12

11.8K 1.3K 54
                                    

Anggota inti WolfWide berdiri di depan gerbang markas Avigator

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggota inti WolfWide berdiri di depan gerbang markas Avigator.

"WOY BALIKIN ADEK GUA BANGSAT" Teriak Alvino sambil menendang pagar besi yang sangat tinggi itu.

"SAMUDRA SIALAN KELUAR LO BAJINGAN" Teriak Aldo marah. Cowok itu sudah menganggap Jessie sebagai temannya walaupun Jessie itu nyebelin. Maka dari itu saat mendengar Jessie diculik dia esmosi.

Beberapa anggota keluar menemui mereka yang berteriak rusuh.

"Ngapain lo pada kesini? Berani lo?" Tanya salah satu dari mereka.

"Suruh ketua lo keluar bangsat" Nah kan Patrick si rivalnya Jessie ikutan esmosi.

"Ada apa ini" Suara dingin seseorang membuat mereka mengalihkan pandangan.

Bugh

Alvino berlari kencang dan memukul Dino dengan keras. Ya, Dino baru saja datang sudah dihadiahi pukulan telak oleh Alvino.

"Ngapain lo culik adek gue HAH! Teriak Alvino.

"Gue ga nyulik adek lo" Jawab Dino mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya dengan ibu jari.

Bugh

"Bacot! Dimana Jessie" Kali ini Patrick yang memukul Dino.

"Didalam" Jawabnya santai.

Bugh

"Brengsek" Aldo memukul Dino. Patrick dan Alvino yang melihat itu ikut memukul Dino habis-habisan.

Dino yang tidak terima dipukuli juga membalas pukulan mereka tak kalah brutalnya.

Darwin, Arkan, Alkan dan Lion yang sedari tadi diam pun mencoba memisahkan mereka dibantu anggota Avigator.

Tapi tidak ada yang bisa memisahkan mereka yang sudah babak belur itu sebelum teriakan cempreng menghentikan mereka.

"PATRICK, ALDO, ABANG AL JANGAN PUKULIN DINO" Siapa lagi kalau bukan Jessie.

"Heh jelek lo gak papa? Lo ga di apa-apain dia kan?" Tanya Patrick beruntun memutar-mutarkan badan Jessie.

"Lo gakpapa kan nyet? Ada yang luka ga?Lo diapain sama dia? Bilang ke gue cepet nyet!" Aldo bertanya heboh sambil mengguncang bahu Jessie membuat sang empu meringis pusing.

"Gue gak papa" Jessie menepis tangan Aldo yang bertengger di bahunya.

Tanpa sengaja matanya bertemu dengan tatapan tajam milik abangnya, sepertinya Alvino tau bahwa dirinya dibohongi oleh gadis itu.

Jessie menunduk sambil memilin ujung bajunya, ralat baju milik Dino. Tadi dia sempat mandi membersihkan tubuhnya yang bau darah dan meminjam baju milik Dino.

"Maaf" Cicitnya pelan seperti bisikan.

Mereka yang sadar bahwa mereka dikerjain Jessie menatap gadis itu tajam.

"Maaf Dino, Aldo, Patrick, Abang Al" Ucapnya lagi masih dengan kepala yang tertunduk tak berani menatap mereka yang sedang menatapnya tajam.

"Kenapa?" Tanya Alvino dingin.

"Jessie gabut abang" Jawabnya menatap Alvino takut-takut.

Mereka yang mendengar jawaban itu menggeram marah sekaligus tercengang.

"Wow... Impresif" Gumam Alkana.

"KALAU GABUT GA GINI JUGA JESSIE" Bentak Aldo, dia paling tidak suka jika bercanda tapi membahayakan seperti ini.

Jessie memejamkan matanya saat Aldo membentak di depannya. Jessie paling tidak suka dibentak!

Jessie sebenarnya tidak takut, tapi mereka orang terdekatnya di dunia yang sekarang. Dia tidak berani melawan ataupun membantah karena itu memang salahnya.

Badannya bergetar hebat, kakinya lemas sehingga Jessie jatuh terduduk. Sial! Trauma di dunianya dulu ikut ke tubuh yang sekarang.

Bayang-bayang masa lalunya yang begitu menyakitkan terlintas dibenaknya. Suara-suara bentakan berdengung ditelinganya.

"J-jangan. Jangan sekarang please" Lirihnya bergetar. Jessie menutup telinganya dan menggeleng kuat.

"Jessie?" Panggil Patrick pelan.

"JANGAN SIALAN. IT'S HURT" Teriak Jessie ketakutan. Tidak ada teriakan cempreng, melainkan teriakan pilu dan ketakutan yang kentara.

"Jessie? Sttt tenang okay?" Dino memeluk Jessie erat mengusap punggung bergetar gadis itu.

Jessie memberontak didalam pelukan Dino. "ENGGA! JANGAN! SAKIT"

"Jessie tenang ya ini Dino" Dino terus membisikkan kalimat penenang tapi Jessie tetap memberontak ketakukan hingga tenaganya habis.

"Abang Fernan... Mereka jahat" Racaunya pelan sebelum akhirnya pingsan.

Mereka yang mendengar racauan itu terdiam. Siapa Fernan? Mengapa Jessie memanggilnya abang? Pikir mereka.

Patrick yang tersadar lebih dulu mengambil alih Jessie dari pelukan Dino. Menggendong ala bridal style membawanya masuk kedalam mobil yang entah milik siapa.

Untungnya didalam mobil itu ada kuncinya. Patrick mengemudikan mobil itu keluar dari markas Avigator. Dia berhenti didepan teman-temannya yang masih terdiam.

Tin tinn

Patrick mengklakson membuat mereka tersadar lalu menyingkir.

Pemuda itu melajukan mobil yang dikendarainya dengan kecepatan tinggi.

Mereka pun menyusul Patrick yang membawa Jessie ke rumah sakit.

⚡⚡⚡⚡⚡

Patrick berlari kedalam rumah sakit sambil menggendong Jessie.

"DOK, TOLONGIN NIH CEPET! JANGAN SAMPE GUE HANCURIN NIH RUMAH SAKIT!" Teriak Patrick membuat para perawat serta dokter berlari membawa brankar ke arah Patrick.

Patrick membaringkan Jessie di brankar lalu mendorongnya ke UGD.

Saat ingin masuk, Patrick ditahan dan tidak diperbolehkan masuk tapi pemuda itu tetap ngotot ingin masuk.

"Lo mau rumah sakit ini gue bakar HAH?!"

"Maaf mas, ini sudah peraturan rumah sakit"

"Tapi-" Ucapan Patrick terhenti saat lengannya ditarik Arkan. Ternyata mereka sudah datang

"Lo tunggu disini aja, lo mau Jessie cepet-cepet diperiksa kan" Ujar Arkan yang diangguki Patrick.

Akhirnya Patrick pasrah menunggu diluar.

🔥





Jujurly, awalnya gue kurang yakin sama cerita yang gue bikin sendiri ini. Tapi setelah mendapat respon baik dan dukungan dari readers, gue jadi semangat buat up.

Thank you for the support all!

JESSIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang