Setelah 3 Bulan kemudian...
Hari ini Vera dirumah sakit bersama papahnya biasa dia ngikut kemana pun papahnya pergi.
"Kamu kalo bosen ya udah pulang aja" Ucap dokter Zidan.
Vera menggeleng "pah" Panggil Vera.
"Kenapa?"
"Kok mas.. Maksudnya Devan nggak kesini lagi ya?"
Dokter Zidan yang sedang makan siang bersama putrinya saat itu menghentikan kegiatannya.
"Iya enggak ke sini lagi, kontrolnya udah selesai, alhamdulillah dia udah sembuh" Balas Dokter Zidan dengan sumringah.
Tapi tidak dengan Vera "lah? Kok papah nggak bilang sih?"
"E-emang ngapain bilang ke kamu?"
Shit! Vera diam sejenak memikirkan jawaban yang pas.
"Emm anu itu.. Eh kapan emang selesainya pah?" Vera mengalihkan pembicaraan.
"3 bulan yang lalu pas mati lampu itu, hari terakhir dia kesini" Lagi, ucapan dokter zidan membuat Vera tak lagi bernafsu untuk makan.
"Zeline udah kenyang"
"Jangan lupa minum, eh itu masih banyak loh"
Vera menggeleng "berarti nggak ketemu lagi dong" Gumam Vera.
Sedangkan dokter Zidan diam diam tersenyum dalam batinnya dia berkata..
"padahal satu sekolah, pernah kerumah juga, kata siapa nggak akan pernah ketemu lagi?"
Andai aja si Vera bisa baca pikiran orang lain, mungkin dia nggak akan sedih kali ini.
"Ngomong-ngomong kamu udah selesai ujiannya?"
Vera mengangguk lesu dia masih terbayang-bayang wajah mas cogan.
Heh betina! Sadar lo udah ada Arleto sama Evan ishh.
"2 minggu lagi kelulusan pah"
"Nilai anak papah bagus gak nih?"
"Nggak tau"
Dokter Zidan mulai sadar perubahan mood putrinya, kayanya gara gara tau mas cogannya nggak bakal datang lagi.
"Kamu pengin ketemu Devan?"
Ucapan papahnya sedikit menarik sampai Vera yang tadinya lesu jadi semangat.
"Iya, tapi emang dia kenal aku? Bukan siapa siapa juga"
"Kata siapa gak kenal? Waktu itu dia juga nolongin kamu kok" Balas dokter zidan.
"Iya sih, tapi kan itu refleks manusiawi pah"
"Tau apa kamu tentang refleks?" Goda dokter zidan.
"Ishh!"kesal putrinya.
"Kalo pengin ketemu dateng aja ke taman yang biasa kamu datengin itu, jam 5 pagi atau jam 5 sore" Lanjut dokter zidan.
"Lah? Ngapain?"
"Devan cerita, dia sering kesana, pagi pagi buat olahraga terus sorenya jalan jalan" Balasnya.
Vera melihat jam tangannya "jam 04:30 bentar lagi, oke pah aku pergi dulu ya"
"Mau ngapain"
"Muahh dadah papah" Setelah mencium pipi papanya anak itu bergegas pergi.
"Dasar anak muda"
********
Vera melihat jam tangannya udah jam 5 pas, dia juga udah keliling taman tapi nggak nemuin satu orang yang dia pengin ketemuin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLETO (END)
Teen FictionDevan Arleto, dia bukan cowok badboy yang jadi most wanted disekolah bukan juga ketua OSIS yang terkenal disekolah. Cuma anak culun biasa yang kalo kata orang, dia jelek, karena punya kulit hitam, dekil, jerawatan, stylenya yang ughh kaya nerd bang...