Langkah sepatu hak tinggi gadis itu bergema di sepanjang lorong rumah sakit. Penuh percaya diri, ia duduk di ruang tunggu, menunggu gilirannya tanpa tanda-tanda kegugupan. Ia sudah bulat dengan keputusannya dan tak sabar untuk bertemu dengan dokter yang akan membantunya mencapai keinginan yang selama ini mengusik pikirannya.
Seorang perawat datang menghampirinya. "Maaf menunggu. Mari, saya antar ke ruangan dokter."
Gadis itu hanya mengangguk sopan dan berdiri, mengikuti perawat dengan langkah mantap. Namun, tak lama kemudian, suara panggilan dari ujung lorong memaksa perawat itu berhenti. "Oh, saya dipanggil sebentar. Maaf ya, langsung saja ke ruang dokter di ujung lorong ini. Dokter sudah menunggu Anda."
Gadis itu berjalan sendiri menuju ruangan yang dimaksud. Setelah mengetuk sekali, ia masuk dan melihat dokter pria di dalam, sedang sibuk menulis di meja kerjanya. Dengan percaya diri, ia duduk tanpa menunggu dipersilakan dan segera membuka blazer yang dikenakannya.
"Ukuran dadaku terlalu kecil. Aku ingin melakukan implan," ucapnya langsung, tanpa basa-basi.
Dokter terkejut, kepalanya terangkat dari berkas di tangannya, mencoba mencerna kata-kata gadis itu. Ia hendak bicara, tapi sebelum sempat membuka mulut, gadis itu melanjutkan dengan nada tegas.
"Masalahnya, ini benar-benar mengganggu penampilanku, dan aku sudah lama berpikir untuk memperbaikinya. Aku ingin hasil yang terlihat alami, tapi jelas dengan peningkatan ukuran yang signifikan. Tidak terlalu besar, hanya proporsional dengan tubuhku," lanjut gadis itu sambil menatap dokter dengan penuh keyakinan. Ia berbicara seolah dokter di depannya adalah rekan bisnis, bukan seorang profesional medis.
Dokter mengerjap bingung. Ia berusaha menemukan celah untuk menyela, tapi gadis itu terus berbicara.
"Tentu saja, aku tidak menginginkan yang murah. Aku siap membayar harga yang sesuai. Prioritasku adalah kualitas. Aku juga sudah mempertimbangkan beberapa perawatan tambahan, seperti pengencangan kulit dan mungkin pengangkatan sedikit jaringan lemak di bagian bawah."
Dokter semakin kebingungan. Ia membuka mulut, mencoba menjelaskan bahwa ini bukan bidangnya, tetapi gadis itu masih melanjutkan, tangannya mulai bergerak, seolah sedang menggambarkan prosedur yang diinginkannya.
"Dan aku juga berharap proses pemulihannya cepat. Aku punya banyak acara penting yang harus dihadiri, jadi aku butuh dokter yang bisa memastikan segalanya berjalan sempurna. Oh, dan soal anestesi, aku harap kita bisa mendiskusikan pilihan yang terbaik-aku pernah dengar tentang anestesi lokal yang bisa mempercepat pemulihan?"
Dokter mencoba lagi, kali ini lebih keras. "Maaf, Nona, tapi-"
Namun, tepat saat ia akan berbicara, pintu ruangan terbuka, dan seorang perawat masuk tergesa-gesa. "Dokter, maaf mengganggu, saya salah mengantar pasien."
Mata dokter beralih ke perawat dengan ekspresi lega, sementara gadis itu akhirnya terdiam, menoleh ke arah suara baru yang muncul. Perawat memandang ke arah gadis itu sejenak, lalu kembali menatap dokter.
"Maafkan saya, Nona. Harusnya saya menenami Anda," lanjut perawat, senyum ramah tergambar di wajahnya.
Dokter mengangguk, lalu memandang gadis di hadapannya dengan sedikit kelegaan. "Nona, saya kira Anda salah ruangan. Saya adalah ahli bedah jantung."
Gadis itu mengerutkan dahi sejenak, lalu matanya melebar saat menyadari kesalahannya. Namun, alih-alih tampak malu, ia hanya menghela napas pendek. "Oh, begitu. Salah dokter rupanya."
Ia berdiri dengan tenang, mengenakan kembali blazernya. "Baiklah, terima kasih atas waktunya." Dengan senyum percaya diri, ia berjalan keluar dari ruangan tanpa sedikit pun rasa canggung, meninggalkan dokter yang masih tampak kebingungan.
.
.
.
.
.
Waw :)
Ini buat kamu babygirlbilla
Ada yang bisa tebak siapa yang ada di prolog?
👀
Ini pertama kalinya aku buat fanfiction karakter game
Sejujurnya aku gak main game ini lagi. Aku cuma ngikutin pas awal rilis dan baru tahu belakangan kalau ada karakter baru yang namanya Sylus :)
(Dia cakep banget pliss😔, tapi dari dulu husbuku adalah Rafa hehe😁)
Aku tuh bingung sama cerita dan latar belakang mereka, dan main game ini butuh waktu, kesabaran, dan tentunya duit. Jadi aku memutuskan untuk drop aja.
Tapi belakangan game ini muncul di beranda igku dan aku jadi suka banget lihat cowok-cowok tampan itu. Aku belum ada niat untuk download lagi sih.
Aku lebih suka lihat orang lain yang main game ini. Lebih seru aja gitu daripada main sendiri. Aku mulai paham dikit-dikit karena para player kasih penjelasan. Tapi semisal ada yang kurang sesuai, maaf ya :)
Ini cuma fanfiction
Aku usahakan memberikan yang terbaik buat kalian.
Terima kasih telah membaca ><
KAMU SEDANG MEMBACA
La Vie En Rose || Sylus (Love And Deepspace)
FanficLnD Fanfiction Project Number 1 _________________________________________ Kamu hanya sedang menikmati cuti dengan damai. Mengikuti kencan buta adalah hal yang kamu pilih untuk menyenangkan diri. Tak disangka kamu akan bertemu dengan seseorang yang b...