Aku bisa saja bertemu pria yang lebih tampan dari mu.
Tapi entah mengapa mencintaimu bagiku seperti candu.
Lalu ketika malam dan hujan turun, aku menangis seraya memeluk diri yang hancur dan siap lebur.
Kau tak pernah menggubris barang sedikit atau sejenak kata 'aku cinta kau' yang pernah ku ucapkan.
Seolah makhluk paling sempurna di bumi, kau membuatku tak berpaling.
Aku menangis sebab tak ada yang mengerti mengapa dan betapa aku cinta kau.
Kau tau dengan jelas dan tak peduli.
Dan satupun kawan tak lagi ingin mendengar cerita tentang dirimu.
Lalu aku hanya benar-benar punya diriku dan teras rumah ini, juga lorong sepi yang mengingatkanku tentang kau.