Chapter 3

12 3 0
                                    

Malam hari pun tiba. Bintang-bintang berkedip menambah indah panorama di malam hari. Berdiri di teras atas rumah membuat angin membelai rambut indah Aretha.

"Yaampun, malam ini sangat terasa sejuk," ucap Aretha dengan memejamkan kedua matanya.

Aretha akhirnya masuk ke dalam kamarnya, dan bersiap untuk tidur. Namun masih ada hal yang mengganjal di kepalanya.

Beberapa hari ini, Aretha selalu memimpikan tentang pertengkaran antara Mama dan Papa nya sewaktu dulu. Itu membuat dia sangat trauma, bahkan itu lah hal yang membuatnya membenci Papa nya sendiri.

"Ya tuhan.. mengapa aku belakangan ini selalu bermimpi tentang masa lalu yang teramat buruk itu? itu sangat mengganggu pikiranku," Aretha menjatuhkan diri ke kasur dan menatap ke atap rumahnya.

Beberapa menit kemudian, sepasang mata yang indah itu terpejam lelap.

Tepat pukul 00.00, Aretha kembali bermimpi tentang masa lalunya yang suram. Perselingkuhan yang dilakukan oleh Papanya, menjadi sebab dari kandasnya pernikahan antara Mama dan Papa Aretha.

"Pergi kamu dari sini, bawa jauh-jauh selingkuhan kamu yang kecentilan itu, dasar baj*ngan!" ucap Mama Aretha dalam mimpinya.

"Oke, saya bakalan pergi, saya juga udah gak betah tinggal serumah dengan wanita yang tidak bisa diatur seperti kamu," Papa Aretha mabuk dan pergi dari rumah mereka.

"Papaaaa..." tangis Aretha menganak sungai.

Aretha menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan mata yang masih terpejam, "Tidak.. Papa, jangan tinggalin Aretha Pa."

Seketika Aretha pun terbangun dari tidurnya. Ia pun duduk dan mengatakan, "Kenapa si Pa.. kenapa Papa harus ninggalin aku sama Mama? kenapa Papa malah lebih memilih bersama wanita jahat itu?" tangisnya tak kunjung reda.

Kriiiinggg!

Ponsel Aretha berdering, dan ternyata itu adalah panggilan dari Alshava, sahabatnya.

Alshava bertanya pada Aretha, "Lah, tumben lu belum tidur jam segini tha? ada yang ga beres nih kayanya ya?"

"Ngga ko, tadi gue dah tidur, tapi tiba-tiba mimpi buruk tadi," Aretha menghela napas panjang.

"Mimpi apaan lo? eh btw ko suara lu kaya orang yang abis nangis sih? lo punya masalah Tha? ada apa sinii cerita sama gue."

"Gue mimpiin orang tua gue yang lagi berantem gara-gara masalah dulu itu, dan gue sering banget mimpiin tentang mereka beberapa hari ini," Aretha menjelaskan secara rinci pada Alshava mengenai apa saja yang sudah ia mimpikan.

Selang beberapa waktu, tiba-tiba Mama dari Aretha datang ke kamarnya dan menanyakan keadaan Aretha yang sampai tengah malam belum juga tertidur. Aretha pun langsung mematikan panggilan telepon nya bersama Alshava.

"Sayang, kamu besok kan harus masuk kerja, masa jam segini belum tidur?" Mamanya mengusap kepala Aretha.

"Iya ma, ini juga aku mau tidur ko, good night ma, muuachh," ucap Aretha dengan mencium kening Mama nya.

"Night too sayang."

*****

Keesokan harinya, Aretha bangun pagi dengan semangat yang berkobar-kobar untuk menjalani harinya. Ketika ia menapakkan telapak kakinya ke lantai, tiba-tiba ia merasakan sakit di kepalanya dan semua yang dia lihat mulai berbayang. Akhirnya dia pun terjatuh dan tak sadarkan diri.

Mama Aretha datang ke kamarnya dengan niat untuk membawakan roti tawar dan segelas susu untuk anaknya, tetapi ia terkejut melihat anaknya yang terbaring tak berdaya di lantai. Dengan panik, akhirnya ia menelpon Drax dan juga Alshava untuk memberitahukan kabar Aretha.

Akhirnya mereka pun membawa Aretha ke rumah sakit terdekat. Setelah di periksa oleh dokter, ternyata Aretha mengalami anemia.
Dokter menyarankan agar Aretha beristirahat yang cukup di rumah dan mengkonsumsi resep obat yang sudah diberikannya.

Aretha pun mulai sadar dari pingsannya, "A-a-aku dimana ini?," ucapnya dengan terbata-bata.

"Kamu di rumah sakit, tadi kamu pingsan saat di bawa kesini," jawab sang perawat.

Aretha pun masih terbaring lemah.

Beberapa saat kemudian, Mama Aretha dan kedua sahabatnya itu memutuskan untuk membawa Aretha pulang ke rumah, melihat kondisi Aretha yang sudah mulai membaik.

Sesampainya di rumah, Mama Aretha meminta izin kepada Drax, karena Aretha tidak bisa masuk kerja hari ini. Drax pun memahami keadaan Aretha sekarang, Drax juga menyarankan agar Aretha beristirahat total di rumah, agar ia cepat sembuh.

Tut tut.. tut tut

Ponsel Drax berbunyi menandakan adanya pesan yang masuk. Isi pesan itu tiba-tiba membuat Drax panik dan tergesa-gesa untuk pulang.

"Eeee... Tante, Drax izin pulang duluan ya Tante, soalnya ada keperluan nih," ujar Drax dengan muka yang memerah karena panik.

"Lo mau kemana sih, temen lagi sakit bukannya bantu jagain nih," Alshava berbicara dengan nada yang kesal.

"Udah biarin, mungkin dia ada suatu hal yang urgent," saut Aretha pelan.

"Nanti gue juga kesini lagi ko, jengukin lo, cepet sembuh ya Tuan Putri," Drax mencubit pipi Anetha.

"Assalamu'alaikum," sambung Drax.

"Wa'alaikumsalam."

*****

Di sepanjang jalan, handphone Drax tak henti berbunyi, ternyata orang yang menelepon dan memberikan pesan terus-menerus itu adalah Mamanya Drax. Ia memberitahu bahwa ada seorang wanita yang mengaku sebagai kekasihnya Drax ingin mencoba untuk lompat dari atas gedung yang ada di sebelah Restorannya. Wanita itu mengaku bahwa dia tidak terima bahwa hubungannya dengan Drax sudah berakhir. Mendengar kabar tersebut, motornya Drax makin melaju secepat kilat.

Sesampainya disana, Drax langsung bertanya tentang keberadaan Catty, mantan kekasihnya itu. Lalu, Drax melihat sekumpulan orang-orang yang sedang menatap ke arah atas gedung, Drax pun berlari ke arah mereka. Ia melihat Catty sedang berdiri di atas gedung itu sambil menangis. Salah langkah sedikit saja bisa merenggut nyawa Catty.

"Heii, turun! lo ngapain sih nekat kaya gini, hah?" ucap Drax dengan kesal.

"Ngga, gue gak bakal turun sebelum lo bilang, kalo kita gajadi putus," saut Catty dari atas gedung.

"Gausah gila deh lu, nyawa lu dalam bahaya ituu. Turun cepet!" tegas Drax.

Akhirnya Drax pun naik ke atas gedung itu menggunakan lift, namun sayangnya lift nya sedang dalam perbaikan, "Ah sialan."
Drax terpaksa mengambil jalan pintas dengan menggunakan tangga darurat.

Wanita penuh tipu daya itu ternyata hanya berpura-pura menangis agar menarik simpatik Drax.
"Hahaha.., akhirnya datang juga nih pangeran tersayangku," ucapnya dengan senyuman yang licik.

"Apa sih mau lo, hah? ngapain pake drama mau bunuh diri segala?" Drax menggerutu.

"Tenang dulu dong sayang, gue cuma mau hubungan kita tetap berlanjut, dan lo tetep milik gue."

"Gakan bisa, rasa sayang gue sama lo udah luntur, gue ngerasa jijik sama cewe yang penuh dengan manipulasi kaya lo!" Wajah Drax memerah karena menahan amarahnya.

Dengan rasa kesal karena telah ditolak mentah-mentah oleh Drax, Catty akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

Drax pun mencoba menenangkan Mama nya yang sempat shock tadi.
Dan akhirnya keadaan kembali normal.


𝐀𝐑𝐄𝐓𝐇𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang