Bagian 9

199 33 1
                                    

Zea mencoba mengumpulkan keberaniannya dan akhirnya menatap Ayah Reza.

"Aku seorang penulis, tapi karirku tidak begitu Bagus. Aku menulis dan memasarkan buku, aku bekerja sama dengan sebuah perusahaan biasa." jawab Zea.

"Kejujuran mu luar biasa, lalu bagaimana dengan keluargamu? Berapa anggota keluargamu? Dan apakah ada aturan tertentu di keluargamu tentang sebuah pernikahan? "

"Aku memiliki seorang Adik, Ayahku sudah pensiun dari menjadi dosen dan Ibuku mengurus kami dirumah. Tidak ada yang spesial, hanya saja, jika seseorang masuk ke keluarga kami, kami biasanya memperlakukan mereka seperti keluarga kandung kami." jawab Zea.

"Lalu, bagiamana tanggapan orang tuamu tentang anakku? " tanya Ayah.

"Ayah." ucap Reza mencoba menghentikan Ayahnya.

"Keluargaku menerimanya jika aku bahagia."

Asraf yang baru datang langsung duduk disamping Ibunya dan melihat ada orang yang tidak dikenalnya.

"Siapa dia Bu? Dia cantik sekali." ucap Asraf.

Ibu langsung menutup mulut Asraf agar diam, namun Asraf menjadi tegang melihat ekspresi Reza dan Ayahnya yang serius.

"Bagaimana jika saat ini kami menolakmu? " ucap Ayah.

Zea langsung menatap Ayah Reza.

"Ayah ini sudah cukup, aku sudah membawanya kerumah, kenapa harus memperlakukannya seperti ini. Aku membawanya bukan untuk kalian buat seperti ini." ucap Reza.

"Tidak masalah. " ucap Zea kepada Ayah Reza.

Mendengar itu membuat Reza menatap Zea kebingungan.

"Itu adalah hak kedua orang tua. Wajar jika kalian menolakku, karena kalian belum mengenalku dan baru kali ini bertemu denganku. Saat pertama bertemu dan kami langung merencanakan untuk menikah, aku memaklumi itu. Tapi Tuan, seperti apapun keluargaku, aku tidak pernah malu akan mereka. Aku akan menikah dengan orang yang bisa menerimaku dan keluargaku. Aku tau Tuan merasa bimbang karena takut Reza akan mendapatkan istri yang salah, tapi kami saling mencintai, dan kami sampai di jenjang ini karena kami sudah yakin dengan hubungan kami." ucap Zea.

Reza menatap Zea kemudian menarik nafas berat.

"Wah, Reza sialan bagaimana bisa dia dapat istri sebagus ini. " gumam Asraf.

"Kau benar, aku tidak pernah mengatakan apapun tentang keluargamu. Tapi, aku menanyakan itu, karena aku ingin tau apa kau yakin dengan anakku. Aku ingin tau apakah dia menipumu sehingga kau menerima menikah dengannya, karena bocah ini lebih mengerikan dari yang dibayangkan. Ternyata aku salah, kalian sudah saling mengenal satu sama lain dan cukup yakin untuk menikah. Bahkan dia sampai membelamu dihadapanku." ucap Ayah.

"Apa maksud Ayah?" tanya Reza.

"Aku mengujinya, apa benar kalian saling mencintai. Aturlah tanggalnya dan kita akan selenggarakan pernikahan yang besar untuk kalian." ucap Ayah kemudian meminum air didepannya.

Reza langsung tersenyum dan menatap Zea yang masih tegang dan tidak bisa tersenyum.

"Senyumlah, urat wajahmu bisa putus karena tegang." ucap Reza.

Zea langsung tersenyum dan mencoba menghilangkan rasa gugup nya.

"Makanlah, semua yang ada disini disiapkan untukmu." ucap Ayah.

Zea mengangguk sambil tersenyum, kemudian mencicipi makanan yang ada di hadapannya.

Setelah makan, semua orang duduk ditaman sambil berbincang dan mencoba mengenal satu sama lain.

Hey BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang