.ೃ [11] Terkunci Rapat ˚༘༄

53 13 2
                                    

Holaa!

Apa kamu pernah menjadi support system di hidup seseorang?

•••

Tetap jadi penyemangat orang lain, meski realita takmampu menyemangati diri sendiri (':

— Ann Vanila

•••

Tè amó! <3

🙆🏻‍♀️❤️🥀🍒

🙆🏻‍♀️❤️🥀🍒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❦❦❦

Kamu itu pembuat luka sekaligus penyembuhnya.

— Galanva Anselio Rayvan —

❦❦❦

GAL, kamu kenapa enggak bilang kalau bakal sekolah lagi di sini?” tanya Vally pada Galanva.

Galanva menjawab tanpa menolah sedikit pun ke arah Vally. “Enggak ada urusannya sama lo.”

“Tapi, Gal—”

“Berisik! Lo fokus sama catetan lo, bisa?” sentak Galanva dingin. Vally langsung merapatkan bibirnya.

Tanpa aba-aba, Thea menjenggut rambut Galanva hingga mendongak.

“Bangsat!” umpat Galanva pelan.

“Anjay! Keren banget lo, Thea!” Aska tertawa terbahak-bahak.

Vally melebarkan bola matanya. Thea pun melepaskan jenggutannya sambil memberi tatapan seolah tak melakukan dosa apa-apa.

“Santai,” kekeh Thea. “Lo mau ngapain ke sini?” Nada suara Thea berubah tajam.

“Suka-suka gue. Ini sekolah punya gue, kenapa lo yang repot?” Galanva berujar datar.

Sontak, Vally dan Thea melotot kaget mendengar pernyataan Galanva.

“Heh! Lo enggak usah ngehalu!” tukas Thea.

“Yaah … keceplosan,” ledek Aska.

Galanva merutuki mulutnya yang asal ceplos tanpa pikir dulu. Untung saja suaranya pelan, jadi yang mendengar hana Vally, Thea, serta Aska saja.

“Lupain,” singkat Galanva.

“Bentar, sekolah ini seriusan punya kamu, Gal?” tanya Vally takpercaya.

“Bukan punya gue,” balas Galanva.

Thea berdecak. “Noh, kan, gue bilang.”

“Tapi punya bokap gue,” sambung Galanva.

GALANVA & VALLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang