23

8.4K 881 16
                                    

Saat ini Jessie berada di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Jessie berada di kantin. Tadi ketika dia terbangun sudah berada di UKS. Jessie bingung apakah ada yang memindahkannya? Tapi lebih memilih untuk bodoamat karena jika dia memikirkannya, itu akan menambah beban pikiran.

Sedang asik-asiknya makan, Jessie dikejutkan dengan suara gebrakan di mejanya.

Brak

"Anjwing"

Sang pelaku hanya tertawa dan dengan santainya duduk didepan Jessie yang mendumel hingga mulutnya komat-kamit menyumpah serapahi Aldo, tersangka pelaku.

"Bangke lo nyet, untung gue kaga keselek mie"

"Biasa aja kali, betewe kenapa ga masuk kelas? Perasaan selama lo masuk sekolah ini bolos mulu dah. Ikut pembelajaran pun bisa dihitung jari" Cerocos Aldo.

Jessie menelan makanannya. "Gue tidur di UKS" Jawabnya. "Oh, iya mana tuh temen-temen lo? Tumben sendiri" Lanjut Jessie.

"Tadi pagi gue liat Patrick, tapi tuh anak ga masuk kelas. Vino katanya ada urusan OSIS"

Jessie manggut-manggut mendengarnya. "Yang lain?"

"Ck, kalo mereka ngurusin tuh si letoy yang katanya dibully lagi sama queen bullying dan antek-anteknya, kan mereka udah masuk sekolah" Dengan malas Aldo menjelaskan tentang teman-teman begonya itu.

"Queen bullying itu adiknya duo A kan?"

"Iya, eh kok lo bisa tau" Aldo menatap Jessie memicing curiga.

Jessie gelagapan. "Emm... Itu... Gue tau dari siswi-siswi yang gosip tadi pas jalan ke kantin"

Aldo mengangguk percaya membuat Jessie diam-diam menghela napas lega.

"Gue denger-denger 3 hari lagi ada pertandingan basket sama sekolah lain, itu bener ya?"

"Hmm, kenapa emang?"

"Tim basket sekolah kita ganteng-ganteng ga? Pengen gue gebet" Ujar Jessie.

"Ganteng dong, ganteng banget malah" Jawab Aldo sombong sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"Dih? Kenapa lo yang kepedean orang gue nanya anggota tim basketnya bukan elo" Jessie mendelik, namun setelah itu senyumnya merekah membayangkan damage cogan saat bermain basket.

Aldo yang melihat Jessie yang senyum-senyum sendiri seperti orang gila pun meraup wajah Jessie dengan tangan besarnya.

"Babi lo" Umpatnya.

"Lagian ngapain lo senyum-senyum gitu, serem anjir" Aldo bergidik ngeri.

"Ganggu orang ngehalu aje lo" Kesal Jessie.

"Lo ngehaluin gue pasti" Goda Aldo menaik turunkan alisnya.

"Sotoy"

"Yaelah gue tau kok kalau elo ngehaluin gue, soalnya kan gue juga anggota tim basket" Ucapan Aldo membuat senyuman Jessie yang semula terbit perlahan luntur.

Jessie menatap tak percaya kearah Aldo. "Lo? Lo ikut basket juga?"

"Iyalah"

"Bareng temen-temen lo juga?"

"Hmm"

Jessie menatap kosong mangkok mie ayam yang sudah habis didepannya.

"Apa apaan nih? Bukannya mereka anak futsal ya? Kenapa jadi basket? Benar-benar melenceng dari alur"

"Woy nyet" Teriak Aldo.

Jessie tersentak kaget. "Apaan"

"Buruan masuk, udah bel tuh"

"Oh, ayo" Jessie menarik tangan Aldo.

"Perasaan gue yang ngajak deh, kenapa gue yang diseret" Gumamnya.

⚡⚡⚡⚡⚡

3 hari kemudian

Hari ini adalah hari dimana pertandingan basket dilaksanakan.

Selama 3 hari ini ada banyak perubahan mulai dari antagonis wanita yang tidak lagi mengejar-ngejar protagonis pria, protagonis wanita yang sudah mulai dijauhi semua orang dan termasuk abang angkatnya, serta perbedaan antara alur novel dengan kehidupan didalam novel yang sangat berbeda membuat Jessie bingung setengah mati.

Back to story

Sekarang Jessie berada di parkiran Andromeda High School, tempat pertandingan basket itu.

Pertandingan basket ini antara Andromeda High School dengan Starling High School yang setiap tahun dilaksanakan.

Balik lagi ke Jessie yang sedang duduk santai di jok motornya, dirinya sedang menunggu abang tercinta yang belum juga sampai disini dengan diiringi pekikan pekikan kaum kurang belaian tentunya.

Karena bosan menunggu juga telinga panas, akhirnya Jessie memutuskan untuk berjalan-jalan keliling sekolah ini.

Dan bukan Jessie namanya jika hanya berjalan-jalan. Pasti setiap ada cogan selalu digoda dengan gombalan maut khasnya.

Seperti saat ini...

"Kiw ganteng"

Sekumpulan pemuda yang sepertinya usianya masih dibawah Jessie menoleh.

"Ada apa ya kak?" Tanya salah satu dari mereka dengan ramah.

"Mau nanya dong"

"Silahkan kak"

"Cuka apa yang paling manis?"

Mereka berpikir sebelum salah satunya bertanya. "Rasa cuka bukannya asam ya kak?"

"Ada kok yang manis"

"Nyerah deh kak, kita gak tau" Jawab pemuda yang satunya lagi diangguki yang lain.

"Cuka yang paling manis itu...." Jessie sengaja menggantung ucapannya membuat mereka penasaran.

"Cuka sama kamu" Ucap Jessie dengan senyum manisnya.

Seketika wajah mereka memerah, bahkan ada yang mimisan dan juga pingsan.

"K-kakak bisa aja"

"Nama lo siapa?" Jessie menunjuk pemuda yang menunduk malu-malu.

"Regan"

"Minta nomor lo dong" Jessie memberikan handphonenya pada Regan.

"Nih kak" Ujar Regan setelah menyimpan kontaknya di HP Jessie.

"Thanks ya gue duluan, bye ganteng. See you"

Jessie kembali berjalan santai di koridor. Saat ingin berbelok, ada seseorang yang menabraknya dengan keras.

Bruk

Jessie memejamkan matanya rapat-rapat, pasrah jika dirinya terjatuh dengan keras di lantai yang dingin.

5 detik dia memejamkan matanya tapi tidak terasa jika jatuh kebawah, malah yang dirasakannya tangan seseorang yang merengkuh pinggangnya erat agar tidak terjatuh.

Jessie membuka matanya perlahan tapi pasti. Dan betapa terkejutnya ketika melihat wajah seseorang yang sangat dikenalinya dan jaraknya hanya 3 cm dari wajahnya.

"R-raven?"



🔥

Ga ada yang spesial di part ini.

JESSIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang