Lagi pengen update aja sie
🌼🌼🌼
'Tuk
'Tuk
Bunyi kerikil yang menabrak jendela kamar sama sekali tidak membuat Jojo bergeming dari tempat tidurnya. ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun saat ini. Hanya duduk memeluk lutut sambil melamun.
Sudah dua hari sejak pertengkarannya dengan Lio. Anak bungsu itu masih murung dan merasa sangat menyedihkan. Perkataan Lio menusuk dan menorehkan luka yang cukup dalam di hatinya.
Yah, rasa sakit terbesar berasal dari orang yang kita pikir tidak akan pernah menyakiti kita.
Jojo mungkin selalu terlihat sebagai gadis yang kuat, tahan banting, mental baja, lantang, keras, like nothing in this freaking world can break her down. Namun siapa yang tahu, sesungguhnya ia adalah gadis rapuh dan lemah yang menyimpan semua lukanya seorang diri. Silahkan menyebut gadis ini sok kuat, karena memang begitu kenyataannya.
Ia lebih baik diserang secara fisik daripada diserang dengan kata-kata. Ya karena fisiknya kuat, hatinya yang lemah. Sangat lemah.
"Jojo, bangun! Beresin ini kamar. Udah sore jangan tidur!"
Mama tiba-tiba membuka pintu kamar anak gadisnya dan mengomel begitu saja. Jojo menghela napasnya panjang, mencoba membuang sedihnya dan mencoba untuk kembali seperti biasanya.
'Tuk
Suara ketukan jendelanya kembali terdengar. Ia melangkahkan kakinya menuju jendela untuk meladeni panggilan Haidan.
"Apa?"
"Gue telepon hape lo kok mati dari kemaren?"
Gadis itu berdecak. "Hape gue rusak."
"Kok bisa?"
"Namanya juga barang duniawi. Fana. Yang abadi cuma cintaku padamu. JIAKH SLEBEW!"
Cowok itu tersenyum geli melihat keanehan Jojo. "Alhamdulillah hape doang yang rusak, akhlak lo nggak ikutan. Ya cuma akhlak lo perlu ganti oli aja."
Sudah beberapa hari ini Haidan tidak melihat sahabatnya, karena kesibukan masing-masing, ditambah ponsel Jojo yang tidak bisa dihubungi. Makanya ia memanggil Jojo dengan cara primitif.
"Lo pengen nongki gak?" tanya cowok itu.
Sejujurnya Jojo juga ingin keluar sebentar untuk ngopi dan mengobrol dengan Haidan, ia ingin bercerita. Namun mengingat dirinya yang disebut beban, rasanya malu jika ia memilih nongki untuk saat ini.
"Gak dulu lah, Mble. Tugas gue banyak." tolak Jojo.
"Tugas mulu hidup lo. Santai bentar lah, nugas mulu tipes lo lama-lama!"
"Hahahahaha, gue kayak gini aja masih dikatain beban, Mble. Et dah."
"Siapa yang ngatain lo beban??"
"Anaknya Bu Sonia."
"Bilang aja Abang lu, nyet! Siapa? Bang Bima?"
Jojo menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
PainApple
Non-Fiction[SUDAH TERBIT] link pemesanan di bio Fisik spek Transformer, mental ager-ager. Ini tentang Jojo, gadis biasa yang beranjak dewasa, di mana dunia menjatuhinya dengan masalah yang bertubi-tubi. Entah cinta, keluarga, pertemanan, maupun finansial. Keh...