7° VINCENZO

44 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

Vale the geng duduk di meja bundar dengan kursi tujuh kursi, mereka menikmati dengan minuman bir beralkohol rendah yang di sajikan.

"Eh tadi lo pada liat Vincen dkk gak?." Tanya Silvi heboh.

"Liat." Balas Zia di angguki Vale.

"Beh gilak ganteng banget pengen deh gue gebet, siapa tau kecantol sama salah satu pelet gue yang gue minta sama kakek buyut dari ayah buyut gue." Antusias Silvi dengan binar mata yang dapat di lihat betapa Silvi kagum dengan Vincenzo Dkk.

"Terus si Ragil lo kemana in?." Tanya Zia, Btw Ragil itu pacar Silvi yang kesekian dia baru jadian satu menit yang lalu di ponsel pastinya, Korban Virtual haha.

"Aelah lo gak tau pepatah 'disini kamu ngingetin makan tapi di sana sama yang lain' tau gak lo." Jelas Silvi dengan sesekali menyesap minumannya.

"Gak, kan gue bukan korban virtual kek lo." Tukas santai Zia.

Sedangkan Vale dia hanya menyimak perdebatan antara Silvi dan Zia, membosankan batinnya.

"Hello girl." Suara seseorang menghentikan perdebatan antara mereka dan secara serempak menolehkan kepalanya kearah seseorang itu.

"Why?, And who are you?." Tanya Vale sinis, ya begitulah Vale terhadap orang asing apalagi yang SKSD.

Kalian kek gitu juga gak??, Kalo Zaza sih iya hehe😁

Seketika wajah salah satu dari mereka melongo dengan pertanyaan yang Vale lontarkan.

"Kalian gak kenal kita?." Tanya seseorang itu tidak percaya.

Vale mengingat-ingat siapakah segerombol orang yang ada di depannya ini dan ah dia mengingat siapa mereka semua.

"THE DEATH, Right?." Ucap Vale memastikan.

"Nah cakep, Eneng tau kita." Bangga Justin, ya orang yang menyapa Vale dkk itu Justin di ikuti segerombol cecunguk.

"Oh." Tanggapan Vale malas dan melanjutkan acara minumnya.

"Gila gila lo gak takut sama kita?." Tanya Justin melongo.

"Ngapain gue takut sama lo, sama sama makan nasi, sama sama lahir dari rahim, terus dimana letak gue harus takut sama lo?." Ucap Vale sinis, menghadap kepada Justin.

"Udah-udah masalah sepele aja di debatin." Lerai Teo.

"Oh ya kita boleh duduk gak?." Tanya Teo.

"Silahkan." Ucap Silvi yang sedari tadi diam.

Vincenzo duduk di sebelah Vale di samping Vale ada Silvi di samping Silvi ada Justin di sebelah Justin ada Teo di sebelah Teo ada Zia di sebelah Zia ada Fili dan di sebelah Fili ada Leon.

VINCENZO✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang