Bagian 9 : Spesialis Senjata

433 83 14
                                    

Bukan Iblis, Dia Malaikat!

Shingeki no Kyoujin © Isayama Hajime

Rivaille Ackerman x Eren Jaeger
#Riren#

Rate : M

Warning : Shounen-ai, BL, Yaoi, bahasa amburadul, typo bertebaran, mengandung unsur dewasa dan kekerasan, homophobic jangan baca!!!







'Spesialis Senjata'







Bunyi ketukan pena dengan meja kayu terdengar teratur, bunyi gesekan kertas sesekali terdengar dengan tempo yang tidak teratur. Detik jam terdengar begitu jelas, dengungan AC mengalun dengan lembut. Ruangan yang terlampau terang itu cukup hening, helaan nafas lirih pun bahkan bisa terdengar sangat jelas.

Eren terdiam dengan tatapan lurus ke arah kertas yang penuh akan coretan-coretan rumus, jari-jari lentiknya masih sibuk mengetuk pena. Dahinya berkerut-kerut tanda ia tengah berfikir keras, asap imaginer mengepul dari kepala coklatnya.

Tersentak, ia dikejutkan dengan reaksi tiba-tiba dari satu-satunya manusia yang berada dalam satu ruangan dengannya. Manik hijaunya menatap bingung kearah wanita bersurai coklat yang berdiri dari tempat duduknya sambil menatapnya dengan manik coklatnya yang berbinar senang, seketika ia merinding melihat seringai mengerikan itu.

“H-Hanji-san, ada apa?”

“T-Titan Imutku, aku tidak tahu kalau kau ternyata sangat ahli dalam hal seperti ini.”

“O-Oh, benarkah?”

Hanji mengangguk antusias, “Aku sudah melihat senjata-senjata yang kau pilihkan untuk Pasukan Pengintai, ku pikir mereka akan cocok dengan senjata pilihanmu.”

Eren terlihat antusias, “Wahhh~ Benarkah?”

“Tapi, aku ingin kau mengganti tipe belati untuk squad Mike. Tipe yang ini terlalu pendek. Juga senapan untuk sniper, yang ini terlalu kecil daya ledaknya.”

“Ah, kurasa aku ada rekomendasi yang lain. Tunggu sebentar.”

Eren meraih tablet milik Hanji, mulai fokus dengan data-data berisi kumpulan senjata dan perlengkapannya. Tidak dipungkiri kalau ia sangatlah takjub dengan pilihan jenis-jenis senjata dan peralatan dari toko langganan Pasukan Pengintai sangatlah lengkap.

Hanji kembali duduk di kursinya, ia menatap Eren dengan tatapan yang sulit diartikan. Entahlah, ia tidak tahu harus merasa ngeri atau takjub. Bagaimana bisa pemuda yang terlihat polos dan bodoh itu bisa memilihkan senjata dan peralatan mana yang tepat untuk seorang anggota Mafia.

Bahkan Bocah Jaeger itu bisa memperhitungkan dengan baik bahan-bahan peluru dan racikan bahan peledak lengkap dengan fungsi, jarak, dan keakuratannya. Padahal dirinya hanya menjelaskan tentang karakteristik dan cara bertarung masing-masing Squad Pasukan Pengintai.

“Mungkin aku bisa merekomendasikan Eren sebagai spesialis senjata Pasukan Pengintai kepada si Botak.”, gumamnya lirih.

Eren mendongak, “Anda bilang sesuatu, Hanji-san?”

Bukan Iblis, Dia Malaikat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang