(9)

73 1 78
                                    

"Ketua Tim, istri Anda ada di depan dan ingin menemui Anda."

"Apa?"

Belum sempat Vincenzo memikirkan apapun, pintu ruangannya yang sebelumnya tidak tertutup rapat langsung terbuka dengan lebar. Muncul sosok cantik Cha Young lengkap dengan wajah kesalnya.

Vincenzo segera berdiri dan tampak salah tingkah. Ia berharap wajah kesal Cha Young saat ini bukanlah karena apa yang sedang Vincenzo pikirkan akhir-akhir ini.

"Kau bisa keluar, Soo Hyun-ssi." Ujar Vincenzo.

"Ya, ketua tim." Soo Hyun keluar dari ruangan Vincenzo dan menutup pintunya dengan rapat.

Vincenzo membalas tatapan Cha Young dan berusaha menampilkan wajah acuh yang selama ini selalu dilakukannya. Kalau pun apa yang ingin disampaikan oleh Cha Young nanti adalah hal yang Vincenzo takutkan, Vincenzo tidak boleh terlihat gugup.

"Apa yang kau lakukan dikantorku? Aku sedang sibuk." Kata Vincenzo sembari hendak kembali duduk.

"Sibuk?! Ah, sibuk memikirkan bagaimana kita bisa bercinta?" Sahut Cha Young membuat gerakan Vincenzo terhenti.

"Kau tidak perlu melakukannya lagi. Karena aku sudah mengetahuinya." Lanjut Cha Young.

Vincenzo menegakkan punggungnya dan menatap Cha Young. Perempuan itu sedang tersenyum. Benar-benar tersenyum. Hanya saja senyumannya terlihat sangat mengerikan untuk Vincenzo. Vincenzo mengusap tengkuknya yang terasa merinding.

Beberapa saat kemudian senyum Cha Young hilang dari wajahnya. Perempuan itu mengepalkan tangannya dan bersiap untuk memukul Vincenzo kapan saja. Namun Cha Young akan membiarkan laki-laki itu memberikan pembelaan jika memang ia memilikinya.

"Aku yang melakukannya." Kata Vincenzo membuat Cha Young terkejut.

Suaminya itu sudah mengetahuinya? Lalu, kenapa ia tidak mengatakannya pada Cha Young? Ah, tentu saja karena laki-laki itu takut. Bukankah setiap orang yang bersalah akan merasa takut?

Vincenzo memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berjalan menghampiri Cha Young. Rasa gugup serta takut yang dirasakan Vincenzo tadi entah melayang kemana. Sepertinya laki-laki itu sudah memiliki pembelaan untuk dirinya sendiri.

"Kau tau bahwa itu kesalahanmu dan sekarang kau memasang wajah sombongmu dihadapanku?" Kata Cha Young tidak habis pikir.

"Kau benar-benar sudah mengingat semuanya?" Tanya Vincenzo. Cha Young menganggukkan kepalanya.

"Aku akui bahwa aku memang yang pertama kali mencium bibirmu itu." Kata Vincenzo sembari menatap bibir Cha Young.

Dan sialnya, ia merasa bibir Cha Young terlihat sangat seksi. Vincenzo menahan dirinya untuk tidak melahap bibir perempuan itu dan melumatnya dengan kasar.

"Tapi ingatkah kau jika aku hanya menciumnya saja?" Tanya Vincenzo membuat kening Cha Young berkerut.

"Apa maksudmu?"

"Aku menyudahi ciumanku ketika melihatmu bangun. Kau tau, saat itu aku pikir kau akan menendangku keluar dari kamar." Kata Vincenzo. Cha Young tampak memikirkan ucapan Vincenzo.

"Kau juga seharusnya ingat siapa yang kembali memulai ciuman itu ketika aku menyudahinya, kan?" Tanya Vincenzo sembari mendekatkan wajahnya dengan wajah Cha Young.

Matanya menatap tepat di manik mata Cha Young yang sedang bergerak gelisah. Vincenzo menarik salah satu sudut bibirnya ke atas membentuk sebuah seringaian. Ia suka melihat bagaimana perempuan itu tidak dapat berkutik dihadapannya.

"Kau mengingatnya dengan jelas 'kan, istriku?" Bisik Vincenzo.

Tangan Cha Young yang terkepal terasa basah oleh keringat. Tentu saja Cha Young dapat mengingat semuanya dengan jelas. Apa yang dikatakan Vincenzo benar. Ketika laki-laki itu menyudahi ciuman mereka, Cha Young justru yang kembali memulai semuanya. Hingga akhirnya mereka benar-benar bercinta.

Pucha PuchaWhere stories live. Discover now