10. patah hati?

316 29 9
                                    

Happy reading







Pagi itu sakusa menginap di rumah hinata
Karna sudah terlalu malam, sementara supirnya juga ikut menginap di rmh hinata.

Ibu hinata sangat gembira kedatangan calon mantu yang memakai mobil lamborghini.

sakusa tidur bersama hinata.

Kalian pasti bisa membayangkan bagaimana menjadi sakusa, saat harus sekamar dengan orang yang kalian cintai namun orang itu sudah memiliki kekasih. Senang dan sedih bercampur menjadi satu, sakusa hanya rindu hinata tidak lebih.

"Sakusa-san"

"Hai" sakusa yang tadinya sedang termenung menjadi sedikit terkejut, ia menatap hinata dengan sorot mata lembut.

"Kau tidak mau makan? " tanya hinata.

"Aku akan makan nanti, shoyou" sakusa mengikat setengah rambutnya dengan karet milik adiknya hinata yang ia temukan di lantai.

"Kau harus makan sekarang sakusa-san" hinata mengembungkan pipinya, tangannya telipat di depan dada.

"Ibu ku sudah memasak makanan enak untuk mu" hinata menatap sakusa dengan sebal "jadi kau harus makan" lanjutnya.



Sakusa turun ke bawah, netranya langsung menatap meja makan yang di penuhi dengan berbagai makanan khas jepang. Ia berjalan dengan perlahan, semantara hinata tengah merapihkan hidangannya.

"Apa kah kau yang memasaknya shoyou?" Ucap sakusa dengan suara serak karna baru bangun tidur.

"Tidakk.. aku dan ibu yang memasaknya" hinata tersenyum simpul.

"Silakan duduk sakusa-san" hinata menggesek kursi, lalu menyuruh sakusa untuk duduk. Pria yang lebih tinggi hanya terdiam lalu tersenyum manis, ia mengusak gemas rambut hinata.

"Kau manis sekali shoyou"

Pipi hinata mendadak menjadi merah merona, banyak yang berbicara seperti itu kepada hinata namun mengapa saat sakusa yang mengucapkannya hinata merasa sangat senang.

"Sebaiknya shoyou mengajak nak omi untuk berkeliling miyagi" ucap ibu hinata sambil tersenyum tipis tipis.

"Uhukk ... Uhukkk.." hinata mendadak tersedak sup yang ibunya buat.

Dengan cekatan sakusa memberikan air minum kepada hinata, lalu mengusap punggung hinata dengan lembut.

"Kau kenapa shoyou?" Tanya sakusa.

"Tidak apa apa" hinata tersenyum canggung.

"Apakah ada anak yang tersedak kuah sup omi kun?" Tanya ibu hinata dengan nada mengejek anaknya.

Sakusa hanya tertawa kecil, sementara hinata menyenggol lengan ibunya.

"Apakah kau keberatan shoyou?" Sakusa.

"Keberatan untuk apa?"

"Mengajak ku berkeliling miyagi?"

Hinata menggeleng cepat "sama sekali tidak keberatan"








~DEADLY~
















"Sakusa-san lihat sebelah sana" hinata menunjuk rombongan angsa yang sedang turun ke danau di belakang rumah Hinata, ia melihat betapa indahnya angsa putih itu.

Danau itu sangat sunyi tidak ada yang tahu keberadaan danau itu selain keluarga hinata dan teman teman yang pernah berkunjung kerumahnya, angin sepoi sepoi terasa sangat sejuk, mata hari pun tidak terlalu terik siang ini.

Hinata sedang memperhatikan angsa yang sedang mandi, menyiprat ke sana kemari dengan indah. Bulunya yang putih terkena pantulan sinar matahari sangatlah indah, hingga membuat hinata terhanyut di buatnya.

Sakusa tidak melihat angsa itu, ia malah melihat makhluk mungil di sampingnya yang sedang termenung melihat angsa.

"Indah" ucap sakusa, Hinata menatap sakusa sambil tersenyum, lalu tangannya yang mungil menunjuk angsa itu lagi.

"Iya angsa itu sangat indah" hinata tersenyum, di sana hanya ada mereka berdua tidak ada siapa siapa.

"Bukan" sakusa menggeleng "kau yang indah shoyou" sakusa tersenyum lalu menarik tengkuk leher hinata dan mencium bibir Cherry milik si mungil.

Hinata terdiam untuk sesaat, ia lalu mendorong pelan dada sakusa. Sementara di sebuah pohon besar ushijima sedang melihat kekasihnya bersama pria lain, berciuman di depan matanya.

Ushijima tidak menangis, namun hatinya sepeti di hantam benda tumpul. Pria itu menatap dengan nanar, lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah hinata.

















"Waka-chan"

Ushijima menatap ke atas, ia sedang duduk di bangku taman. Namun ada seorang pria yang menghapirinya, pria itu berdiri menjulang dengan kaos berwarna hijau toska dan celana training berwarna hitam.

"Toru?"

"Kau sedang apa di sini waka-chan?" Ucap oikawa.

"Tidakk.. aku hanya sedang duduk" ushijima menundukan pandangannya lagi.

"Dimana si chibbi-chan? Apa kau tidak berkencan dengannya?" Oikawa duduk di samping ushijima sambil menompang dagu menatap pria itu dengan intes.

"Dia sedang bersama ace itachiyama, aku tidak ingin menganggunya"


Oikawa melebarkan bola matanya, ia terkejut bukan main. Mengapa ada ace itachiyama di miyagi? Dan lagi mengapa ia bersama si chibi-chan?.


"Ushijima-san aku hanya ingin memberitahumu" ucap oikawa.

Ushijima langsung menegangkan pandangannya, lalu menatap oikawa dengan serius "apa itu?"


"Jika kau bilang mereka sedang bersama tanpa sepengetahuan mu, berarti chibi-chan sedang S E L I N G K U H"


"Apa yang kau bicarakan? Hinata tidak mungkin seperti it-" ushijima di tampar keras oleh kenyataan bahwa ia melihat hinata berciuman dengan sakusa, iaa tidak bisa menyangkal ucapan oikawa.


"Itu menurut ku saja yaa... Karna dulu saat aku berpacaran dengan tobio-chan, aku melakukan hal yang sama seperti yang Hinata lakukan" oikawa mengangkat tangannya acuh "seterah kau mau percaya atau tidak"

"Tapi jika kau putus dengannya, akulah yang paling bahagia" oikawa tersenyuum penuh lalu memegang lengan ushijima dengan lembut, ia menatap ushijima lalu mencium pipi pria itu.

"See you.. waka-chan"







Oikawa pergi dengan headset yang menyumpal di telinga pria itu, sementara Ushijima hanya terdiam mematung, ia tidak mau percaya dengan perkataan pria genit itu, tapi sifat hinata saat bersamanya dan bersama sakusa itu berbeda. Apakah ushijima harus melepaskan hinata? Atau tunggu waktu yang tepat untuk melepaskannya?













Bersambungg....









Makasih yang udah bilang mau baca cerita gaje aku ini
Huhuhuhuu lop you sekebonn

Aku ga bisa nulis banyak banyk

Tapi aku insya allah bakal up terus minimal seminggu sekali😁😁

 deadly virus hinata || sakuhinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang