BAGIAN paling memalukan yang terjadi setelah segala kehebohan 'insiden selepas dansa' adalah satu jam kemudian, ketika pesta akhirnya selesai dan Andrea harus berpamitan dengan teman-temannya.
Dan selama itu, Lucas menolak melepaskan genggaman tangannya barang sedetikpun.
Gadis itu merasakan tatapan semua orang--termasuk Georgia--tertuju pada tangan-tangan mereka yang saling terpaut. Senyuman-senyuman menggoda tersungging di bibir mereka.
"Selamat bersenang-senang." Sully menaik-turunkan alisnya kepada Andrea dari sofa ruang tunggu. Andrea menahan keinginan kuat untuk melempar sesuatu ke wajahnya yang menyebalkan.
Ketika akhirnya Andrea dan Lucas lolos dari acara dan berjalan keluar dari restoran, keduanya menghela napas panjang berbarengan.
"Satu hari yang..."
"...cukup membuat kewalahan."
"Yeah."
Keheningan menyelimuti saat keduanya berjalan bersisi-sisian menyusuri pelataran parkir. Permukaan Sandy River yang mengalir di belakang restoran terlihat berkilauan tertimpa cahaya lampu-lampu jalan yang telah dinyalakan. Andrea memperhatikan ransel besar yang dibawa Lucas dari tempat penitipan di restoran tadi.
Dilatarbelakangi suara aliran air sungai, Andrea berdeham.
"Jadi... kau pulang ke mana?"
Lucas tersentak.
"Oh, um... aku menyewa airbnb nggak jauh dari sini. Rencananya akan naik Uber ke sana."
"Kau akan di sini berapa lama?"
"Belum tahu." Lucas berujar, suaranya terdengar agak goyah. "Sejujurnya... uh, aku belum bisa berpikir jernih sekarang."
Andrea merapatkan bibirnya, "Karena... um, karena kita?"
Lucas hanya mengangguk.
Hening lagi.
"Mengapa kita canggung sekali?" Andrea tertawa gugup. Lucas terkekeh, sama gugupnya.
Ketika akhirnya Andrea tiba di depan SUV-nya--dia menyewanya untuk sementara waktu--gadis itu memberanikan diri untuk bertanya.
"Bagaimana kalau menginap di apartemenku saja?"
Lucas mengerem langkahnya. Ekspresinya tampak kacau balau.
"A-apartemenmu?" ulangnya tegang.
"Agak jauh, tapi lebih baik daripada kau harus menyewa tempat." Andrea berusaha terdengar sekasual mungkin, "Apa airbnb-mu masih bisa dibatalkan dengan refund?"
"K-kurasa bisa."
"Hebat." Andrea berdeham, kemudian menekan tombol kunci hingga mobilnya berbunyi, "Kau ingat aku pernah cerita aku menyewanya bersama Sully? Well, ternyata Sully memutuskan bahwa dia yang pindah. Jadi ada kamar kosong ekstra."
Lucas membenahi tali ranselnya.
"Um... baiklah kalau begitu."
"Oke." Andrea menunduk, "Um... Luke?"
"Yeah?"
"Tanganmu. Aku perlu membuka pintu--"
"Oh." Lucas dengan kikuk melepaskan tangannya yang sedari tadi masih menggenggam tangan Andrea, "Maaf."
Butuh setengah jam dari Troutdale untuk mencapai Portland Downtown. Untunglah suasana di antara Andrea dan Lucas mencair selama perjalanan. Lucas sudah kembali ceriwis dan menanyakan banyak hal mengenai Portland, serta seputar kehidupan Andrea di kota itu. Andrea juga dengan senang hati menjelaskan berbagai tempat menarik untuk dikunjungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Who Talked To The Trees
Teen FictionPada suatu hari, Andrea Jacobson membuat keputusan untuk menjauh sejenak dari kehidupannya di Portland. Dia menunda kuliah dan mengambil kerja sambilan di Cotswolds, Inggris. Semua orang mempertanyakan motivasinya; mengapa Andrea memutuskan untuk m...