SMA Blackwood, Portland
September, tingkat senior, sembilan bulan yang lalu"Sebelah sini, Andy!"
Seruan Matt dari salah satu meja di sudut Jefferys terdengar hingga ke pintu masuk. Kedai pizza dan es krim Jefferys tampak cukup ramai malam itu, rupanya di saat-saat terakhir Matt berhasil melakukan reservasi untuk pesta penyambutan anak-anak baru Hawkees di malam Sabtu, yang sepertinya menjelaskan binar cerah di wajah cowok itu ketika Andrea menghampiri meja mereka.
"Sori..." Andrea berkata dengan napas agak terengah, "Pinjam mobil ayahku sehabis dia mengantar Adam ke tempat temannya."
"Dia masih belum punya SIM sendiri?" celetuk Matt, yang hanya mampu dibalas gadis itu dengan gelengan kecil.
Sully pastilah dapat menangkap ketidaknyamanan pada gestur Andrea setiap kali mereka membicarakan Adam Jacobson, kakak laki-laki Andrea, karena cowok itu segera mengalihkan perhatian dengan berseru galak pada anak-anak baru yang duduk di pinggir, "Geser sedikit!"
Ada enam anggota baru yang duduk dengan meja dirapatkan ke meja utama yang bersofa, dan sebagian besarnya bertampang agak kikuk. Rasanya canggung harus menyelip di antara mereka untuk tiba ke meja utama tempat Matt dan Sully berada.
"Trims. Sudah sampai mana?" Andrea duduk di sebelah Sully. Matt masih memandanginya dari seberang meja.
"Ngomong-ngomong kau datang sendiri?" tanyanya dengan gelagat aneh. Andrea mengangkat alis.
"Memangnya aku harus datang dengan siapa?"
"Well..." Matt menggaruk tengkuknya, "...kupikir... oh."
Andrea mengawasi ekspresi salah tingkah Matt perlahan berubah cerah ketika pandangan cowok itu mengarah ke pintu masuk tak jauh di belakang Andrea.
"Maaf telat!" suara jernih yang takkan keliru dikenali Andrea mendadak terdengar, membuat kepala Andrea berputar cepat.
"Pris!" sapa Matt dan Andrea berbarengan. Bedanya, cowok itu menggunakan nada ceria, sementara Andrea menggunakan nada kaget.
"Ngapain kau di sini?" tanya Andrea kebingungan.
"Matt mengundangku. Aku menghubungimu ratusan kali. Sudah coba cek ponsel sejam terakhir?" sahutnya, sementara Matt menepuk-nepuk tempat di sebelahnya untuk Priscilla duduk. Andrea mengeluarkan ponsel dari dasar ranselnya yang dipenuhi kekacauan. Benar saja, lima panggilan tak terjawab dari Priscilla.
"Sori, ku-silent." ujar Andrea.
"Jeff memberi paket diskon tambahan kalau kita pas bersepuluh. Jadi dia kuajak." Matt menjelaskan sembari menunjuk Priscilla.
Oh. Oke.
"Aku agak nggak enak dengan Kylie, tapi waktu kutelepon, flu-nya makin parah." kata Priscilla. Kemudian Matt bangkit dari kursinya. Cowok itu mengangkat kaleng coke-nya dan berdeham.
"Nah, dengan ini kuucapkan selamat datang kepada para anggota baru. Ke depannya, kuharap kalia bisa bekerjasama dengan baik dengan para pengurus baru Hawkees, karena kami sudah resmi pensiun." katanya seraya mengangkat gelas diiringi kekehan Sully, "Silakan nikmati pizza-nya selagi hangat. Es krimnya menyusul. Tapi walaupun setelah ini aku sudah nggak bertugas, jika ada yang ingin kalian diskusikan, aku bisa dihubungi kapan saja, dua puluh empat jam sehari. Well... kurangi lima jam karena aku perlu tidur demi kecantikan."
"Buuuh...!" Sully mengejek, sementara sisanya saling bersulang.
Pesta penyambutan itu berlangsung cukup menyenangkan. Andrea menyesal sempat memandang para anggota baru dengan sebelah mata. Kenyataannya, mereka anak-anak yang cukup menyenangkan, dan walaupun sempat canggung pada awalnya, ternyata mereka sangat asyik diajak ngobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Who Talked To The Trees
Teen FictionPada suatu hari, Andrea Jacobson membuat keputusan untuk menjauh sejenak dari kehidupannya di Portland. Dia menunda kuliah dan mengambil kerja sambilan di Cotswolds, Inggris. Semua orang mempertanyakan motivasinya; mengapa Andrea memutuskan untuk m...