Sepupu Una

8 1 0
                                    

Haechan x OC



Naira seharusnya sudah mengejamkan mata sembari menikmati sibuknya malam dikota Jakarta dari dalam kereta.

sayang sekali rutinitas malam Naira harus tertunda, Hujan sedari sore belum kunjung reda, mencoba untuk bersabar menunggu dari senja tiba hingga menghilang, ia berdiam diri sendirian di perpustakaan universitasnya, bahkan setelah 3 tugas yang ia selesaikan hujan belum kunjung reda.

Naira tidak terlalu khawatir ia terlambat pulang, karena tidak ada yang menunggunya di rumah, ia hidup sendirian dirumah kedua orangtuanya.

*drrt*

Naira memandangi ponselnya bingung, nomor tanpa namalah yang menghubungi dia sekarang, Naira ragu, ia jarang sekali menerima telepon dari orang asing.

tapi, mungkin ini penting.

"Halo?"

"Naira, kan?"

"i-iya ini siapa?"

"Hananta, panggil Hanan aja"

"hmm oke, ada perlu apa ya Hanan?"

"saya sepupunya Sauna"

"ooh sepupu una yang anak tekkim ya, ada apa Hanan?"

"itu, kenapa belum pulang? bukannya kelas kamu selesai jam 4 sore?"

Naira tertawa kecil
"ooh itu, masih Hujan diluar jadi aku belum bisa pulang, kamu di univ juga?"

"iya saya diperpus terus liat kamu, saya boleh gabung di meja kamu? soalnya meja yang lain penuh, kalau keberatan gapapa kok"

Naira mengederkan pandangannya memperhatikan kondisi perpustakaan, ternyata memang sangat ramai, Naira tidak sadar sudah seramai ini, dan kebanyakan mereka semua anak Teknik? sebenarnya Naira tidak begitu mengenal mereka, fakultas mereka jelas berbeda, dan kebetulan saja saat ini Naira berada didalam perpus utama universitas, bukan perpus unit, jadi semua jurusan bisa mampir.

"boleh, kamu kesini aja"

"thanks"

*call ended*



Naira kembali fokus kepada tugas tugasnya yang berserakan, ia harus merapihkan itu semua segera sebelum Hanan datang.

"perlu saya bantu?" ucap Hanan tiba tiba membuat Naira terkejut dan hampir saja terjatuh kebelakang, beruntung tangannya itu ditahan oleh Hanan.

"hati hati" ucap Hanan mengingatkan.

"eh maafin aku, tadi kaget kamu datengnya cepet banget" jelas Naira yang mengundang senyum manis dari Hanan.

"gapapa, emang sebenernya udah dari tadi didalem sini" balas Hanan.

"loh kenapa telfon dulu? kan bisa langsung nyamperin aku" tanya Naira.

"takut kamu ngerasa keganggu jadi saya telfon dulu buat mastiin" jawab Hanan.

Naira tersenyum kecil, "Sebenarnya engga kok, oh iya duduk aja aku beresin tugasku dulu ya, maaf banget berantakan gini"

Hanan menganggukkan kepalanya dan menyiapkan buku buku yang akan ia pelajari hari ini.

Naira sudah selesai membereskan barang barangnya, ia pandangi lagi langit luar dari dalam, hujan tak kunjung berhenti, jujur saja ia kesal, jam 5 sore tadi hujanya sempat reda, namun Naira keburu memesan indomie di kantin, alhasil ia harus menghabiskannya dulu, dan bisa ditebak..

Hujannya datang lagi.

Naira menghembuskan nafas kasar
"Huft" gumamnya.

Hanan memandangi Naira yang mulai menjatuhkan kepalanya pelan diatas meja, lalu mengejamkan mata, sepertinya ia lelah.

"Naira kamu mau pulang?" pertanyaan Hanan mengembalikan kesadaran Naira yang sudah setengah mengantuk.

"iya tapi masih hujan" jawab Naira lemah, ia sangat mengantuk sekarang.

"Tidur aja, nanti saya bangunin"

one shootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang