.ೃ [19] DAMAI!? ˚༘༄

55 6 1
                                    

Haiii! Apa kabar semuanyaaaa?

Gimana sama tahun ajaran baru dan kurikulum baru ini? Semoga mental dan otakmu aman, ya, Aamiin.

Udah lumayan lama, ya, awtor enggak up di sini. Maka dari itu, Lala up, hehe. Udah banyak juga yang nagih lewat WA huhu, terhurahh 🥺🤟🏻

Biar enggak bosen, bacanya sambil denger lagu, yuk! <3

• Now Playlist •
Cinta Tak Mungkin Berhenti — Tangga

Cinta tak mungkin berhenti,
secepat saat aku jatuh hati.

Cinta tak mungkin berhenti,secepat saat aku jatuh hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❀ ❀ ❀

Jadi,
mau mencoba menghapus rasa,
atau kehilangan untuk yang kedua kalinya?

— Azthea Adhysta Graciella —

❀ ❀ ❀


KALAU akhir kisahnya belum bahagia, bukan ending namanya.” Galanva tiba-tiba membuka matanya.

Hal pertama yang laki-laki itu lihat adalah wajah Vally yang tetap cantik meski dilihat dari bawah.

Vally mengerjapkan matanya lucu. “Jadi, kalau bukan ending, terus apa namanya?”

“Pikir aja sendiri,” balas Galanva singkat.

“Kamu dari tadi pura-pura tidur, ya?” Vally memicingkan matanya.

“Gak! Lo ganggu, makanya gue kebangun.” Galanva menjawab ketus.

Vally mencebikkan bibirnya. “Ya udah, maaf aku ganggu. Aku tinggal, ya? Kamu lanjut tidur aja,” ucap Vally, lalu ingin beranjak dari tempatnya.

“Val ….” Galanva dengan cepat merubah posisinya menjadi duduk tegak, lantas memegang lengan Vally, berusaha menahan gadis itu.

“Maaf buat kata-kata dan perlakuan kasar gue kemarin-kemarin. Bener kata lo, kita masih bisa temenan … kayak dulu. Lo mau, 'kan, maafin gue?”

‘… dan supaya misi balas dendam gue cepat tercapai.’

Galanva menatap Vally dengan tatapan yang berbeda. Tatapan yang pernah Vally dapatkan saat ia dan Galanva masih baik-baik saja.

Vally terkesiap di tempatnya. Bentar … ia tak salah dengar, 'kan!?

‘INI SERIUSAN GAL NGOMONG GITU? APA AKU CUMA HALUSINASI AJA, YA!?’ batin Vally syok, sambil menahan diri untuk tidak berteriak girang.

“Maksudnya … kita damai?” tanya Vally memastikan.

Tangan Galanva terangkat, lalu ia mengacak-acak rambut Vally pelan sambil tersenyum lebar. “Iya, Val. Kita damai.”

GALANVA & VALLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang