(16)

96 0 79
                                    

Beberapa saat kemudian mobil Vincenzo sampai di CH Group. Keduanya langsung turun dan mendapatkan bungkukkan hormat dari para pekerja di sana.

Vincenzo melihat begitu banyak karangan bunga bertuliskan turut berduka cita yang diperuntukkan kepada Kiho. Ia ingin sekali menendang semua karangan bunga tersebut dan meminta siapa saja untuk membuanganya.

Cha Young menatap sedih berbagai karangan bunga yang terdapat nama Kiho di sana. Betapa Cha Young berharap bahwa ini semua hanyalah mimpi buruk dimana mereka akan terbangun besok pagi. Bersama Kiho yang masih di tengah-tengah mereka.

Cha Young mengalihkan pandangannya dan mengikuti Vincenzo yang sudah masuk ke kantor. Ia tidak tau harus kemana dan hanya membiarkan Vincenzo yang memimpin jalan. Lagipula Cha Young terlalu malas untuk bertanya karena masih merasa kesal pada Vincenzo.

Setelah menaiki lift dan sampai di lantai 10, mereka memasuki ruangan yang memiliki meja panjang dan puluhan kursi. Cha Young yakin ruangan tersebut adalah ruang rapat. Di sana sudah ada Sekretaris Nam, Hyemi serta satu pria yang tidak Cha Young ketahui.

"Eommonim.." Cha Young menghampiri Hyemi dan memeluknya.

Wajah Hyemi masih terlihat sangat sedih saat menyambut Cha Young. Walaupun wanita itu mencoba menyematkan sebuah senyum kecil di wajah cantiknya.

"Kalian sudah datang, tuan, nyonya." Sapa Sekretaris Nam.

Vincenzo segera mengambil tempat duduk yang biasa dipakai oleh Kiho. Sedangkan Cha Young duduk di samping Hyemi. Sekretaris Nam dan pria lainnya duduk di seberang Cha Young dan Hyemi.

"Ini adalah Pengacara Park yang akan membacakan wasiat dari Presdir Song." Ucap Sekretaris Nam.

Cha Young menganggukkan kepalanya. Ternyata pria itu adalah Pengacara Park. Pengacara Park berdiri dan membungkukkan badannya.

"Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Song, serta Nyonya Oh. Saya Park Do Kyung, pengacara yang dipercaya oleh Presdir Song untuk mengurusi dan mensahkan wasiat beliau." Kata Pengacara Park memperkenalkan diri. Setelahnya ia kembali duduk.

"Berdasarkan keinginan Presdir Song, wasiat ini bisa dibuka dan dibacakan setelah kehadiran Tuan Song Vincenzo selaku anak dari Presdir Song, Nyonya Song Cha Young selaku istri dari Tuan Song Vincenzo dan Nyonya Oh Hyemi selaku istri dari Presdir Song." Kata Pengacara Park sembari menatap mereka satu per satu.

"Bisa dilihat jika amplop ini masih tertutup dengan rapi." Pengacara Park menunjukkan pada mereka sebuah amplop coklat yang berisi wasiat Kiho.

Cha Young dan Hyemi menatap amplop tersebut kemudian mengangguk. Sedangkan Vincenzo terlihat tidak berminat untuk sekedar melihatnya. Laki-laki itu justru menatap meja yang tidak terlihat menarik sama sekali.

Pengacara Park mulai membuka amplop tersebut dengan hati-hati. Setelahnya, ia segera mengeluarkan selembar kertas dari sana. Cha Young sedikit takjub saat mengetahui bahwa Kiho hanya membutuhkan selembar kertas untuk menuliskan wasiatnya.

Mengingat harta Kiho yang luar biasa banyak, Cha Young pikir pria itu memerlukan beberapa lembar kertas untuk menuliskan wasiat. Cha Young menggelengkan kepalanya. Bukan itu yang harus dipikirkannya saat ini.

Pengacara Park berdehem pelan sebelum mulai membaca isi wasiat Kiho.

"Pertama, seluruh perusahaan di bawah naungan CH Group menjadi milik Tuan Song Vincenzo, kecuali CH Factory di Pulau Jeju dan CH Communications di London."

Cha Young menatap Vincenzo. Namun tidak ada ekspresi apapun yang ditunjukkan laki-laki itu.

"Kedua, CH Factory di Pulau Jeju serta rumah terakhir yang ditinggali oleh Presdir Song menjadi milik Nyonya Oh Hyemi. Perubahan nama akan segera dilakukan setelah surat wasiat ini disetujui. Tidak ada yang bisa mengambil rumah maupun memimpin CH Factory tanpa persetujuan dari Nyonya Oh, termasuk Tuan Song Vincenzo."

Pucha PuchaWhere stories live. Discover now