tiga puluh lima

1.1K 153 4
                                    

Sana mengerjap pelan saat mendengar suara kerikil yang bertabrakan dengan tanah. Saat kesadarannya sudah penuh, rasa sakit di tubuhnya langsung menyerbu.

Saat hendak memegang kepala karena merasa sangat pusing, ia merasa tangannya seperti tertahan sesuatu dan benar saja ternyata tangan bahkan kakinya diikat pada tiang. Menggerakkan badannya karna merasa tak nyaman duduk dengan posisi kedua tangan dan kaki yang tertarik ke belakang.

Ia mengerang frustasi.

Kepala pusing, badannya juga sakit semua ditambah sana seperti mencium bau bau amis yang ia tak tau asalnya dari mana.

Oh dia juga baru sadar kalau ia tidak lagi berada di dalam bagasi mobil bersama pria tua yang mobilnya di curi oleh pelaku.

Ngomong ngomong dimana pria tua itu?

Seingatnya tadi mereka sempat berhenti di pinggir jalan dan si pelaku memaksa sana juga pria tua itu untuk meminum alkohol yang jumlahnya lebih dari lima.

Tentu sana yang orangnya memang tak bisa minum minuman yang mengandung alkohol, langsung tepar di botol ke tujuh dan tak ingat apapun sampai ia terbangun dengan kondisi terikat begini.

Tak tak tak

Sana menoleh was was saat suara itu muncul lagi, menurutnya itu suara kerikil yang tadi membuatnya terbangun.

Tangannya terkepal kuat saat merasa badannya bergetar karena takut. Oh ayolah di sekitarnya gelap dan sana takut dengan hal itu, hanya cahaya bulan yang masuk lewat ventilasi udara membuat ruangan itu tak terlalu gelap.

Tapi tetap saja remang remang dan sana tidak bisa melihat sekitar dengan jelas.

"Huh~"

Terdengar helaan nafas di sebelah kanannya membuat sana spontan mundur guna menjauh, takut sesuatu yang bersuara di sebelahnya itu tiba tiba mendekatinya dan melakukan sesuatu yang tidak tidak.

"Joy?"

"B-bam..?"

Tunggu.

Sepertinya sana kenal dengan suara itu. Apalagi saat mendengar nama yang diucapkan oleh orang(?) di sebelahnya.

"B-bam itu lu?"

"Iya ini gue"

"Kita dimana?"

"Gue gatau, bangun bangun udah disini"

"Joy lu gapapa?"

"Bam ini kaki gue kok kaya ditimpa beton ya?"

"Oh itu gue dudukin kaki lu joy, pantat gue pegel duduk di tanah terus"

"Sakit anjing! turun ga lu?!"

"E-eh iya"

"Halo?" sana dengan cepat menyela sebelum mereka gelut atau apapun itu.

"Ada orang?" tanya sana lagi saat merasa dua orang tadi hanya diam.

"Siapa?" terdengar sahutan. Dari suaranya sana tebak itu perempuan, mungkin itu suara dari pemilik nama yang dipanggil joy tadi.

"Kok kaya kenal ya?" satu lagi bertanya.

"Maksud lu? ini aja gelap njir gimana caranya lu bisa kenal sama tuh orang?"

"Ngga maksudnya dari suaranya kaya pernah denger"

"Nama lu siapa?" laki laki itu bertanya.

"Sana..." jawabnya setelah sedikit lama diam, agak ragu memberi tau namanya pada orang yang bahkan sana tidak tau rupanya seperti apa.

Cuek | SATZU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang