13

11.3K 1.2K 5
                                    

Alvino dkk beserta Dino dkk sedang menunggu dokter yang sedang memeriksa Jessie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvino dkk beserta Dino dkk sedang menunggu dokter yang sedang memeriksa Jessie.

Mengapa ada teman-temannya Dino? Karena saat mereka mendengar Jessie yang dibawa ke rumah sakit, mereka langsung menyusul.

Ceklek

Suara pintu ruang UGD yang terbuka membuat mereka langsung menyerbu sang dokter yang baru saja keluar dengan banyak pertanyaan.

"Gimana keadaan Jessie?" Dino.

"Adek gue kenapa bisa pingsan?" Alvino.

"Ga ada yang parah kan?" Patrick.

Mereka bertanya dengan khawatir. Dokter dengan nametag dr. Edwin Fernansyah yang mendapat banyak pertanyaan hanya bisa menghela napas pelan.

"Kondisi nona Jessie baik-baik saja" Jawab dokter Edwin membuat mereka menghela napas lega.

"Tapi... Apa nona punya trauma sebelumnya?"

Mereka semua terdiam. Tidak ada yang tau Jessie punya trauma. Apa mungkin gadis itu menutupi dengan topeng cerianya?

"Trauma?" Beo Albert.

"Trauma bisa terjadi akibat suatu peristiwa yang buruk. Sehingga membuat orang yang mengalaminya merasa tidak aman.

Saat mengalami trauma, mungkin juga akan tersiksa dengan emosi, ingatan, dan kecemasan yang mengingatkan kepada peristiwa tersebut, hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Bahkan, mungkin juga menjadi tidak bisa percaya lagi kepada orang lain." Jelas dokter Edwin panjang lebar.

"Kalau boleh saya tahu, apa yang terjadi sebelumnya?"

"Ehm. Saya tidak sengaja membentak Jessie" Aldo menjelaskan dengan kepala yang tertunduk dan tangan terkepal erat. Jujur saja dia kelepasan hingga membentak Jessie. Aldo juga orang yang memiliki tempramen buruk.

"Baiklah, nona Jessie mau dipindahkan ke ru-"

"VVIP" Belum selesai dokter Edwin berbicara, Darwin lebih dulu memotong ucapannya.

Semua yang ada disana kecuali dokter Edwin menatap Darwin aneh.

Dokter Edwin mengangguk. "Kalau begitu saya permisi" Pamitnya.

⚡⚡⚡⚡⚡

Malam
Jessie menatap jengah pada para lelaki yang berkumpul di sofa ruang rawatnya.

"Pulang" Celetuk Jessie.

"Besok aja yah, lo masih sakit" Jawab Billy.

"Gue baik-baik aja Bill, gue mau pulang" Kekeh Jessie.

"Besok atau gak sama sekali" Alvino berujar tegas.

"Lagian gue gak sakit dan pingsan biasa, kenapa harus dirawat segala sih?" Kesalnya.

"Lo punya trauma kan? Kita ga ada yang tau dan lo bersikap seolah-olah tak terjadi apapun" Perkataan Langit membuat Jessie menegang. Kenapa mereka bisa tahu. Pikir Jessie.

"Jangan anggap itu hal sepele Jessie" Tambah Patrick serius.

Aldo maju mendekat kearah Jessie. "Maaf, maaf karena udah ngebentak lo dan maaf gue bikin lo inget sama masa lalu lo yang bikin lo kayak gini" Lirihnya.

"Gue udah maafin lo, kita kan bestie" Jessie merangkul Aldo membuatnya tertawa pelan.

"Sebagai permintaan maaf, gimana kalau gue beliin cokelat" Tawar Aldo yang diangguki semangat oleh Jessie.

"Gue beliin dulu" Aldo keluar dari ruang rawat Jessie.

Setelah Aldo keluar, Jessie memainkan handphonenya. Scroll ig, game dan lain-lain.

Beberapa menit kemudian Jessie menghela napas bosan. "Huh.. Bosen banget gue. Bryan mana ya? Kenapa tuh bocah jarang muncul"

Sebuah remote tiba-tiba berada di depan muka Jessie. Jessie menoleh melihat siapa yang memberinya remote.

"Nih.. Biar ga bosen nonton TV"

"Thanks, Dino yang terbaik" Jessie mengacungkan dua jempolnya kearah Dino membuat beberapa orang panas melihatnya.

Jessie menyalakan TV dan mencari-cari siaran yang bagus, sampai terhenti di sebuah berita.

Breaking news

Ditemukan jenazah seorang wanita dengan keadaan mengenaskan yang diduga korban pembunuhan di gang buntu dekat Jl. Majapahit. Dibahu korban juga terdapat huruf KQ. Kasus ini masih diselidiki polisi.

Jessie menyeringai melihat berita itu. Sudah pasti tidak akan ada yang mengetahui bahwa dirinya lah penyebab itu kecuali Dino. Jessie selalu bermain bersih.

Aldo yang baru saja masuk dengan menenteng plastik berisikan cemilan mematung saat mendengar berita dan melihat seringai mengerikan Jessie. Dia jadi teringat perkataan Jessie sebelum pergi tadi.

Sama halnya dengan Aldo, Dino juga terdiam.

Tiba-tiba hawa di ruangan itu berubah dalam sekejap. Seringai Jessie pun tetap sama, sepertinya dia sedang membayangkan menyiksa mangsanya.

Alvino yang melihat itu bertanya-tanya didalam benaknya. Ada apa dengan adiknya?

Darwin, Patrick, dan Billy juga bingung, apalagi melihat 2 orang laki-laki itu membeku.

"Kok gue merinding ya?" Celetuk Alkana.

"Sama njir, tiba-tiba serem gini" Kata Langit sambil mengusap tengkuknya.

"Bukan lo kan Jessie?" Pertanyaan Aldo membuat seringai Jessie semakin lebar. Hal itu membuat Aldo yakin bahwa Jessie pelakunya.

Sedangkan yang lain menatap bingung.

🔥

Suka?

JESSIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang