(2)

38 1 9
                                    

Cha Young berlari kecil menghampiri In Yeop dengan tersenyum senang. Ah, ia sudah tidak sabar untuk menuju ke club dan menghilangkan stressnya dengan minum alkohol. Masalah pernikahan membuat kepalanya ingin pecah.

"Wahh, apa ini benar-benar kau, Hong Cha Young?" Suara In Yeop terdengar takjub.

"Berhenti meledekku." Kata Cha Young sembari melepas higheels yang dipakainya. Membiarkan kaki telanjangnya menginjak aspal.

"Bagaimana? Pertemuannya lancar? Kapan kau akan menikah?" Tanya In Yeop sembari tersenyum. Menampilkan senyum manisnya dan membuatnya semakin tampan.

"Jangan membahas itu, aku mohon. Aku benar-benar tidak mau memikirkannya." Keluh Cha Young. In Yeop tersenyum geli dan mengusap kepala Cha Young.

"Apa kau mengatakan pada orangtuamu kau akan pergi ke club bersamaku?" Tanya In Yeop.

"Tidak. Yang mereka tau aku pergi bersama laki-laki itu. Biarkan saja mereka berpikir semau mereka jika aku tidak pulang dalam waktu cepat." Jawab Cha Young.

"Laki-laki itu? Apa dia tampan? Lebih tampan aku atau dia?" Tanya In Yeop lagi. Cha Young terlihat berpikir.

"Dia tampan. Kau dan dia sama-sama memiliki senyum yang indah. Kalian sama-sama tampan."

"Yah, biasanya ketika aku bertanya tentang ketampanan laki-laki, kau akan menjawab bahwa aku paling tampan. Tetapi sekarang kau mengatakan bahwa kami sama-sama tampan. Sepertinya laki-laki itu tampan sekali." Kata In Yeop menggoda Cha Young.

"Sepertinya mudah untukmu jatuh cinta padanya." Tebak In Yeop.

"Ya! Jangan asal bicara. Dia hanya laki-laki kaku. Dan dia baru saja memarahiku tadi gara-gara aku menyuruhnya menghentikan mobil. Yang pasti, dia laki-laki yang membosankan." Jelas Cha Young.

"Berhenti berbicara tentangnya. Sekarang, ayo, kita ke club!" Ucap Cha Young dengan semangat. Ia segera masuk ke dalam mobil In Yeop. In Yeop tertawa pelan dan segera menyusul Cha Young masuk ke dalam club.

——

Sujin membuka pintu rumah setelah mendengar bel berbunyi sebanyak dua kali. Dan wanita itu tidak dapat menutupi keterkejutannya, saat melihat In Yeop yang sedang menggendong Cha Young dipunggungnya. Dan sepertinya anak tunggalnya itu dalam keadaan tidak sadar.

"In Yeop-ah.."

In Yeop menunjukkan senyum kakunya saat melihat keterkejutan Sujin.

"C–cepat bawa dia ke kamarnya sebelum ayahnya terbangun." Ucap Sujin dengan panik.

In Yeop mengangguk dan segera masuk ke dalam rumah. Melangkahkan kakinya menuju ke kamar Cha Young. In Yeop tentu sudah tau di mana letak kamar perempuan itu. Karena In Yeop sudah terlalu sering mengantar Cha Young pulang dalam keadaan mabuk.

Dengan hati-hati In Yeop meletakkan Cha Young di atas tempat tidurnya. Sujin langsung menutupi setengah tubuh Cha Young dengan selimut. Sujin menggerutu pelan saat mencium bau alkohol yang membuatnya mual.

"Bagaimana bisa Cha Young pergi bersamamu? Aku pikir dia pergi bersama calon suaminya." Kata Sujin. In Yeop menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

"Aku tau itu, eommonim. Tetapi Cha Young menghubungiku dan memintaku menjemputnya di tengah jalan." Ujar In Yeop.

"Yah, jika begitu seharusnya kau mengantarkannya pulang." Omel Sujin.

"Maaf, eommonim. Tetapi aku tidak bisa membujuknya. Dia mengancam akan pergi ke club seorang diri jika aku tidak menemaninya." Sesal In Yeop.

Sujin menatap Cha Young yang tidak sadarkan diri dengan geram. Ingin sekali rasanya menyirami perempuan itu dengan seember air dingin hingga membuatnya sadar.

Pucha PuchaWhere stories live. Discover now