BANYAK yang terjadi setelah Andrea menelepon Matt.
Setelah merampungkan pekerjaannya membantu Georgia dan membereskan Brierwood keesokan harinya, Andrea pergi ke hutan untuk menuju tempat favorit barunya. Sekarang, Andrea memiliki panggilan khusus terhadap pohon cedar besar itu, 'Pak Tua', untuk menghargai kebijaksanaan si pohon yang selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah dua remaja problematik yang belakangan sering duduk-duduk di bawahnya.
Dia memastikan Lucas tidak berada di manapun di dekat-dekat situ sebelum mendudukkan diri di bawah kerindangan dahan-dahan milik Cedrus. Kemudian, dia mengeluarkan ponsel dan menekan tanda panggil pada nomor Priscilla.
Kalau boleh jujur, itu adalah percakapan tercanggung yang pernah dilakukan Andrea seumur hidupnya. Priscilla jelas-jelas tidak menduga bahwa Andrea akan menghubunginya lebih dulu. Dan Andrea juga tak menghabiskan banyak waktu berbasa-basi untuk segera membahas topik yang sudah sangat lama ingin dia utarakan.
Andrea memberitahunya soal Matt yang sudah tahu garis besar yang terjadi di antara mereka. Andrea juga mengemukakan perasaannya dengan gamblang. Bagaimana dia berharap segalanya bisa tetap 'normal' seperti sediakala, namun dia tahu itu semacam impian muluk.
Priscilla mengakui bahwa dirinya merasa seperti antagonis selama ini. Dia menyukai Matt sejak SMP, jauh sebelum Andrea menyadari perasaannya terhadap cowok itu ketika mereka sudah SMA. Dan ketika Priscilla membaca buku harian Andrea, dia berkata bahwa kebencian sempat merayapi hatinya.
"Mengerikan bukan, perasaan-perasaan yang bisa timbul ketika dua cewek menyukai satu cowok yang sama?" kekeh Priscilla dari seberang telepon, kedengaran seperti mau menangis, "Matt pasti akan membenciku kalau dia tahu soal ini. Bagaimana saat itu rasanya... aku kepingin menguasai dirinya hanya untukku, seolah dia adalah barang, bukan manusia."
Andrea menyandarkan punggungnya ke batang pohon, mendongak menatap warna langit yang mengintip dari sela-sela dedaunan. Bila semalam percakapannya dengan Matt terasa melegakan seperti berhasil melalui sebuah labirin besar dan akhirnya menemukan pintu keluarnya yang bercahaya, percakapannya dengan Priscilla saat ini seolah memaksanya mengurai lebih dalam jalur-jalur dan sudut-sudut gelap milik labirin itu.
Andrea menghela napas, "Dengar, Pris. Kau menyukainya, dan dia menyukaimu. Dia tahu perasaannya. Jadi aku berharap kau dan Matt bahagia dengan hubungan kalian sekarang."
Keheningan canggung terjadi selama beberapa saat, Priscilla mengucapkan 'terima kasih' pelan sebelum bertanya, "Sully tahu, bukan?"
"Soal?"
"Soal kau yang suka Matt."
"Yeah... cukup lama, dia menebaknya sendiri. Kau tahu bagaimana dia itu seperti cenayang."
Priscilla terkekeh, kemudian terdiam sebentar sebelum bertanya lagi, "Kylie... belum tahu?"
Rasanya seperti Priscilla ingin memastikan bahwa Andrea memang tidak pernah memberitahukan soal perasaannya terhadap Matt kepada siapapun. Seolah ingin mencari setitik pembenaran dari tindakannya musim panas lalu.
"Tidak, dia tidak tahu."
"Kau akan memberitahunya?"
"Mungkin. Rasanya tidak adil kalian semua tahu, kecuali dia."
"Termasuk... soal jurnalmu?"
Kemarahan akhirnya kembali menggelegak di dada Andrea.
"Kenapa? Kau merasa aku bersikap tidak adil karena memberitahunya, tetapi tidak memberitahumu?"
"Andy--"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Who Talked To The Trees
Novela JuvenilPada suatu hari, Andrea Jacobson membuat keputusan untuk menjauh sejenak dari kehidupannya di Portland. Dia menunda kuliah dan mengambil kerja sambilan di Cotswolds, Inggris. Semua orang mempertanyakan motivasinya; mengapa Andrea memutuskan untuk m...