Taruhan

18 2 0
                                    

Lee Haechan x OC


Neira tersenyum kecil melihat Haikal yang sedang berjalan kearahnya, seragam putih abu-abu Haikal sedikit berantakan karena lelaki itu baru selesai bermain basket dilapangan,  dan tentu saja penampilannya itu mengundang banyak pasang mata terutama wanita wanita yang ada disekolah, Neira tidak cemburu, sudah biasa katanya.

“udah lama?” tanya Haikal sembari mendudukkan diri disebelah Neira.

“ga lama banget sih” jawab Neira, ia memperhatikan Haikal yang sepertinya kelelahan.

“mau langsung pul-”

“kamu istirahat dulu aja kal” sela Neira memotong ucapan Haikal.

“gapapa, kalau mau pulang aku anterin sekarang” balas Haikal.

mendengar itu Neira tertawa kecil, lalu ia berikan sebotol air mineral ke Haikal, “engga sayang, ini minum dulu” katanya begitu.

Haikal segera membuka tutup botol itu dan meminumnya, ia baru sadar setelah selesai basket bukannya mengambil minum di sekre malah langsung pergi menghampiri kekasihnya diujung lapangan.

suasana diantara mereka mendadak canggung, kebetulan sekolah sepi karena jam pulang sudah 3 jam berlalu, Hari ini Neira ada kerja kelompok, jadi Haikal menunggunya dengan bermain basket bersama teman temannya.

“kal” panggil Neira pelan

Haikal menengok, “kenapa?” tanyanya.

Neira tersenyum kecil
“sebentar lagi kita lulus” ucapnya.

Haikal belum merespon apapun, ia masih fokus memperhatikan Neira.

“kal ih”

Haikal tertawa kecil mendengar Neira yang memanggil atensinya, ia bawa tangan kanannya untuk mengelus kepala Neira pelan.
“iya sayang, terus kenapa?” tanyanya.

Neira menghentikan elusan Haikal, dan membawa tangan Haikal kedalam genggamannya, Neira perhatikan dengan detail jemari laki laki yang sudah menemani hari harinya kurang lebih selama 6 bulan.

“kenapa hm?” tanya Haikal memastikan.

“kapan kamu mau putusin aku?” tanya Neira

Haikal terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya ia tertawa merespon pertanyaan Neira.

“kamu udah tau?”

Neira melepaskan genggamannya dengan kasar. “orang kaya lo udah ketebak dari awal, kal....kalau mau taruhan bukan gue yang jadi targetnya, lo salah” ucap Neira lalu bangkit dari duduknya.

“pantes, buat dapetin kamu cepet banget” balas Haikal.

Neira menatap mata Haikal dengan tajam, “sekarang, mau gue yang mutusin lo atau lo yang mutusin gue?”

Haikal tertawa kecil, ia ikut berdiri berhadapan dengan Neira “mau diputusin yang gimana? biar aku coba” ucapnya meremehkan

ah trust issue lagi, Haikal selalu terjebak dalam hubungan toxic, hampir semua wanita yang menjalin hubungan dengannya selalu saja mencoba banyak cara untuk mempertahankan hubungan mereka, entah dengan menangis nangis didepan rumahnya seharian, membawa teman teman prianya untuk memberi pukulan peringatan, yang paling buruk dikeluarkan sekolah karena putus dengan putri pemilik yayasan, ya sebenarnya Haikal sudah biasa, orangtuanya pun hanya tertawa, untung Haikal berasal dari keluarga kaya, jadi itu semua bukanlah masalah besar.

Neira hanya tersenyum kecut mendengarnya,
“the biggest one heartbreak that you know” katanya begitu, ia pinta pada Haikal psebuah patah hati terbesar, walaupun ia yakin, putus dengan Haikal tidak menimbulkan kesedihan apapun.

“yakin? nanti kamu nangis” kata Haikal yang mengundang tawa Neira.

“Haikal biar gue kasih tau lo ya, gue gapernah suka sama lo bahkan sampai detik ini, lo jalan sama cewek justru gue bersyukur, bosen bareng lo terus”

“Marka, Jean, sama Renjana udah percaya kan lo bisa dapetin gue? mobil yang kemarin itu hadiah nya Marka kan?, terus apart lo yang baru itu dari Jean, nah Renjana pasti dia relain Shania buat lo, Shania udah mau juga sama lo, buktinya dia telepon lo terus kan? lo udah dapet semuanya kal, jadi please putusin gue”

Neira keluarkan semua unek unek yang bertengger lama didalam fikirannya, dia lelah terus berpura pura menjalin hubungan dengan Haikal, dia lelah mendengar harapan orang orang, perihal semoga dia dan Haikal kekal bersama sampai tua.

dia lelah menjalani hari bersama Haikal tiap waktu, bahkan kalau boleh jujur menjalin hubungan saja Neira tidak sudi, baginya komitmen itu palsu, sepanjang hidupnya lelaki selalu saja bertindak seperti bajingan, termasuk ayahnya yang setiap hari membawa wanita yang berbeda beda pulang kerumah, jangan tanya soal perasaan ibunya, wanita kesayangannya itu sudah lama pergi kesurga.

Ngomong-ngomong sampai saat ini Haikal masih belum buka suara, entah apa yang menahannya untuk berbicara.

“tapi kam-”

“jangan aku kamu lagi, lepas topengnya kal, gausah berlagak lo suka sama gue” ucap Neira kesal.

Haikal mengusap wajahnya kasar, ia sebenarnya juga bingung dengan perasaannya sendiri, sudah dari 2 bulan yang lalu ia mendapat hasil taruhan yang ia menangkan, tapi kenapa ia putuskan untuk bertahan? kenapa ia memilih untuk bersama Neira dari pada Shania yang kebetulan sudah jadi mantan Renjana.

Dilain sisi Haikal yakin ia tidak menyukai Neira, selama ini mereka menjalani hari hari bersama terasa hambar, padahal orang orang diluar sana mengaku iri dengan hubungan 'manis' mereka.

kalau boleh jujur, bagi Haikal Neira, istimewa.

wanita itu tidak pernah menuntut apapun darinya, Neira juga tidak pernah cemburu atau marah dengannya walaupun banyak rumor beredar perihal Haikal yang punya banyak simpanan, Neira juga peka dengan keadaan, wanita yang pengertian sekali persis seperti ibunya yang penyayang, dan IYA, ibunya itu suka sekali dengan Neira, karena Neira mau belajar banyak hal baru bersamanya, dari memasak hingga bercocok tanam.

Tapi tetap saja, semuanya terasa hambar, karena tidak ada rasa cinta diantara mereka berdua, Neira yang terlalu menutup hati, dan Haikal yang sudah buta rasa.

“kal, lo diem mulu yaudah gue aja yang mutusin l-”

“gimana, kalau aku emang beneran suka sama kamu?”

'shit' batin Haikal kelepasan.

one shootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang