(26)

111 0 86
                                    

Cha Young mengusap kepala Vincenzo yang sedang berbaring dipahanya. Wajah Vincenzo menghadap perutnya dan tangan laki-laki itu terus mengusap perut Cha Young dengan pelan. Vincenzo seolah sedang menyapa sang anak yang tinggal di dalam perut Cha Young.

Vincenzo melakukan usaha ekstra agar mendapatkan posisi seperti ini karena sudah membuat Cha Young kesal sebelumnya. Sepertinya istrinya itu lebih sensitif setelah mengetahui dirinya hamil. Walaupun begitu, Vincenzo tidak merasa keberatan.

"Tidakkah kau pikir kita perlu memberitahu orangtuaku tentang kehamilanku?" Tanya Cha Young.

"Kita akan memberitahukan mereka nanti." Jawab Vincenzo.

"Saat ini aku sedang ingin menghabiskan waktu denganmu dan calon anak kita." Lanjut Vincenzo.

"Apa kau ingin bercinta denganku?" Tanya Vincenzo menggoda Cha Young.

Cha Young melotot dan memukul lengan Vincenzo dengan keras. Vincenzo tertawa dan memeluk pinggang Cha Young dengan erat. Menyembunyikan wajahnya di perut Cha Young sembari memberikan kecupan pelan di sana.

"Sebelumnya kau tampak marah-marah, tetapi sekarang kau terus tertawa. Apa kau sebahagia itu?" Tanya Cha Young sembari tersenyum.

"Hmm. Aku sangat bahagia." Gumam Vincenzo menjawab.

Vincenzo menatap ke atas untuk melihat wajah Cha Young.

"Kemarilah, aku ingin menciummu." Pinta Vincenzo.

"Aku tidak mau." Tolak Cha Young sembari menjulurkan lidahnya.

"Cih!" Cibir Vincenzo.

"Aku harus memberitahu In Yeop mengenai kabar gembira ini." Kata Cha Young sembari mengeluarkan ponselnya.

Vincenzo mengambil ponsel Cha Young dengan cepat.

"Jangan sekarang."

"Kenapa?"

"Akan lebih baik jika kita mengatakannya secara langsung." Ucap Vincenzo.

Vincenzo menantikan reaksi In Yeop saat mengetahui berita kehamilan Cha Young. Dan Vincenzo ingin menunjukkan wajah sombongnya dihadapan laki-laki itu. Vincenzo ingin menyadarkan In Yeop bahwa tidak akan pernah ada lagi kesempatan untuk merebut Cha Young.

Karena Cha Young hanya miliknya.

"Ah, kau benar."

"Besok kita akan menemui orangtuamu. Tetapi sebelum itu, kita akan menemui ayahku. Kau tidak keberatan, kan?" Tanya Vincenzo.

"Tentu saja tidak, Vincenzo-ssi. Aku sangat ingin menemui abeonim." Jawab Cha Young dengan tersenyum. Vincenzo membalas senyumannya.

"Bagaimana dengan eommonim? Kita harus memberitahunya juga, kan?" Ujar Cha Young membuat senyum Vincenzo menghilang.

Vincenzo mengubah posisinya menjadi duduk sebelum akhirnya meninggalkan tempat tidur.

"Kau bisa memberitahunya jika kau mau. Aku ke kamar mandi sebentar." Kata Vincenzo.

Cha Young menghela nafas panjang. Setelah beberapa waktu berlalu pun, pembahasan mengenai Hyemi tetap membuat Vincenzo menjadi dingin. Cha Young tidak tau sampai kapan Vincenzo akan mampu menerima Hyemi sebagai ibunya.

Saat anak mereka sudah besar nanti, Cha Young juga ingin mengenalkan Hyemi sebagai keluarga mereka. Bagaimana pun, Hyemi adalah nenek bagi anak mereka. Tetapi Cha Young tidak tau apakah ia bisa melakukannya, melihat sikap Vincenzo yang selalu seperti ini.

——

"Kau lelah?" Tanya Vincenzo saat mereka menaiki bukit untuk menuju makam Kiho.

"Aku baik-baik saja." Jawab Cha Young sembari mengeratkan genggaman tangannya pada Vincenzo.

Pucha PuchaWhere stories live. Discover now