❥1.

1.1K 115 57
                                    

Warn! Mature content, sex, rape, abusing, harsh word!!! 18+

***

"akh- kh" keluh Beomgyu kala ia dicampakkan dengan kasar ke dalam sebuah kurungan hewan. Sadar dirinya akan dikunci dari luar, sigap tangannya memegang jeruji sambil gemetar. "Aku mohon lepaskan aku"

Beomgyu yang biasanya hampir tak pernah menangis, kini dengan air mata memohon ampun pada pria bertopeng yang menguncinya dari luar. Kedua kakinya lemah, namun masih dia paksa untuk berlutut. Punggungnya membungkuk, menyesuaikan tinggi kurungan yang tak seberapa.

Ia terus menangis memohon ampun, tangannya bergerak keluar melalui sela jeruji seakan ingin meraih sesuatu. Lelaki itu berteriak menyumpah-serapahi pria yang mengurungnya. Tapi apa? Semua permohonan hingga hinaan tak di tanggapi pria misterius itu, ia hanya diam dan berjalan keluar ruangan, menutup pintu dan meninggalkan Beomgyu di dalam kegelapan.

Beomgyu berteriak pada angin, berharap ada sesosok pahlawan datang untuk menyelamatkan. Dadanya sesak, suaranya parau, tubuhnya lemas, dan pikirannya setia berharap.

Sampai ia terdiam, seakan sadar tak akan ada yang datang untuknya. Lagi pula dia mau mengandalkan siapa?

Ibu? Beliau bahkan tak pernah mengenal Beomgyu.

Ayah? Haha, dia penyebab Beomgyu bisa sampai ke tempat berdebu ini.

Teman? Mereka tidak berguna.

Cahaya remang-remang dari lentera kecil menemani Beomgyu, yang sudah terdiam penuh kehampaan. Dia duduk sambil memeluk kedua kakinya, meringkuk untuk menghangatkan diri. Di hari pertama musim dingin, dia justru terjebak dalam kegelapan tanpa pakaian hangat. Hanya kaos putih tipis dan celana pendek selutut berwarna hitam yang menyelimutinya.

Menyedihkan dia harus terkurung di dalam kandang hewan yang kotor, bahkan bau sisa hewan liar masih menyengat hidungnya. Kakinya yang telanjang tanpa alas, menyentuh lantai kandang yang dingin, membuat Beomgyu sedikit menggigil.

Dia sesenggukan, masih berharap pada sesuatu yang bahkan tidak ia tahu entah apa. Pikiran Beomgyu mulai melayang, bertanya pada kenyataan, bagaimana dia bisa sampai seperti ini?

Matanya terasa berat, kian di paksa untuk terbuka kian berat bobot kelopak matanya. Sampai tak lama ia tertidur.

***

Brakk

Beomgyu merasakan guncangan keras, suara bantingan tadi ternyata dari kandang yang ia tempati. Dirinya telah di pindahkan ke tempat lain, dia tidak sadar ketika dibawa kemari.

Nyeri seakan menyetrum dahi Beomgyu, karena terantuk ketika orang-orang itu meletakkan kandangnya dengan kasar. Benar-benar di perlakukan seperti hewan.

Beomgyu mencoba mencerna keadaan, lantai keramik mahal yang bersih menjadi atensi lelaki itu, membuat dirinya bertanya-tanya dia dipindahkan kemana?Tidak ada lagi barang-barang usang di sekitarnya, hanya ada beberapa orang bertopeng yang sibuk berlalu lalang.

Beomgyu mencoba untuk bergerak, namun sesuatu seakan menahannya, ternyata tangan dan kakinya diborgol. Mulutnya juga ditutupi oleh kain putih yang diikat kencang, kapan mereka memasang semua ini? Dia meronta, memohon untuk dilepaskan pada orang-orang itu, mencoba berteriak meminta ampun meski mulutnya terkunci rapat. Ia berharap seseorang akan iba dan mau melepaskannya, namun yang ia dapati hanya keheningan, seakan tak ada yang yang melihatnya.

Lelaki bersurai merah itu menyerah dan kembali diam, tergeletak dengan posisi meringkuk, tidak bisa berbuat apa-apa karena tangannya di borgol ke belakang. Ia hanya bisa pasrah dengan tatapan kosong.

Bought Boy 〖️Taegyu〗️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang