Taktik Penyelamatan

384 35 3
                                    

Semua sudah menyusun rencana untuk menuju istana Kartajaya. Untuk menyelamatkan Rara Santang dan juga jayakara.

"Baik, pasukan sudah siap. Sebaik kita jalan untuk menuju kerajaan Kartajaya." ucap Gagak ngampar.

"Iya, Raka benar. Karena perjalanan kita cukup jauh," kata walang sungsang.

"Kamu benar Raden, Anggasena sebaiknya kau memimpin pasukan di paling depan," ucap Anggasari Bedaya mempersilahkan.

"Terimakasih nyimas," katanya tersenyum.

Mereka berjalan menuju, kerajaan Kartajaya dengan cukup jauh. Memakan waktu untuk sehari semalam untuk menuju kesana.

"Sebaiknya kita beristirahat disini, sudah malem," ucap syekh Nurjati.

"Benar, apa yang dikatakan syekh Nurjati, perjalanan kita menuju kerajaan Kartajaya masih cukup panjang." kata Anggasena.

"Baiklah, sebaiknya semua istirahat disini." ucap Kian Santang.

Sementara semua sudah istirahat, mereka tertidur pulas. Namun ada ular yang hampir saya mengisap darah salah satu pasukannya. Berhasil di usir oleh Raden Kian Santang.

Pagi hari, semua sudah siap. Melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Kartajaya, yang sudah semakin dekat.

"Raden, sebaiknya kita melihat gerak-gerik dari sini," ucap Anggasari Bedaya.

"Ya, kau bener nyimas. Kita jangan terlalu gegabah dalam menghadapi ini," ujar Kian Santang.

"Sebaiknya kita lebih baik masuk sekarang, biar Rayi kian Santang dan juga Anggasari Bedaya untuk menyelamatkan Rara Santang." ucap Gagak ngampar.

"Baik lah, mari Raden," kata Anggasari Bedaya.

"Mari nyimas,"

Anggasari Bedaya dan juga Raden Kian Santang melewati belakang istana, namun keberadaan mereka di ketahui oleh prajurit kerajaan Kartajaya.

"Siapa kau?" ucap salah satu prajurit.

Tanpa aba-aba mereka langsung menyerang kita berdua, namun kita berhasil menangkis semua serangan dan melanjutkan perjalanan.

Di depan. walang sungsang dan yang lain, sedang menyerang semua pasukan disana, membuat mereka sedikit kewalahan untuk menghadapi nya.

"Raden, apa kau baik-baik saja?" tanya Anggasena pada gagak ngampar.

"Aku baik-baik saja Raden," ucap nya sambil berdiri.

"Sebaiknya, kita harus menyerang bersama-sama," kata syekh Nurjati.

"Iya bener, apa yang di katakan syekh guru," ucap walang sungsang.

"Baiklah."

Kian Santang dan juga Anggasari Bedaya sudah di penjara, mereka mencari keberadaannya Rara Santang dan juga prabu jayakara.

"Sebaiknya Raden, masuk kedalam. Biar aku yang mengawasinya dari sini," ucap Anggasari Bedaya.

"Baiklah nyimas, berhati-hati," ucapnya langsung pergi.

Kian Santang berjalan dengan hati-hati, agar keberadaan mereka tidak di ketahui oleh prajurit istana. Selang beberapa lama, kian menemukan nyimas Rara Santang, tak butuh lama Kian Santang berhasil membuka pintu penjara dengan cepat.

"Rayi, mengapa kau berada disini?" tanya bingung.

"Yunda, mari lah ikut bersama ku," ucap Kian Santang sambil menarik tangan Rara Santang.

Setelah berhasil mengeluarkan nyimas Rara Santang dari penjara. Namun salah satu penopati istana menghadang mereka.

"Kau, tidak akan bisa kabur lagi sekarang," ucapan dengan tawa yang licik.

"Yunda, sebaiknya yunda pergi dari sini. Biar ini jadi urusan ku," ucap Kian Santang menatap nyimas Rara Santang

"Berhati-hati lah Rayi," ucap Rara Santang menjauh dari sana.

Kian Santang masih menatap nanar kepergian yunda nya, membuat nya tak fokus dengan pertarungannya. Dia terlempar jauh dari hadapannya.

"Hanya segitu kemampuan mu, bocah kecil." ucapnya dengan nada tinggi.

Di sisi lain, Anggasari sedang menyelamatkan prabu Jayakara. Dari penjahat di istananya sendiri.

"Prabu, apa kau baik-baik saja?" begitu kata Anggasari selesai membuka pintu penjara.

"Aku baik-baik saja," ucapnya dengan gagah.

"Sebaiknya prabu, pergi dari sini. Karena tempat ini berbahaya untuk keselamatan prabu," ucap Anggasari.

"Baik lah nyimas,"

***
Terimakasih sudah membaca!
Jangan lupa vote and coment..

Hargai dulu orang lain jika ingin di hargai!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan Raden Kian SantangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang