Bagian 46

175 23 3
                                    

Setelah selesai mengantar Nasha, Asraf mampir ke kantor Kakaknya, karena hari ini dia juga tidak ada kelas. Asraf membawakan berbagai macam cemilan manis untuk Tazkia.

"Ini untukmu." ucap Asraf sambil memberikan beberapa bingkisan berisi cemilan manis semua keatas meja kerja Tazkia.

Tazkia melirik pria itu sejenak, kemudian membuka isi bingkisan dan melihatnya satu per satu.

"Aku menghargai pemberianmu, tapi tidak ada satu pun diantara ini semua yang aku sukai." ucap Tazkia.

"Kenapa? Bukankah semuanya kesukaan wanita? "

"Tidak semua wanita suka yang manis-manis Asraf, makanlah aku tidak mau." ucap Tazkia.

"Kau tidak akan mengerti dia, dia hanya makan yang pedas dan asin. Aku akan memakannya menggantikanmu." ucap Daiyan yang baru saja tiba dengan Reza.

Daiyan memakan sebuah roti yang ada didalam bingkisan, kemudian melemparkan cemilan yang lain kepada Reza.

"Apa aku membelinya untuk kalian? Bayar." ucap Asraf sambil menjulurkan tangannya kepada Reza dan Daiyan.

Reza hanya diam dan berjalan menuju ruangannya.

"Kenapa dia ingin cepat-cepat ke ruangannya? " ucap Asraf.

"Ada pawangnya didalam." sahut Daiyan.

"Aku akan membelikanmu bakso pulang ini." ucap Daiyan kepada Tazkia.

"Porsi jumbo? " ucap Tazkia.

"Oke."

"Aku ikut." sahut Asraf.

"Kami tidak membawa orang luar." ucap Daiyan.

"Ayolah Kak Daiyan." rengek Asraf.

***

Dengan senyum gembira, Reza membuka pintu ruangannya dan berencana untuk memberi hukuman keada Zea. Namun, saat memasuki ruangan, Zea malah tertidur diatas sofa tanpa membuka sepatunya.

Reza hanya bisa menggelengkan kepala dan berjalan mendekati istrinya. Reza membuka sepatu Zea dan meletakkan kedua kaki istrinya ke atas sofa, kemudian duduk di samping Zea sambil memperhatikan gadis itu.

Reza kemudian mengambil laptop dan mengerjakan pekerjaan nya di sofa, agar bisa dekat dengan Zea.

"Akhirnya kau bangun juga, jadi bagaimana? Apa kau mengingatnya? " ucap Reza setelah melihat Zea membuka matanya dan kembali menutupnya agar bisa pura-pura tidur.

"Bangunlah, aku tau kau sudah bangu." lanjut Reza.

Zea menelan ludahnya dan duduk dengan perlahan, menatap Reza yang duduk di hadapannya dengan menahan nafas karena merasa takut.

"Kau sudah mengingatnya? Bisa menerima hukumanmu sekarang? " ucap Reza.

"Bisakah kita makan siang dulu? Sepertinya aku tidak bisa ingat karena perutku lapar." jawab Zea sambil cengengesan.

Reza hanya tersenyum dan mengangguk pelan, kemudian mengambil kunci mobil dan menarik tangan Zea untuk keluar dari ruangan.

Daiyan, Tazkia dan Asraf yang duduk didepan ruangan langsung berdiri melihat mereka keluar.

"Kalian ingin makan siang? Aku ikut." ucap Asraf.

"Kami juga." sahut Daiyan.

"Makan sianglah sendiri, aku tidak ingin bersama kalian." ucap Reza.

"Ohoo lihatlah dia, dia mulai tidak setia setelah mendapatkan wanitanya." ucap Daiyan.

"Kau sudah bosan bekerja Yan? " ucap Reza.

Hey BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang