Sixteen

237 66 22
                                    

🌼🌼🌼


Hari ini adalah hari pengumuman hasil tes masuk universitas. Jantung Nara berdegup kencang menatap sebuah website dari layar komputernya. Belum siap melihat hasil tesnya. Lebih tepatnya, ia tidak siap jika tertolak.

Berbulan-bulan dirinya ambis dan belajar mati-matian, tidak mau mengecewakan Jojo, Johan, dan Haidan yang dengan suka rela mengajarinya berbagai mata pelajaran. Harus lolos, karena ia sungguh ingin masuk ke universitas tersebut.

Ia masih ragu untuk mengeklik satu ikon tersebut. Tiba-tiba ponselnya bergetar singkat, ada sebuah pesan masuk. Gadis itu mengechecknya terlebih dahulu.

____

Kak Johan
| Nara, gimana pengumumannya?

____

Nara tersenyum simpul. Ia jadi ingat sebelum dirinya menjalani ujian, Johan berjanji memberinya sesuatu jika ia lolos ke universitas.

Setelah mengambil napas panjang, ia memberanikan dirinya untuk mengeklik tombol tersebut. Beberapa detik kemudian, Nara berdiri kaget, mematung selama beberapa detik, lalu berteriak kencang hingga Ibunya yang duduk tak jauh darinya menengok kaget. Sebuah kalimat ucapan selamat yang muncul dari website tersebut membuatnya seperti itu.

"MAMAA! AKU LOLOS MAA!!!" serunya antusias sambil memeluk Ibunya yang juga cengo tidak percaya.

Nara langsung berlari keluar rumah, dengan daster batik dan rambut cepolan ia menuju rumah Jojo. Mengetuk pintu sambil memanggil nama Jojo tidak sabaran.

"Ada kebakaran di mana, Ra?" sahut Jojo yang baru saja membuka pintu dengan panik.

Senyum lebar Nara seketika hilang. "Kok kebakaran?"

"Lo ngetuk pintu kayak lagi dikejar reog. Ada apa?"

Gadis itu kembali tersenyum lebar dan menjabat tangan Jojo. "Halo, Kak Joanne. Saya Ni Putu Ayu Nara Shinta, adik tingkat kakak."

Jojo yang masih butuh waktu beberapa detik untuk memproses kalimat tersebut menatapnya dengan alis berkerut.

"LO DITERIMA DI UNIV GUE???"

Nara mengangguk mantab.

"JURUSAN MANAJEMEN JUGAA???"

Gadis itu mengangguk lagi. Wajah Jojo seketika merekah dan menggoyang-goyangkan pundak Nara saking senangnya, lalu mereka berputar-putar seperti teletubies.

"GAK SIA-SIA GUE NGAJARIN LO, RAA!! Emang lo rada keong sih di mapel bahasa Inggris. TAPI LO BISA, RAA!!!"

"IYA, TEH, IYAAA AKU BISAA!!"

"HARUS SYUKURAN INI KALO KATA GUE! AYO KASIH TAHU HAIDAN DULU!"

"BERANGKAT!"

Haidan pun sama excited-nya saat diberitahu. Jadi acara putar-putar berpelukannya kini bertiga. Haidan and Jojo are proud teachers.

Saking senangnya, ia lupa membalas pesan Johan tadi, dan malah langsung berlari mengabari Jojo dan Haidan. Gadis itu pamit pada kedua temannya yang lebih tua itu, lalu segera mengambil ponselnya untuk membalas pesan Johan.

Sedangkan Haidan dan Jojo saling tatap bingung sepeninggalan Nara.

"Oh iya, nih, titipan lo yang buat Syusyan." Jojo menyerahkan sebuah paper bag pada Haidan.

"Sasha, anying!" cowok itu mengambilnya. "Isinya apaan?"

"Dokumen negara. Brownies anjrod, sesuai pesenan. Gue pancal juga muka lu!"

PainAppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang