4

16.7K 1.6K 63
                                    

"Empuk banget woy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Empuk banget woy. Ternyata gini rasanya tidur dikasur orang kaya" Sejak tadi Jessie guling-guling dikasur barunya.

Saat sampai di mansion tadi, Jessie langsung disuruh istirahat dikamarnya. Dan akan dikenalkan ke keluarga Vernandes nanti malam. Karena sekarang semuanya ada aktivitas masing-masing.

"Kakak norak" Bryan tiba-tiba berada di depan kasur Jessie.

Brukh

"Anjing" Siapa lagi kalo bukan Jessie. Dia kejengkang saat Bryan muncul bak jelangkung. "Untung lo imut kalo kaga udah gue bejek-bejek HIH!" Ucap Jessie sambil mengelus bokongnya.

Bryan hanya diam.

"Gabut banget gue" Curhatnya. "Btw alur novelnya udah mulai belum ya?"

"Sudah dari 4 hari yang lalu"

"Berarti alurnya baru mulai dong" Gumam Jessie.

"Kaka ada misi!" Bryan berseru heboh.

"Misi apaan tuh cepet kasih tau!" Saking semangatnya Jessie loncat loncat dikasurnya. Untuk ga sampe jebol.

Misi : Menolong seseorang yang dikeroyok segerombolan geng motor.

Hadiah : 100 point

"Oke. Tapi cara gue keluar dari sini gimane?" Tanyanya bingung.

"Tinggal izin ke mami Alice. Gampang kan"

"Iya juga ya. Yaudah lah cuss. Lo jadi sistem dulu ye"Jessie langsung berlari keluar kamar untuk meminta izin ke Alice.

Saat sampai dibawah dia melihat Alice yang sedang membaca majalah di ruang keluarga. Langsung saja Jessie meminta izin untuk keluar rumah.

"Mamiii. Jessie mau keluar bentar boleh ga mi" Izin Jessie.

"Loh kamu ga istirahat cantik. Mau kemana emang" Tanya Alice.

"Mau cari angin mih, sekalian beli cemilan ke supermarket" Jawab Jessie.

"Yaudah boleh. Nihh juga buat jajan" Ucap Alice sambil menyodorkan black cardnya.

'Gilaaa jajannya orang kaya pake black card woy. Dulu gue jajan seribu perak pun gapapa' Batin Jessie mengiri.

"G-ga usah mi" Ujar Jessie tak enak hati. 'GUE MAU WOYY. PLEASE PAKSA GUE BUAT NERIMA BLACK CARDNYA. GUE BUTUH DUIT HELP!'

Ya, begitulah lain dimulut lain pula dihati.

"Udah gapapa. Nih cepet ambil" Alice mengode Jessie untuk mengambil kartu yang ada ditangannya.

"Makasih ya mi, aku duluan" Ujar Jessie sambil mengambil kartu itu lalu mencium tangan Alice.

"Hati-hati sayang"

⚡⚡⚡⚡⚡

Jessie sudah berada di tempat korban pengeroyokan dengan dibantu arahan dari Bryan.

Di ujung jalan, Jessie melihat seorang pemuda dengan seragam sekolah nya yang sudah lemah dengan luka disekujur tubuhnya karena dikeroyok segerombolan orang dengan seragam SMA yang berbeda.

Pemuda itu tetap berusaha melawan tapi sia-sia. Dia sudah lelah, tapi orang-orang itu tetap memukulnya.

Dengan cepat Jessie berlari kearah pemuda itu dan berteriak. "WOY! BERANINYA KEROYOKAN MALU SAMA TYTYD KECIL LO TUH" Teriakan membahana dan ambigu yang berasal dari Jessie membuat mereka berhenti memukul pemuda itu.

Semua mata tertuju pada gadis mungil yang sedang menggaruk tengkuknya sambil cengengesan tidak jelas. Terpesona!

"WOY"

Saat tersadar, mereka dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah selatan masing-masing dan menyentuhnya.

Kecil darimana nye

Gede gini dibilang kecil

Mau liat ga lo

Ahhh anjing jangan di remes babi

Tegang cuk

"NAJISUN. LO SEMUA MESUM BANGET JADI COWOK" Teriakan cempreng itu terdengar lagi membuat mereka menutup telinga rapat-rapat.

Jessie mendekat ke pemuda yang terbaring lemas memangku kepalanya dan menepuk-nepuk pipinya.

"Heyyy. Lo belum koid kan aduhhh. Lo denger gue kan, kalo denger buka mata lo dikit" Panik Jessie.

Jessie tau dia sedang diperhatikan mereka tapi memilih tidak peduli. Bahkan ada yang mimisan saat melihat bidadari turun dari genteng. Canda genteng.

Pemuda itu membuka matanya perlahan. Jessie yang melihat itu menghembuskan nafas lega.

Jessie bangkit dan berdiri dengan bersidekap dada dan mengangkat dagunya.

"Ngapain lo semua mukulin dia" Tunjuknya pada korban pengeroyokan itu.

"K-kita ga terima karena geng mereka ngehancurin markas" Jawab salah satu pemuda yang diduga tersangka.

"Cuma gara-gara masalah sepele? Banci lo semua" Jessie tersenyum remeh saat rahang para pemuda itu mengeras

"Kalau emang geng mereka ngancurin markas lo pada serang balik markas nya lah jangan keroyokan begini. Kesannya kayak banci tau ga. Atau jangan-jangan emang banci ya... Ups" Jessie menutup mulutnya shock, lebih tepatnya pura-pura terkejut.

"LO-"

"Widih santai brodie, gue tau lo semua bukan banci tapi paling gak sebelum bertindak pikir-pikir dulu lah ya. Jangan langsung begini. Ntar malah jadi boomerang buat geng lo- uhukk uhukk air woy" Jelas Jessie panjang lebar kali tinggi dengan ending keselek angin.

Dengan cepat mereka mencari air mineral dan memberikan pada Jessie. Ada juga yang menepuk-nepuk punggungnya.

"Ck. Ini gara-gara lo ya gue jadi ceramah gini. Gue mau pulang dulu byee" Marah Jessie.

"Lo! Cariin taksi cepet!"

'Buset bossy banget nih cewek' Batin mereka bersamaan.

Saat taksinya sudah datang Jessie langsung masuk kedalam, tak lupa dia menyuruh mereka memapah pemuda tadi untuk masuk kedalam taksi.

"BUBAR LO PADA. GUE DULUAN YA BYE" Teriak Jessie lantang

Setelah taksi jalan, Jessie menyandarkan kepalanya ke sandara kursi dan menghela napas kasar. Dia bingung mau membawa pemuda ini kemana.

"Hufttt gue bawa kerumah mami aja kali ye, ntar gue jelasin sedetail mungkin" Gumam Jessie.

⚡⚡⚡⚡⚡

Saat sampai di mansion Vernandes. Jessie langsung mendobrak pintu dan berteriak heboh.

Brak

"HELP"

🔥




Fyi nama sistemnya gue ganti jadi Bryan.

JESSIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang