh.." kageyama memalingkan wajahnya, dia sangat jijik dengan kakak tingkatnya dulu di smp itu.
"Aku ke karasuno bersama sakusa-san, kenapa kau tidak bertanya pada pelatih?" hinata.
Kageyama terdiam, seharusnya ia bertanya kepada pelatih di mana hinata bukan malah berkeliling sekolah shiratorizawa dan berujung di bully habis habisan oleh oikawa dan ushijima.
"Aku baru ingat sekarang" kageyama menunduk, ia tahu kok tentang kebodohannya.
"Bogeyama" ucap hinata.
Hinata melengos pergi dari hadapan kageyama, pria dengan surai hitam pekat itu menatap ke arah pria dengan surai hitam keriting.
"Arigatou sakusa-san karna sudah mengantarkan si boge itu dengan keadaan yang masih utuh" ucap kageyama, walaupun ia sedikit merasa ada yang janggal dengan hinata.
Mereka berdua sedang berlatih untuk menyempurnakan teknik baru mereka, tapi hinata kacau. Kageyama yang menyadari bahwa temannya itu sedang merasa tidak enak langsung segera membawa hinata ke uks.
Sesampainya di uks, hinata di suruh tidur dan meminum beberapa obat, kemudian susternyapun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Kau kenapa?" kageyama yang biasanya tidak perduli terhadap orang lain mendadak bertanya seperti itu, sontak membuat hinata sedikit syok.
"Jangan seperti itu... Kau menyeramkan kageyama" hinata sedikit terkekeh, kageyama hanya menghelan napas panjang.
"Apa yang terjadi padamu?" tanya pria bersurai hitam.
"Apa yang terjadi denganmu dan juga sakusa-san?" tanya kageyama lagi.
Hinata terdiam, tubuhnya menegang. Hanya mendengar namanya di sebutkan saja sudah membuat hinata tersipuh malu.
"Aku-aku.. Eeemm.." hinata mengigit bibir bawahnya, kageyama yang masih belum mengerti ucapan hinata hanya terdiam sambil terus memandangi wajah partner bermain vollynya itu.
"Apa?"
"Di cium olehnya" hinata menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
Kageyama dengan wajah syoknya hanya mampu terdiam, hinata di cium oleh sakusa? Mengapa? Apa mereka sudah berpacaran? Itu bagus! Tapi mengapa terasa sesak di dada kageyama, apa ini? Kageyama tidak pernah ingin menangis, tapi air matanya lolos begitu saja.
Dia sangat menyukai hinata, walaupun kesan pertama bertemunya mereka sangat tidak baik, tapi seiring berjalannya waktu kageyama menjadi nyaman berada di dekat si matahari karasuno.
"Aku menyukaimu hinata, tapi mengapa sakit?" gumam kageyama, hinata membuka matanya.
"Apa?"
Chup..
Hinata terdiam di tempat, bahunya mendadak tegang, matanya membulat penuh. Ia langsung mendorong dada kageyama, sementara kageyama melepas tautan bibir mereka dengan tidak ikhlas.
"A-apa yang kau lakukan boge?" hinata.
"Mencium mu" jawab kageyama dengan muka tidak bersalah sama sekali.
"Kau teman ku" ucap hinata dengan nada gemetar.
"Lalu? Aku hanya ingin menghapus jejak yang di berikan sakusa kiyoomi pada bibir mu" kageyama bangkit dari duduknya, ia menatap hinata.
"Tapi"
"Sudah.. Cepat istirahat, jika tidak aku akan mencium mu lagi" ucap kageyama, hinata hanya mempu menuruti kemauan partnernya itu, karna kageyama adalah seorang pria yang suka menepati janjinya.
"Kau harus sembuh" kageyama mengusap lembut surai orange milik hinata, kemudian pria itu pergi keluar dengan perasaan yang campur aduk.
Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nanti saat hinata sudah memasuki lapangan lagi, tindakannya terlalu ceroboh dan terkesan buru buru.Kageyama hanya ingin menunjukan kasih sayangnya kepada hinata, dan membuat hinata menjadi miliknya. Hanya itu! Ia tidak bermaksud mencari kesempatan dalam kesempitan.
Bersambung...
Aku back
Mon maaf ini updatenya lama dan chapnya cuman sedikit... Maklum aja ye
KAMU SEDANG MEMBACA
deadly virus hinata || sakuhina
Fiksi RemajaIni gawat! Sakusa terkena virus mematikan jika berada di dekat hinata. 致命的なウイルスひなた #bxb #sakuhina #haikyuu