(3)

44 0 8
                                    

Vincenzo menutup pintu mobilnya dengan kasar dan menatap rumah mewah dihadapannya. Rumah dimana calon istri serta calon mertuanya tinggal. Ia sepertinya sudah benar-benar tidak bisa lari dari rencana pernikahan ini.

Pernikahannya akan terjadi dalam waktu dua minggu lagi. Seminggu yang lalu, Vincenzo mengutarakan pendapatnya pada Kiho bahwa ia tidak ingin menikah dengan Cha Young. Dan akibatnya, Kiho membuat sebuah pengumuman keesokan harinya, jika Vincenzo akan menjadi seorang office boy.

Saat itu, Vincenzo benar-benar merasa panik dan segera merobek kertas yang di tempel di papan pengumuman kantor. Ia segera menemui Kiho dan memohon kepada pria itu untuk membatalkan pengumuman yang dibuatnya.

"Benar-benar sial."

Vincenzo tidak memiliki pilihan apapun lagi selain mengikuti keinginan Kiho untuk menikahi Cha Young. Perempuan yang sangat berisik menurutnya.

Dan malam ini ia di paksa untuk datang ke rumah Cha Young. Karena mereka akan membicarakan mengenai pernikahan yang hanya tinggal sebentar lagi. Orangtua Vincenzo sudah berada di rumah ini setengah jam yang lalu.

Vincenzo menghela nafas panjang dan melangkahkah kakinya. Tangannya terangkat untuk membunyikan bel. Namun pintu rumah sudah lebih dulu di buka oleh Cha Young. Membuat Vincenzo sangat terkejut.

"Bagaimana kau tau aku datang?" Tanya Vincenzo.

Cha Young menatap Vincenzo dengan wajah datar. Perempuan itu mengangkat tangannya untuk menunjuk sesuatu. Vincenzo mengikuti arah tangan Cha Young dan menemukan CCTV yang tidak di sadari oleh Vincenzo.

"Kau mau masuk atau menunggu di luar?" Tanya Cha Young.

Vincenzo melirik Cha Young dengan tajam. Untuk apa ia bersusah payah datang ke sana jika hanya ingin menunggu di luar? Perempuan itu pasti meninggalkan otaknya di dalam rumah.

Mengabaikan pertanyaan Cha Young, Vincenzo menerobos masuk ke dalam rumahnya. Cha Young menatap punggung Vincenzo sembari melayangkan tangannya seolah ingin memukul laki-laki itu.

Cha Young menutup pintu rumah dan menyusul Vincenzo. Sebenarnya Cha Young merasa lega dengan kedatangan Vincenzo. Karena sedari tadi para orangtua terlalu sibuk menanyakan keberadaan Vincenzo. Memaksa Cha Young untuk menghubungi laki-laki itu, padahal Cha Young tidak mengetahui nomor teleponnya sama sekali.

"Oh, Vincenzo sudah datang." Ucap Sujin dengan senang. Membuat Cha Young memutar bola matanya dengan malas. Sujin selalu bersikap berlebihan.

"Maaf, saya terlambat." Kata Vincenzo sembari membungkukkan badannya.

"Tidak apa-apa. Kami tau bahwa kau sibuk bekerja. Setidaknya kami tidak akan mengkhawatirkan kehidupan Cha Young nanti. Karena ia akan memiliki seorang suami pekerja keras." Ujar Sujin. Vincenzo hanya tersenyum tipis.

"Ah, kenalkan ini sahabat Cha Young, Vincenzo. Dia juga akan membantu mempersiapkan pernikahanmu dengan Cha Young." Sujin menepuk lengan In Yeop yang berada di sampingnya dengan pelan.

Vincenzo mengerutkan keningnya untuk sesaat. Laki-laki yang ditepuk Sujin adalah laki-laki yang menjemput Cha Young, saat Vincenzo hendak mengantar perempuan itu pulang di hari pertama pertemuan mereka. Tetapi saat itu Cha Young mengatakan bahwa laki-laki itu adalah kekasihnya.

'Apa-apaan ini? Apa mereka pacaran secara diam-diam? Ia mengenalkan laki-laki itu sebagai sahabatnya kepada orangtuanya?'

Vincenzo berusaha mati-matian untuk menahan senyum sinisnya. Calon istrinya itu ternyata pandai berbohong. Ia harus sangat berhati-hati.

"Hwang In Yeop." In Yeop mengulurkan tangannya lebih dulu. Vincenzo berdehem pelan sebelum akhirnya menyambut uluran tangan In Yeop.

"Vincenzo." Ujar Vincenzo.

Pucha PuchaWhere stories live. Discover now