Bagian 28

175 21 4
                                    

"Za, 10 menit lagi pertandinganmu dimulai, mereka hanya bisa memberimu waktu tenggang sampai segini." ucap Daiyan kepada Reza yang masih menatap kearah pintu masuk.

"Iya ayo, dia memang tidak akan datang." jawab Reza kemudian melangkah ingin memasuki sirkuit pertandingan.

"Reza!!!!!! "

Reza dan Daiyan sponta langsung melirik ke sumber suara yang sangat keras memanggil nama Rez itu. Senyuman lebar langsung terlukis di bibir Reza, Rez berlari agar bisa menghampiri orang yang memanggilnya itu dan langsung memeluknya erat.

"Maafkan aku, maaf aku terlambat." ucap Zea pelan sambil terengah-engah.

"Tidak, kau tidak perlu minta maaf, aku yang berterima kasih karena kau sudah datang. Masuklah dan ikuti Daiyan, dia akan membawamu ke dalam agar bisa melihatku." jawab Reza setelah melepaskan pelukannya kepada Zea.

Reza kemudian langsung berlari memasuki lapangan diikuti oleh Daiyan dan Zea. Reza memasangkan peralatannya setelah motor yang akan dibawanya diperiksa. Reza tidak bisa melepaskan pandangannya dari Zea yang berdiri disamping Daiyan, sementara Zea hanya menatapnya sesekali karena merasa malu dengan Daiyan dan para karyawan Reza yang lain yang terus memperhatikan Zea.

Setelah dimulai, Reza langsung melajukan motornya dengan kecepatan penuh dan dengan strategi yang selama ini disiapkannya. Semua orang fokus dan tegang melihat bagaimana hasilnya nanti. Nasha yang sudah duduk di kursi sambil memperhatikan Zea, sesekali melirik posisi Reza yang terlihat di kamera. Walaupun dia merasa kesal karena kedatangan Zea, dia tidak bisa mengusirnya karena ada Daiyan disana.

***

Setelah menyelesaikan kelas, Tazkia langsung berjalan menuju parkir untuk mengambil motornya. Karena untuk menutupi keuangan keluarga yang memburuk, Tazkia memutuskan untuk memakai motor saja. Asraf yang juga baru saja menyelesaikan kelasnya langsung berlari ketika melihat Tazkia berada di parkiran.

Baru saja Asraf ingin menyapa Tazkia, Maliq sudah berdiri disamping Tazkia.

"Kau ingin pulang? Biarkan aku mengantarmu." ucap Maliq kepada Tazkia yang sudah memegang helm.

"Aku bawa motor kenapa kau harus mengantarku. Lagi pula aku ada urusan, jadi tidak langsung pulang." jawab Tazkia.

"Urusan apa? "

"Aku harus ke sirkuit pertandingan balapan yang diikuti kakak iparku, Ibuku memintaku mengantarkan sesuatu untuknya." jawab Tazkia.

"Kalau begitu ayo pergi bersama, aku juga akan kesana." sahut Asraf yang sudah berdiri di samping Maliq.

Maliq langsung melirik Asraf kesal, namun Asraf tidak perduli dan hanya tersenyum kepada Tazkia.

"Berhenti menggangguku dan pergilah kalian melakukan urusan kalian." ucap Tazkia kemudian ingin mengenakan helm.

Dengan cepat Asraf menarik helm dan meletakkannya diatas motor, kemudian Asraf langsung mengambil kunci motor Tazkia dan berlari menuju mobilnya.

"Asraf!! Apa yang dilakukan bocah sialan itu." ucap Tazkia kesal kemudian berlari mengejar Asraf.

Maliq juga mengikuti Tazkia karena dia tidak bisa membiarkan Asraf membawa Tazkia pergi. Akhirnya mau tidak mau Tazkia masuk ke mobil Asraf dan Maliq pun juga melakukan hal yang sama.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa masuk? " tanya Asraf kepada Maliq yang sudah duduk di kursi belakang.

"Aku juga akan ikut, jika kau ingin membawa Tazkia, maka bawa aku juga." jawab Maliq.

"Haha bocah sialan." gumam Asraf kemudian melajukan mobilnya kejalanan.

***

Pertandingan sudah berlangsung dan para pembalap sudah beberapa kali mengelilingi sirkuit pertandingan. Sampai akhirnya, ini merukapan putaran yang terakhir. Semua orang merasa cemas dan ingin jagoan mereka masing-masing untuk menang. Zea sudah menggenggam tangannya, tidak sabar untuk melihat dimana suaminya berada.

Hingga akhirnya, seorang pemain yang melaju kencang menuju ke garis finish dan dia adalah pria bernomor 77. Daiyan spontan langsung berteriak keras dan menatap Zea yang masih terlihat kebingungan. Sementara Nasha sudah berlari menuju garis finish dengan membawa sebotol minuman ditangannya.

"Kenapa? " tanya Zea kebingungan.

"Dia menang, dia menang, juara 1!!" jawab Daiyan merasa bahagia kemudian berlari menuju garis finish.

Zea yang tidak mengerti apapun mengenai hal itu hanya berdiri ditempatnya dan menunggu Reza datang.

Pada saat itu pula, Asraf, Tazkia dan Maliq tiba dilokasi dan langsung menghampiri Zea.

"Dimana dia Kak? " tanya Asraf.

"Entahlah, aku tidak tau." jawab Zea.

Mereka kemudian dapat melihat Reza yang sudah ada di kamera. Didalam kamera, terlihat Nasha memberikan sebotol minuman kepada Reza. Reza menatap Nasha, kemudian mengambil botol minuman itu dan meminumnya.

"Apa ini? Bukankah itu istrinya? Kenapa dia tidak menghampiri Tuan Reza dan hanya berdiri disana?"

"Dia sepertinya tidak perduli dengan suaminya, hanya Nona Nasha yang begitu memperhatikan Tuan Reza."

Asraf langsung melirik ke sumber suara yang menggosipkan kakak iparnya itu, sehingga membuat mereka langsung diam dan membungkam mulut mereka. Sementara Zea hanya diam dan menunduk, merasa dia sangat tidak berguna dan tidak dibutuhkan berada disana.

Ketika Zea kembali melirik ke kamera, terlihat Nasha menggenggam sebuah kain dan ingin menyeka keringat di wajah Reza. Namun, dengan cepat tiba-tiba Rahsya yang entah datang dari mana sudah berdiri dihadapan Zea agar menghalangi pandangan Zea.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa menghalangi kakak ipar? " ucap Asraf.

Rahsya hanya diam tanpa tahu Reza yang sudah berjalan menuju mereka setelah menghindari Nasha yang ingin menyeka keringatnya. Zea tersenyum kemudian menunduk, dia benar-benar merasa buruk berada disana.

"Apa kau datang kesini untuk menyaksikan ini semua? Kau mengabaikan dan membiarkan promosi novel mu berjalan dengan apa adanya hanya untuk menghadiri pertandingannya, tapi kenapa kau harus mendapatkan semua ini? " ucap Rahsya.

"Memang apa yang didapatkannya disini?" sahut Reza yang sudah berdiri di belakang Rahsya.

Rahsya langsung melirik kearah Reza dan segera menyingkir dari hadapan Zea.

"Apa ini, apa ini kisah Cinta segitia Kakakmu? Apa mereka sedang memperebutkan kakakmu? " tanya Maliq kepada Tazkia.

"Tidak, ini Cinta segi empat, bukankah kau juga menyukai Kakakku? Berarti kau juga termasuk dalam bagian ini." jawab Tazkia.

"Aiishh." jawab Maliq.

Reza langsung memegang tangan Zea dan menatap tajam ke arah Rahsya.

"Jika ingin busuk, busuklah sendiri. Jangan menyebar kebusukanmu kepada istriku." ucap Reza.

"Tunggulah sebentar disini, aku akan segera kesini setelah menerima penghargaannya." ucap Reza.

Zea mengangguk pelan dan Reza langsung mengusap lembut kepalanya, kemudian pergi bersama dengan Daiyan.

"Tenangkan dirimu Zea, kau tidak perlu merasa sakit hati, karena kalian tidak saling mencintai. Dia melakukan semua ini hanya untuk menunjukkan kalau kalian saling mencintai, ini semua palsu, tidak asli. " gumam Zea dalam hati.

Setelah selesai menerima penghargaan dan menyelesaikan segala hal, Reza langsung menghampiri Zea. Tazkia kemudian berjalan mendekati mereka dan memberikan sebotol minuman.

"Ibuku menyuruhku memberikan ini untuk Kakak ipar, katanya ini Bagus untuk menghilangkan rasa lelah setelah pertandingan ini." ucap Tazkia.

"Katakan terima kasih kepada Ibu ya." jawab Reza.

"Jadi, kemana kita akan pergi untuk merayakan kemenangan ini? " ucap Asraf tiba-tiba.

"Kenapa kau yang mengaturnya? Kau sangat suka melakukan hal seperti ini ya." ucap Reza yang membuat Asraf hanya tersenyum.

"Ayo kita camping, itu akan membuat hubungan kita semakin baik." sahut Nasha.

Hey BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang