11

480 12 0
                                    

Jazlynn's pov

"Aku ingin bertanya,"

"Silahkan, Jazlynn"

"Dimana kau tinggal sebelumnya?"

"Maksudmu?"

"Sebelum di tubuh Harry"

Ia kemudian menatap mataku, aku merasakan pusing yang sangat-sangat hebat. Aku kemudian memegang kepalaku yang sangat-sangat sakit aku menekan kepalaku.

"Brengsek!" Pekikku kemudian mendorongnya, ia terpental jauh. Saat ia jatuh, Nancy berlari kearahku.

Harry berjalan kearahku kemudian mencekikku, Nancy mendorongnya. Aku segera bangkit, aku merasakan mataku berubah warna dan panas.

"Kekuatanmu muncul," ucap Nancy, aku segera mengarahkan tangan kananku ke arah Harry. Tangan kiriku mengepal kuat.

Ketika Harry bangkit aku segera mengeluarkan kekuatanku. Tidak, aku tidak bisa.

Aku segera menghentikannya.

"Aku tidak bisa," ucapku kemudian terjatuh berlutut. "Aku tidak mau dan tidak mampu membunuh seseorang. Aku tahu jika aku menyakitimu sama saja aku menyakiti tubuh Harry" ucapku.

"Kau membunuhku!" Pekik 'Harry', "tidak, aku tidak bisa membunuhmu" ucapku.

"Kau membunuhku dengan kebaikanmu, Jazlynn" ucapnya kemudian jatuh, aku berlari kearahnya kemudian mengecek keadaannya. "Harry," ucapku.

"Kembalilah," ucapku.

"Kau harus menjemputnya, Jazlynn" ucap Nancy. "Menjemputnya kemana?" Tanyaku. "Ke alam lain, aku akan membawamu kesana" ucapnya kemudian menatapku.

**

Ini dimana? Nancy dimana?

"Nancy?! Harry?!" Pekikku, "aku disini" ucap seseorang, aku menengok kearahnya, Harry. Aku segera memeluknya, namun ia mencekik leherku.

"Harry!!" Pekikku, aku mulai berteriak. Namun tiba-tiba Harry menghilang, "kendalikan pikiranmu, semua disini hanya ilusi. Kau akan mengetahuinya jika bukan ilusi, jadi kau harus mengendalikan pikiranmu" ucap Barbara.

"Dimana Nancy?"

"Nancy hanya bisa membawamu kesini tapi ia tidak bisa kesini" ucap Barbara, aku mengangguk.

Barbara mengajakku ke sebuah rumah, sangat megah. Tunggu, aku mengenal rumah ini.. Rumahku bersama Harry dulu.

"Ini rumah--"

"Ya, Harry ada disini" ucapnya, kami segera masuk kedalam. Aku menemukan Louis, Liam, Niall dan Zayn. "Mereka ilusi" ucap Barbara. Aku mengangguk.

Aku segera naik keatas, aku menemukan Harry. Ketika aku melihat kebelakang, Barbara sudah tidak ada. Dimana dia?

Oke, aku mengerti. Ini hanya ilusi. Aku disini sendirian dan harus menjemput Harry yang asli.

"Harry?"

"Jazlynn?" Ucapnya kemudian memelukku, "tunggu, kau bukan Harry. Harry tidak mempunyai mata biru laut"
Ucapku kemudian melepaskan pelukannya.

Beberapa waktu setelah itu, ia menghilang. Aku melihat sesuatu yang sangat bercahaya disini, Harry.

Dan aku sangat percaya itu Harry. Ini benar-benar Harry!

"Ayo cepat kembali," ucapku. "Aku mencintaimu" ucapnya. Aku dan Harry segera berlari ke suatu arah.

"Tidak, tidak ada arah yang bisa membawa kita keluar. Kita harus mempunyai teman seorang kaum yang kuat agar bisa keluar" ucap Harry.

"Aku adalah kaum ini, Harry. Aku setengah dari mereka" ucapku kemudian memeluknya. Kami sampai disebuah tempat, semuanya berwarna putih.

Aku melihat Harry yang terkapar dilantai, ia memegang dadanya. "Aku tidak bisa keluar" ucap Harry, "jika aku keluar kau bisa mati." Ucap Harry.

"Tidak, kau pasti bisa keluar. Aku akan baik-baik saja" ucapku. Aku segera mengeluarkan semua kekuatanku agar ia bisa kembali.

**

Aku bangun disuatu ruangan. "Thanks god, kau sudah bangun" ucap Harry yang duduk disebelah kasurku, ia memegang tanganku.

"Ini dimana?" Tanyaku, "rumah sakit" ucap Harry. Aku langsung mencabut infusku, banyak darah yang keluar.

Harry langsung mengambil tissue mengelap darahku, "kau bercanda!" Ucapnya kemudian memencet tombol untuk memanggil suster.

Suster datang kemudian memasang infusku lagi, "ini dunia nyata, Jazlynn. Kau berhasil. Baru sekali aku melihat seorang kaum lain berhasil menolongku, biasanya mereka akan meninggal namun kau tidak." Ucap Harry.

"Kau sering seperti ini?" Tanyaku.

"Penyakitku lah yang menyebabkannya, hanya kaum mu lah yang bisa menyembuhkanku. Namun mereka bisa menyembuhkanku setelah kejadian tadi, tapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil"

"Aku manusia, Harry. Aku hanya setengah dari mereka" ucapku, ia tertawa.

"Bagaimana cara menyembuhkanmu?" Tanyaku, "aku tidak tahu. Setauku jika menjadi kaummu aku akan melihat orang itu memiliki tanda segitiga di tangannya. Namun kau tidak mempunyainya, maka itu aku tidak bercerita padamu" ucap Harry.

Aku mendapat bisikkan, "relakanlah dirimu untuk orang yang kau sayangi" , "kau harus menyelamatkannya" , "ia harus meminum darahmu agar ia sembuh"

Harry pasti tidak mau, aku memikirkan banyak cara. Aku menggigit bibir bawahku sampai berdarah.

"Apa-apaan, Jazlynn?!" Pekik Harry, "jangan lap darah ini, cium aku" ucapku. Ia mengangguk kemudian ia melumat bibirku.

Beberapa saat kemudian, aku tidak sadarkan diri.

**

Hellaaaw
Makin greget gak ceritanyaaaa?
Votes and comments ya!

xx
h

Harry?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang